Bertemu

Riana terdiam di meja kerjanya, memikirkan bagaimana hubungannya dan kekasihnya menjadi begitu rumit akhir-akhir ini.

“Apa aku salah?” Gumamnya.

Pikirannya melayang, entah bagaimana harus menyikapi Ardian yang semakin hari semakin tidak ambil pusing untuk segera melangkah ke jenjang yang lebih serius.

Hey, mereka sudah 25 tahun, apa salahnya untuk setidaknya melangsungkan lamaran dulu?

Drrrt

Drrrt

Drrrt

Dering ponsel Riana memenuhi ruangannya, saat dilihat ternyata itu adalah Ardian, kekasihnya.

Gadis itu melihat jam sejenak, sudah pukul tujuh malam.

“Halo?”

“Riana, kau dimana sayang?” Tanya Ardian dari seberang sana.

“Masih di toko” Jawab Riana singkat.

“Bukankah kita harus datang di pernikahan okta hm? Jam delapan malam, aku jemput ya?”

Ardian terdengar sangat kalem di seberang sana, seolah tidak terjadi apa-apa tadi siang.

“Aku akan siap-siap dulu” Sahut Riana pelan.

“Hati-hati ya, I love you”

“Hmm”

Tut

Sambungan diputus sepihak oleh Riana, gadis itu menghela napasnya kasar, suasana hatinya masih tidak begitu baik malam ini.

Riana mengambil kunci mobilnya dan bergegas untuk pulang.

...***...

"Sayang, masih marah ya?" Tanya Ardian.

Dia dan Riana sudah berada di dalam mobil, lelaki itu menggenggam tangan kekasihnya sambil menyetir.

"Ya menurutmu saja seperti apa Ar" Jawab Riana dingin.

"Maafkan aku tapi, memang ada baiknya kita pertimbangkan lagi untuk ke jenjang itu. Ingat Riana, menikah bukan hal main-main"

"Iyaa"

Riana sudah malas berdebat, gadis itu lebih baik diam dan mengiyakan saja apa yang dikatakan Ardian. Rasanya percuma jika berbicara dengan kekasihnya, tidak akan ada artinya apapun.

Ardian dengan rasa tidak bersalahnya mencium punggung tangan kekasihnya pelan sebelum akhirnya fokus dengan jalannya.

...***...

Di tempat resepsi, Riana dan Ardian terpisah. Kehebohan bertemu teman-teman SMK itu sudah biasa terjadi bukan?

“Riana, hebat sekali jiwa toleransinya ya? Menjadi owner hijab yang perfect padahal kan non-islam” Ucap salah satu temannya.

“Ardian juga hebat, café-nya sudah berapa cabang? Aku pernah mampir yang disekitar tempat kerja, matcha tea-nya juara”

“Pasangan serasi sekali, semoga langgeng sampai tua nanti yaa”

Bukannya bahagia, kalimat terakhir itu justru kembali membuat Riana berfikir, memangnya bisa?

Ardian saja tidak mau menginjak level selanjutnya dalam hubungan mereka.

“Sabar yaa” Jawab Riana.

Acara berlangsung dengan sangat baik, satu per satu tamu mulai pamit, ada yang langsung pulang ada juga yang masih asik berfoto dengan kedua mempelai.

“Selamat yaa, semoga cepet-cepet dikasih momongan. Gak nyangka banget kalian bakal sampe nikah”

Riana memberi ucapan selamat untuk Okta dan suaminya yang ternyata sama seperti dirinya, menjalani hubungan sejak masa sekolah hingga berakhir bahagia di pelaminan.

“Iya dong, 9 tahun jagain jodoh sendiri. Kalian kapan nyusul? Yang lain sudah menikah dan punya anak, kalian masih begini-begini aja hm? Memangnya gak mau seperti kami?” Tanya Okta.

Saat itu juga baik Riana maupun Ardian saling tatap dalam diam. Tidak lama kemudian, Riana tersenyum dan mengatakan “Semoga diberi kelancaran untuk kami jika memang berjodoh” Katanya.

