Tidak lama setelah hari dimana Nathan mengatakan pada Riana perihal keseriusannya, lelaki itu membawa Riana ke rumahnya.
Memasuki rumah Nathan, suasananya sedikit berbeda, ternayata rumah Nathan tidak jauh dengan rumah Ardian, hanya terlwat satu rumah saja.
“Ibu, ayah. Coba lihat siapa yang aku bawa” Ucap Nathan memanggil orang tuanya.
Mereka keluar, sang ayah menampilkan senyumnya sedangkan sang ibu hanya terdiam menatap Riana dari atas hingga bawah.
“Lebih cantik yang kemarin”
Deg
Rasanya seperti jantung Riana ditembus belati.
“Ibuu. Kenapa mengatakan hal itu” Ucap Nathan membela gadisnya.
Tidak lama, datang seseorang lagi yang mungkin tidak begitu jauh usianya dengan Nathan.
“Ini sepupuku, Megy” Ucap Nathan.
“Sopan sekali bicaramu itu, panggil aku kakak” Ucap seseorang yang bernama Megy itu, dia melihat Riana sinis.
“Pacar baruku, cantik bukan” Ucap Nathan.
Riana hanya tersenyum, sepertinya dia salah masuk circle disini.
“Panggil aku kak Megy, jangan seperti Nathan yang kurang ajar” Ucap Megy pada Riana.
Riana hanya mengangguk, ia tau itu sebuah candaan tapi ia juga tau bahwa nada yang dilontarkan Megy adalah ketidak sukaan.
“Kalian begitu kaku, dia bisa ketakutan disini” Ucap Nathan menyindir ibu dan sepupunya?
...***...
“Apa aku boleh ke rumahmu?” Tanya Nathan.
“Tentu” Jawab Riana.
Mereka melajukan mobil ke rumah Riana, tadi memang Riana dijemput tapi, mamanya sedang tidak ada di rumah jadi Nathan tidak bisa bertemu.
“Ayo masuk” Ucap Riana membukakan pintu rumah untuk Nathan.
“Aku panggilkan mama, duduklah sebentar” Ucap Riana, naik ke kamar mamanya di lantai atas lalu kembali diikuti sang ibunda.
“Aku buatkan minum dulu, kalian bicara saja”
Riana langsung pergi ke dapur, menyiapkan minum dan beberapa camilan.
“Apa tujuanmu kemari?” Tanya mama Riana, Rifa.
“Hanya ingin mengatakan keseriusan dengan Riana, bu” Jawab Nathan.
“Apa pekerjaanmu?” Tanya Rifa, melihat tingkah Nathan yang tidak bisa diam dan terkesan tidak sopan saat berbicara dengan orang tua membuat wanita paruh baya itu melihat lelaki itu sinis.
“Pegawai pabrik” Ucap Nathan.
“Pabrik apa?” Tanya Rifa lagi.
“Rokok ilegal”
Rifa menyeringai.
“Kau yakin bisa menghidupi putriku dengan baik? Berapa gajimu sampai berani mengatakan ini di hadapanku”
“Aku akan berusaha sebaik mungkin untuk membuatnya hidup dengan layak bersamaku. Lagipula dia tidak akan kelaparan denganku” Jawab Nathan mantap.
Rifa tau itu omong kosong, dilihat dari cara bicara Nathan saja dia sudah sangat tidak suka.
“Berapa lama kalian kenal?” Ucap Rifa, bertanya pada Nathan dan Riana yang baru saja keluar dari dapur.
“Baru beberapa bulan” Jawab Riana.
“Belum terlalu mengenal, mama tidak merestui kalian. Jika ingin diteruskan, jangan mengharapkan apapun dariku” Ucap Rifa lalu pergi meninggalkan dua sejoli itu yang saat ini sedang saling menatap.
Riana menggenggam tangan Nathan, memberikan keyakinan untuk lelakinya.
Tok
Tok
Tok
Riana mengetuk pintu kamar sang ibunda, setelah kepulangan Nathan gadis itu ingin berbicara dengan Rifa untuk meminta penjelasan dari ucapannya tadi.
“Ma”
“Mama”
“Riana ingin bicara”
Riana terus memanggil mamanya sambil mengetuk pintu di hadapannya.
“Masuk saja” Ucap Rifa dari dalam kamarnya.
Riana duduk di ranjang mamanya, melihat wanita paruh baya itu.
“Mama tidak setuju, dia lelaki tidak baik”
“Darimana mama tau dia tidak baik jika kalian saja bahkan baru pertama kali bertemu” Jawab Riana.
“Justru itu, di pertemuan pertama saja dia sudah berbicara dengan sikap tidak sopan, apa pantas berbicara dengan orang tua dengan kaki dan tangan yang tidak bisa diam? Sekalipun dia gugup, perkataannya juga tidak ada sopan satunnya”
“Ma, mama menginginkan aku segera menikah bukan?”
“Iya tapi tidak dengan pria seperti itu. mama tau kau pasti di guna-guna olehnya”
“Apa-apaan, sejak kapan mama percaya dengan hal itu?”
“Penampilannya awuran, memakai kalung benang dan beberapa tindik di telinga? Cih, coba asaja minta kalungnya itu dilepas, pasti dia tidak akan mau” Ucap Rifa.
Riana terdiam sebentar.
“Percaya pada Riana, dia lelaki yang baik” Ucap Riana.
“Kau juga harus percaya pada mama, bahwa feeling seorang ibu tidak pernah salah”
“Jika kau masih ingin melanjutkannya ke jenjang lebih serius, silahkan saja tapi, jangan harap mama akan datang ke pernikahan kalian. Jangan pulang kesini dan hiduplah sendiri dengannya” Ucap Rifa final.
“Maaa”
Riana berkaca-kaca, mana mungkin dirinya menikah tanpa sosok ibunya?
“Keluarlah, pikirkan baik-baik pilihanmu”
Riana keluar dengan air mata yang siap meluncur kapan saja, bahkan air mata saja sudah mengembun di matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments