Putus?

“Ardian?”

Saat itu Ardian sedang berada di café seperti biasa, mengerjakan sesuatu dengan amat serius.

Hingga kekasihnya datang menyapa, dengan sangat sumringah lelaki itu membalas sapaan gadisnya. “Hai, coba lihat ini. Aku sedang menyusun konsep baru untuk café, aku juga sedang menyiapkan beberapa menu tambahan agar café ini nantinya semakin berkembang”

Ardian memberikan laptopnya untuk dilihat oleh kekasihnya.

Riana melihat bagaimana Ardian membuat desain-desain untuk konsep baru cafenya.

“Untuk menu barunya, aku ingin ada beberapa korean food disini tapi tetap dengan cita rasa kita yang khas, mengingat bagaimana minat orang-orang dengan kehidupan korea sekarang ini”

“Bagaimana jika kita fokus saja dengan ide-ide masakan baru yang tidak begitu ditemui di masyarakat, dalam artian kita benar-benar membuatnya secara new bukan atas dasar bagaimana minat orang-orang dengan yang sudah biasa mereka temui. Justru tantangannya adalah bagaimana caranya menu kita menjadi minat baru bagi masyarakat”

Kedua pebisnis jika disatukan mungkin akan seperti ini jadinya.

Riana tetap memberikan saran terbaiknya untuk Ardian meskipun bisa dilihat bawa gadis itu tengah memikirkan sesuatu, senyumnya terkesan dipaksa.

“Benar juga, menurutmu apa ya yang bisa diolah menjadi makanan baru?”

“Jika kau bertanya padaku, maka kau salah besar karena bisnis kita berada di jalur yang berbeda Ar. Ada baiknya bicarakan ini dengan juru masakmu, dia pasti bisa membantu dalam hal rasa dan juga ide-idenya di bidang ini”

Sekali lagi, lelaki itu setuju dengan ucapan gadisnya. Tidak salah bukan dia memilih Riana menjadi kekasihnya?

Ardian melihat Riana penuh kagum.

Tapi, lelaki itu baru menyadari ekspresi wajah kekasihnya yang suram.

“Sayang, are you okay?” Tanya Ardian.

“No, apa aku boleh bertanya?”

“Boleh” Ardian sudah menegakkan tubuhnya, mengerti bahwa Riana ingin berbicara serius.

Kebetulan hari itu Ardian memilih ruangan sendiri dimana di ruangan tersebut tidak ada pelanggan sama sekali.

“Siapa Myla Rose?”

Deg

Ardian terdiam sebentar, seperti terkejut dengan pertanyaan kekasihnya. Dia kira Riana akan mempertanyakan perihal pernikahan lagi tapi, sepertinya dugaannya melenceng jauh.

“Teman SMP-ku, memangnya kenapa?” Tanya Ardian. Masih terlihat santai saja saat itu.

“Benar-benar teman atau kau memang pernah memiliki hubungan melebihi teman dengannya?”

“Tidak ada, aku sempat dekat dengannya untuk beberapa waktu tapi, dia lebih memilih bersama dengan orang lain daripada aku” Jelas Ardian singkat.

“Kau yakin sampai hari ini tidak memiliki perasaan apapun untuknya?” Tanya Riana.

Entah kenapa, Ardian merasa bahwa Riana ini sedang berusaha memancingnya pelan-pelan. “Coba katakan saja inti dari permasalahannya sayang. Jangan berbelit begini okey”

“Myla Rose mengatakan bahwa kau memiliki janji kembali untuknya setelah kau menjadi apa yang dia inginkan, janjimu adalah untuk menikahinya bukan? Lalu, hari ini kau telah menjadi apa yang dia inginkan dan dia juga menginginkanmu saat ini” Ucap Riana.

What?

Ardian dibuat terkejut dengan pernyataan Riana yang seolah tidak masuk akal.

“Hei, itu ucapan siswa SMP Riana. Memangnya kapan dia mengatakannya padamu?”

...***...

Drrrt

Drrrt

Drrrt

Suara dari telfon kantor milik Riana berbunyi.

“Selamat siang Bu Riana” Ucap salah satu staff saat panggilan tersebut dijawab oleh Riana.

“Iya, apa ada masalah?” Tanya Riana.

“Ada seseorang yang ingin bertemu dengan anda, namanya Myla Rose, dia mengatakan bahwa dia adalah teman SMP dari pak Ardian. Apa anda mengenalnya?”

Tidak, itu jawaban yang keluar di dalam benak Riana. Tapi, gadis itu penasaran dengan sosok ini. Apa Ardian punya masalah hingga dia repot-repot datang menemuinnya di jam kerja begini.

“Antar dia ke ruanganku sekarang” Ucap Riana.

“Baik bu”

“Terimakasih” Ucap Riana lalu menutup panggilannya dengan staff.

Hanya selang beberapa menit kemudian, terdengar pintu ruangannya diketuk.

Tok

Tok

Tok

“Masuk” Ucap Riana.

Ceklek

“Silahkan” Ucap staff tersebut pada seseorang beranama Myla Rose itu.

Setelah masuk dan pintu ruangan di tutup, gadis itu berjalan angkuh di depan Riana, menyedekapkan kedua tangannya di dada dan melihat ruangan Riana dengan seksama.

“Ada yang bisa aku bantu?” Ucap Riana membuka pembicaraannya dengan gadis itu.

“Apa kau tidak menyuruhku duduk dulu? Atau menawarkan aku segelas minum?”

Memang sangat sombong, bahkan gadis itu tiba-tiba duduk dengan angkuhnya di depan meja Riana.

“Aku kira kau tidak ingin banyak basa-basi, bukankah pada akhirnya kau juga duduk sendiri tanpa aku suruh?” Jawab Riana tegas.

Terlihat Myla menyunggingkan senyum setannya.

“Sepertinya yang lebih membutuhkan minum itu kau,…”

Belum sempat gadis itu melanjutkan kalimatnya, Riana lebih dulu memotongnya, “Katakan saja, apa Ardian memiliki masalah denganmu?”

“Tidak sopan tapi, ya. Dia belum membayar janjinya padaku” Jawabnya.

Riana diam, tidak ingin banyak berkomentar, menunggu bagaimana gadis di depannya ini menjelaskan masalah yang mungkin menurutnya tidak penting.

“Aku adalah cinta pertama Ardian, dia memiliki janji untuk kembali padaku saat dia sudah menjadi apa yang aku inginkan”

“Lalu?” Tanya Riana santai.

Meskipun sebenarnya hatinya dibakar oleh api cemburu.

“Kau pikir selama ini dia berjuang untuk apa jika bukan untuk memenuhi janjinya padaku?”

“Kau teman SMP-nya bukan?”

“Ya, dan aku adalah cinta pertamanya”

“Maka, aku adalah cinta terakhirnya” Jawab Riana sarkas.

Hal itu sukses membuat Myla geram.

“Kau kira Ardian selama ini berjuang dengan siapa hm? Jika dia berjuang untukmu, mungkin dia tidak akan ingin melamarku sekarang. Jadi, temui saja Ardian langsung jika kau memang ingin menggoyahkan hatinya untuk calon istrinya ini”

Myla merengut dan langsung keluar dari ruangan Riana saat itu juga tanpa mengucapkan apapun.

...***...

“Apa kau tidak ingin benar-benar membuktikan ucapanku padanya Ardian?” Tanya Riana pada kekasihnya.

“Lagipula kenapa harus berbohong hm?” Ardian dengan sabar mengelus rambut kekasihnya pelan, memberikan rasa nyaman disana.

“Lalu aku harus bagaimana? Ar, dia datang padaku untuk memintamu menjadi miliknya. Apa aku harus diam saja?”

“Lupakan saja, dia tidak mungkin serius dengan ucapannya. Bukankah dulunya dia yang meninggalkanku? Sekarang, aku sudah bersamamu, aku milikmu”

“Kita selesai. Aku butuh pembuktian Ar, bukan hanya omong kosong”

“Hey, kenapa mengatakan hal seperti itu hm? Bersabarlah, aku hanya belum siap Riana. Kau tau aku masih ingin merintis karir ini dengan maksimal” Ucap Ardian.

