Hari ini adalah hari Jumat dimana di kelas Tang Su di pagi hari ada pelajaran olahraga. semua mahasiswa yang memakai baju olahraga keluar dari dalam kelas menuju ke lapangan.
Di lapangan sudah ada guru olahraga yang menunggu para mahasiswa.
“tap... tap... tap.”Tang Su keluar dan berjalan paling akhir menuju ke lapangan.
Ayo semuanya segera bentuk barisan !”ucap berolahraga memberi perintah.
Seketika semua mahasiswa segera membentuk barisan lima sap.
“Ayo cepat... cepat... masuk ke barisan !”ucap guru olahraga kembali memberi perintah saat melihat beberapa mahasiswa yang terlambat datang dan belum masuk barisan termasuk Tang Su.
Tang Su mempercepat langkah kakinya untuk berlari dan masuk ke barisan.
“Huft... huft...huft...”gadis itu terengah-engah hanya dengan berlari kecil masuk ke barisan.
“Untuk hari ini bapak akan melatih otot kaki kalian. Dalam hitungan ke sepuluh semuanya berlari Ikuti aku !”ucap guru olahraga kembali memberikan instruksi pada para mahasiswa yang sedang istirahat di tempat.
“Baik...” jawab semua mahasiswa serempak.
“Satu... dua... tiga... sepuluh !” guru olahraga mulai menghitung dan dalam hitungan ke sepuluh lelaki berbadan tegap dalam baju training itu berlari keluar dari lapangan kampus.
Para mahasiswa maju per sap dan mulai berlari mengikuti guru olahraga. Guru olahraga itu Terus berlari memutari kampus Shangjiang lalu masuk ke gang kecil yang sepi menuju ke tanah lapang yang berada tiga kilometer dari kampus.
“Haah... haah...haah...” beberapa murid sudah terlihat berkeringat dan terengah-engah. Mereka terus berlari meskipun keringat mulai membasahi baju mereka.
“Guru Wuji sebenarnya mau membawa kita ke mana... apa masih jauh rutenya ?”ucap seorang mahasiswa bertanya pada temannya.
“Aku sendiri juga tidak tahu...”jawabnya sambil mengatur nafasnya yang masih terengah-engah.
Beberapa mahasiswa lain yang merasa kehabisan nafas berhenti sejenak.
“Haah... haah... rasanya lutut ku pegal sekali...”ucap seorang
mahasiswa menyusul keluar dari barisan dan menepi sejenak.
“Apa kita sebaiknya berjalan saja... ?”balas mahasiswa lain.
“Ku rasa Itu ide yang tepat untuk saat ini dan kita bisa kembali berlari lagi setelah lelah kita hilang.”balas mahasiswa lainnya menanggapi dua temannya tadi.
Guru Wuji menoleh ke belakang dan melihat barisan mahasiswa yang berlari mulai berjarak jauh dengannya.
“priit.... priit... !” guru olahraga meniup peluitnya dengan kencang.
“Ayo semuanya gerakkan kaki kalian dengan semangat ! Percepat langkah kaki kalian jangan loyo !”ucap guru ngaji memberi mereka semangat sambil sesekali meniup peluit lagi.
Beberapa mahasiswa yang terlihat loyo memaksakan dirinya untuk berlari lebih cepat dan menyusul guru Wuji.
Dari barisan paling belakang terlihat Tang Su yang berlari dengan susah payah. Keringat membasahi seluruh bajunya, nafasnya naik turun seolah hampir habis.
“Oh... rasanya aku sudah tidak kuat lagi... kapan guru Suji akan berhenti ?”gumam Tang Su dengan nafas tersengal.
“Haah... haah...”gadis itu pun merasa tak kuat lagi berlari setelah memaksakan lima menit berlari dan akhirnya dia pun berhenti di tengah jalan di saat yang lainnya masih berlari.
Beberapa mahasiswa lainnya melewati Tang Su dan terus berlari meninggalkannya.
“Aku berada di barisan paling belakang... ?”pekik gadis itu setelah melihat di belakangnya ada lagi mahasiswa yang berlari. Sementara itu mahasiswa yang ada di depannya sudah berjarak jauh dengannya.
“Lebih baik aku berjalan cepat untuk menyusul mereka.”gumamnya masih dengan semangat yang tinggi meskipun sudah tak kuat berlari lagi.
Baru beberapa meter berjalan gadis itu pun berhenti lagi.
“Hhh... perih...”gumamnya saat merasakan kakinya terasa pegal dan perih. Ia pun kembali berhenti dan menepi kemudian membuka sepatunya.