Mereka bersalaman lalu pergi.

Sesampainya di parkiran, mereka berpapasan dengan seseorang?

“Hai bro?” Sapanya pada Ardian.

Ardian tersenyum, “Hai Nathan, diundang juga?” Tanyanya.

Seseorang yang disapa Nathan itu hanya mengangguk, “Masuk dulu ya” pamitnya.

Ardian lagi-lagi hanya tersenyum. Melihat temannya memasuki gedung resepsi.

“Siapa?” Tanya Riana.

“Jeremy Nathan, teman masa kecilku di desa. Dia alumni SMK berbasis nasional saat itu, kita saja kalah” Jawab Ardian.

“Hahaha, itu tidak penting. Mau sekolah dimanapun atau bahkan mungkin jika dia kuliah, tidak seperti kita yang hanya lulus di SMK, semua tergantung individu masing-masing” Sahut Riana.

Riana ingat benar, Jeremy Nathan adalah teman kekasihnya yang sering diceritakan oleh teman-temannya yang memang mengenal mereka sejak dulu. Sayangnya, gadis itu baru melihat rupa seorang Jeremy Nathan hari itu.

“Ayo pulang, hari ini aku lelah sekali. Rasanya ingin tidur lebih awal” Ucap Riana, menggandeng tangan Ardian menuju mobil.

Sedangkan di dalam sana Nathan sedang sibuk mendekati gadis-gadis cantik teman Okta.