“Yasudah, fokus saja dengan karirmu ini, aku akan kembali padamu tapi hanya jika kau berani menunjukkan keseriusanmu, jika untuk menjalin hubungan yang masih seperti ini, aku tidak bisa”

“Jangan salahkan aku jika aku lebih memiliki lelaki lain untuk menikahiku, kau berjalan terlalu lambat untukku Ar” Lanjutnya.

Riana pergi begitu saja, membawa tas dan juga rasa sakit hatinya.

9 tahun, tidak berguna.

“Riana” Ardian memanggil gadis itu.

Tidak ada penolehan?

“Hey”

Ardian mulai bangkit, mengejar Riana sedikit cepat.

Ah tapi, Riana berlari tidak kalah cepat.

“Aku tidak mau putus Riana”

Ardian terus mengejar Riana, bahkan hingga gadis itu sampai di mobilnya. Riana tanpa ingin peduli, terus berjalan meskipun Ardian terus mengejar mobilnya. tapi, nihil. Ardian tidak berhasil.

Terpopuler

Comments

Anita Jenius

Anita Jenius

3 like mendarat buatmu thor. semangat ya

2024-04-17

0

lihat semua
Episodes
1 Perdebatan Kecil
2 Bertemu
3 Putus?
4 Tawaran
5 Tidak Ada Restu?
6 Menikah
7 Mertua
8 Suasana Panas
9 Debat
10 Makan Hati
11 Kembali Bekerja
12 Lagi-lagi Ibu Mertua
13 Mulai Kasar
14 Diajak Reuni
15 Reuni yang Buruk
16 New Problem
17 Egois
18 Mencari Cara Lain
19 Nathan yang kebangetan
20 Tidak Tau Diri
21 Sabar
22 Perihal Rumah Terjual
23 Rencana Kontrak Rumah
24 Kontrakan Baru
25 Uang Riana Uang Nathan Juga Bukan?
26 Dekorasi Mahal
27 Hari Natal
28 Saudara dan Bisnis adalah Hal yang Berbeda
29 Membayar Hutang
30 Ditinggal Beberapa Hari
31 Rencana Bisnis dan Pulang
32 Tenang
33 Parfum
34 Perawatan
35 Telfon Siapa?
36 Pusing dan Mual
37 Tidak Mau Punya Anak
38 Pesan
39 Pergilah
40 Memohon
41 Pasca Ketahuan
42 Panen
43 Jatuh
44 Bertemu Ardian
45 Pulang
46 Kelakuan
47 Kegiatan Toko
48 Pamit Kondangan
49 Riana & Keluarga Nathan
50 Emosi
51 Pergi
52 Mencari Riana
53 Ardian dan Riana
54 Belanja dengan Mama Rifa
55 Drama Sup Ayam Suwir
56 Perhatian Ardian
57 Di rumah Nathan
58 Bersama Ardian
59 Sedikit Deep Talk
60 Periksa Kandungan
61 Bertemu Rifa
62 Cerai Saja
63 Janji Ardian
64 Arianti di Kontrakan
65 Nyidam
66 kembali ke Toko
67 Mau Menemani Ardian
68 Kembalinya Riana di Cafe
69 Pernikahan Nathan dan Arianti?
70 Di Ruang Kerja Ardian
71 Drama Bangun Tidur
72 Undangan Makan Malam
73 Kehangatan Keluarga Ardian
74 Ardian Seorang Muslim?
75 Suasana Rumah Nathan
76 Dilabrak Pelakor
77 Lupis Kuah Santan
78 Nazar?
79 Belanja Keperluan Bayi
80 Bikin Jalan Adeknya Keluar
81 Packing
82 Ke Rumah Nathan
83 Selamatkan Ibunya atau Anaknya?
84 Tidak Mengaku
85 Merasa Bersalah
86 Operasi Sukses
87 Siuman
88 Tuntutan
89 Dokter Saja Yang Memberitahu
90 Pelukan Pertama dan Terakhir untuk Reinan
91 Nasehat
92 Arianti Diringkus Polisi
93 Penangkapan Arianti
94 Deep Talk
95 Rusuh
96 Sidang Pidana Pertama
97 Di Restoran
98 Makan Malam
99 New Life
100 Arianti di Dalam Jeruji Besi
101 Kondisi Arianti
102 Aku Tidak Akan Mencabut Tuntutan
103 Ajari Aku Tentang Agamamu
104 Muallaf
105 Apa Aku masih punya tempat?
106 Bimbang
107 Langkah Baru
108 End
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Perdebatan Kecil
2
Bertemu
3
Putus?
4
Tawaran
5
Tidak Ada Restu?
6
Menikah
7
Mertua
8
Suasana Panas
9
Debat
10
Makan Hati
11
Kembali Bekerja
12
Lagi-lagi Ibu Mertua
13
Mulai Kasar
14
Diajak Reuni
15
Reuni yang Buruk
16
New Problem
17
Egois
18
Mencari Cara Lain
19
Nathan yang kebangetan
20
Tidak Tau Diri
21
Sabar
22
Perihal Rumah Terjual
23
Rencana Kontrak Rumah
24
Kontrakan Baru
25
Uang Riana Uang Nathan Juga Bukan?
26
Dekorasi Mahal
27
Hari Natal
28
Saudara dan Bisnis adalah Hal yang Berbeda
29
Membayar Hutang
30
Ditinggal Beberapa Hari
31
Rencana Bisnis dan Pulang
32
Tenang
33
Parfum
34
Perawatan
35
Telfon Siapa?
36
Pusing dan Mual
37
Tidak Mau Punya Anak
38
Pesan
39
Pergilah
40
Memohon
41
Pasca Ketahuan
42
Panen
43
Jatuh
44
Bertemu Ardian
45
Pulang
46
Kelakuan
47
Kegiatan Toko
48
Pamit Kondangan
49
Riana & Keluarga Nathan
50
Emosi
51
Pergi
52
Mencari Riana
53
Ardian dan Riana
54
Belanja dengan Mama Rifa
55
Drama Sup Ayam Suwir
56
Perhatian Ardian
57
Di rumah Nathan
58
Bersama Ardian
59
Sedikit Deep Talk
60
Periksa Kandungan
61
Bertemu Rifa
62
Cerai Saja
63
Janji Ardian
64
Arianti di Kontrakan
65
Nyidam
66
kembali ke Toko
67
Mau Menemani Ardian
68
Kembalinya Riana di Cafe
69
Pernikahan Nathan dan Arianti?
70
Di Ruang Kerja Ardian
71
Drama Bangun Tidur
72
Undangan Makan Malam
73
Kehangatan Keluarga Ardian
74
Ardian Seorang Muslim?
75
Suasana Rumah Nathan
76
Dilabrak Pelakor
77
Lupis Kuah Santan
78
Nazar?
79
Belanja Keperluan Bayi
80
Bikin Jalan Adeknya Keluar
81
Packing
82
Ke Rumah Nathan
83
Selamatkan Ibunya atau Anaknya?
84
Tidak Mengaku
85
Merasa Bersalah
86
Operasi Sukses
87
Siuman
88
Tuntutan
89
Dokter Saja Yang Memberitahu
90
Pelukan Pertama dan Terakhir untuk Reinan
91
Nasehat
92
Arianti Diringkus Polisi
93
Penangkapan Arianti
94
Deep Talk
95
Rusuh
96
Sidang Pidana Pertama
97
Di Restoran
98
Makan Malam
99
New Life
100
Arianti di Dalam Jeruji Besi
101
Kondisi Arianti
102
Aku Tidak Akan Mencabut Tuntutan
103
Ajari Aku Tentang Agamamu
104
Muallaf
105
Apa Aku masih punya tempat?
106
Bimbang
107
Langkah Baru
108
End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!