“Ujung jari kaki ku lecet semua... bagaimana ini...”gumamnya melihat jari kaki kanan dan kirinya.
“Jika aku berhenti di sini maka aku akan sangat ketinggalan...”batinnya menatap kembali ke depan dan melihat semua temannya sudah berlari lebih jauh lagi.
Tang Su memakai kembali sepatunya. Dengan terpaksa dia pun akhirnya berjalan.
Jauh di depan guru Wuji dan beberapa mahasiswa sudah sampai di sebuah lapangan yang ada di kaki gunung.
“Haah... haah... haah...akhirnya kita sampai juga.” ucap beberapa mahasiswa bersamaan sambil menata nafasnya yang masih belum teratur.
Beberapa mahasiswa yang sudah tiba kemudian segera duduk di atas rumput sambil meluruskan kakinya yang terasa kaku dan tegang setelah berlari jauh.
“Iya ternyata jauh juga... mungkin kita sudah berlari sejauh lima kilo meter.”ucap seorang mahasiswa yang ikut duduk dan meluruskan kakinya di samping mahasiswa yang sudah duduk duluan.
“Ya kalian boleh duduk sebentar sambil menunggu teman kalian yang belum datang.”ucap guru Suji berdiri di tengah para mahasiswa yang tampak baik-baik saja dan tidak terengah-engah seperti mereka.
Lelaki yang merupakan mantan pelatih squadron tentara di kota itu melihat stopwatch yang dia pegang dan mematikannya lalu berjalan keluar dari tengah mahasiswa dan maju lebih dekat ke arah gunung untuk melihat pemandangan yang indah di sana.
“Pemandangannya indah ya...” celetuk seorang gadis menatap rerumputan hijau di depannya.
“Ya... aku rasa tak sia-sia kaki kita capek dan sekarang terbayarkan oleh pemandangan alam natural ini.”balas seorang lelaki yang berada di sebelah mahasiswa tadi.
Beberapa murid ada yang merebahkan dirinya di atas rerumputan hijau karena tidak tahan melihat rumput yang terasa nyaman saat diduduki. Mereka sejenak melihat pemandangan rerumputan hijau dan birunya langit yang menyejukkan mata.
Tiga puluh menit kemudian setelah dirasa semua mahasiswa sudah kembali, guru Wuji kembali ke tengah mahasiswa.
“priit... semuanya kembali bentuk barisan !”ucap berolahraga memberikan perintah.
Para mahasiswa yang masih menikmati pemandangan segera berdiri dan kembali membentuk barisan.
“Baiklah... bagaimana sesi latihan menguatkan otot kaki kali ini ?”tanya lelaki itu menatap para mahasiswa yang sudah kering keringatnya.
“Luar biasa pegal sekali guru.”jawab seorang mahasiswa dengan lantang, sementara Sang guru hanya tersenyum saja menanggapinya.
“Baiklah setelah ini kita akan kembali ke lapangan kampus dan kalian tak perlu berlari seperti tadi, cukup berlari kecil saja.”ucap guru olahraga melanjutkan perkataannya.
Semua mahasiswa hanya menghembuskan nafas berat karena mengira mereka boleh jalan kaki.
Di saat guru Wuji mau membubarkan barisan, datanglah Tangsel yang berjalan dengan menyeret kakinya sambil meringis menahan perih.
“Tang Su....kau lambat sekali baru datang. Kita semua sudah mau kembali.”ucap sang guru melihat Tang Su masuk ke barisan.
“Maaf guru Wuji... aku sudah berusaha semaksimal mungkin hingga kakiku lecet.”jawab Tang Su menjelaskan.
“Ha ha ha ha...” beberapa orang mahasiswa tertawa menoleh ke arah Tang Su.
“Ya Sepertinya kau memang perlu menurunkan berat badan mu agar bisa berlari cepat.”ucap seorang mahasiswa ikut menatap Tang Su.
“Sudah sekarang kalian semua lari kecil kembali ke lapangan kampus !”ucap guru Wuji.
“Apa... lari lagi... ?!”pekik Tang Su syok berat. baru saja dia sampai dan gurunya sudah memintanya kembali berlari.
Tang Su pun kembali berlari dan memaksakan kakinya terus berlari kecil meskipun dia merasa kesakitan sekali karena jari kakinya terasa semakin perih.
BERSAMBUNG....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Author SUPERSTAR
Pemandangannya, cantik
2022-10-20
1
baby ying
Aku suka bacanya
2022-08-13
1
yummy
mantap sekali
2022-08-11
1