Episodes
1 Perdebatan Kecil
2 Bertemu
3 Putus?
4 Tawaran
5 Tidak Ada Restu?
6 Menikah
7 Mertua
8 Suasana Panas
9 Debat
10 Makan Hati
11 Kembali Bekerja
12 Lagi-lagi Ibu Mertua
13 Mulai Kasar
14 Diajak Reuni
15 Reuni yang Buruk
16 New Problem
17 Egois
18 Mencari Cara Lain
19 Nathan yang kebangetan
20 Tidak Tau Diri
21 Sabar
22 Perihal Rumah Terjual
23 Rencana Kontrak Rumah
24 Kontrakan Baru
25 Uang Riana Uang Nathan Juga Bukan?
26 Dekorasi Mahal
27 Hari Natal
28 Saudara dan Bisnis adalah Hal yang Berbeda
29 Membayar Hutang
30 Ditinggal Beberapa Hari
31 Rencana Bisnis dan Pulang
32 Tenang
33 Parfum
34 Perawatan
35 Telfon Siapa?
36 Pusing dan Mual
37 Tidak Mau Punya Anak
38 Pesan
39 Pergilah
40 Memohon
41 Pasca Ketahuan
42 Panen
43 Jatuh
44 Bertemu Ardian
45 Pulang
46 Kelakuan
47 Kegiatan Toko
48 Pamit Kondangan
49 Riana & Keluarga Nathan
50 Emosi
51 Pergi
52 Mencari Riana
53 Ardian dan Riana
54 Belanja dengan Mama Rifa
55 Drama Sup Ayam Suwir
56 Perhatian Ardian
57 Di rumah Nathan
58 Bersama Ardian
59 Sedikit Deep Talk
60 Periksa Kandungan
61 Bertemu Rifa
62 Cerai Saja
63 Janji Ardian
64 Arianti di Kontrakan
65 Nyidam
66 kembali ke Toko
67 Mau Menemani Ardian
68 Kembalinya Riana di Cafe
69 Pernikahan Nathan dan Arianti?
70 Di Ruang Kerja Ardian
71 Drama Bangun Tidur
72 Undangan Makan Malam
73 Kehangatan Keluarga Ardian
74 Ardian Seorang Muslim?
75 Suasana Rumah Nathan
76 Dilabrak Pelakor
77 Lupis Kuah Santan
78 Nazar?
79 Belanja Keperluan Bayi
80 Bikin Jalan Adeknya Keluar
81 Packing
82 Ke Rumah Nathan
83 Selamatkan Ibunya atau Anaknya?
84 Tidak Mengaku
85 Merasa Bersalah
86 Operasi Sukses
87 Siuman
88 Tuntutan
89 Dokter Saja Yang Memberitahu
90 Pelukan Pertama dan Terakhir untuk Reinan
91 Nasehat
92 Arianti Diringkus Polisi
93 Penangkapan Arianti
94 Deep Talk
95 Rusuh
96 Sidang Pidana Pertama
97 Di Restoran
98 Makan Malam
99 New Life
100 Arianti di Dalam Jeruji Besi
101 Kondisi Arianti
102 Aku Tidak Akan Mencabut Tuntutan
103 Ajari Aku Tentang Agamamu
104 Muallaf
105 Apa Aku masih punya tempat?
106 Bimbang
107 Langkah Baru
108 End
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Perdebatan Kecil
2
Bertemu
3
Putus?
4
Tawaran
5
Tidak Ada Restu?
6
Menikah
7
Mertua
8
Suasana Panas
9
Debat
10
Makan Hati
11
Kembali Bekerja
12
Lagi-lagi Ibu Mertua
13
Mulai Kasar
14
Diajak Reuni
15
Reuni yang Buruk
16
New Problem
17
Egois
18
Mencari Cara Lain
19
Nathan yang kebangetan
20
Tidak Tau Diri
21
Sabar
22
Perihal Rumah Terjual
23
Rencana Kontrak Rumah
24
Kontrakan Baru
25
Uang Riana Uang Nathan Juga Bukan?
26
Dekorasi Mahal
27
Hari Natal
28
Saudara dan Bisnis adalah Hal yang Berbeda
29
Membayar Hutang
30
Ditinggal Beberapa Hari
31
Rencana Bisnis dan Pulang
32
Tenang
33
Parfum
34
Perawatan
35
Telfon Siapa?
36
Pusing dan Mual
37
Tidak Mau Punya Anak
38
Pesan
39
Pergilah
40
Memohon
41
Pasca Ketahuan
42
Panen
43
Jatuh
44
Bertemu Ardian
45
Pulang
46
Kelakuan
47
Kegiatan Toko
48
Pamit Kondangan
49
Riana & Keluarga Nathan
50
Emosi
51
Pergi
52
Mencari Riana
53
Ardian dan Riana
54
Belanja dengan Mama Rifa
55
Drama Sup Ayam Suwir
56
Perhatian Ardian
57
Di rumah Nathan
58
Bersama Ardian
59
Sedikit Deep Talk
60
Periksa Kandungan
61
Bertemu Rifa
62
Cerai Saja
63
Janji Ardian
64
Arianti di Kontrakan
65
Nyidam
66
kembali ke Toko
67
Mau Menemani Ardian
68
Kembalinya Riana di Cafe
69
Pernikahan Nathan dan Arianti?
70
Di Ruang Kerja Ardian
71
Drama Bangun Tidur
72
Undangan Makan Malam
73
Kehangatan Keluarga Ardian
74
Ardian Seorang Muslim?
75
Suasana Rumah Nathan
76
Dilabrak Pelakor
77
Lupis Kuah Santan
78
Nazar?
79
Belanja Keperluan Bayi
80
Bikin Jalan Adeknya Keluar
81
Packing
82
Ke Rumah Nathan
83
Selamatkan Ibunya atau Anaknya?
84
Tidak Mengaku
85
Merasa Bersalah
86
Operasi Sukses
87
Siuman
88
Tuntutan
89
Dokter Saja Yang Memberitahu
90
Pelukan Pertama dan Terakhir untuk Reinan
91
Nasehat
92
Arianti Diringkus Polisi
93
Penangkapan Arianti
94
Deep Talk
95
Rusuh
96
Sidang Pidana Pertama
97
Di Restoran
98
Makan Malam
99
New Life
100
Arianti di Dalam Jeruji Besi
101
Kondisi Arianti
102
Aku Tidak Akan Mencabut Tuntutan
103
Ajari Aku Tentang Agamamu
104
Muallaf
105
Apa Aku masih punya tempat?
106
Bimbang
107
Langkah Baru
108
End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!