WLIA 04

Rasa sesak di dada Laras membuatnya merasa sangat kesakitan. Tapi dia yakin rasa sakit yang dia rasakan sekarang ini tidak sebanding dengan perasaan istri pertama Abimanyu. Laras segera kembali ke kamarnya. Dia sama sekali tidak mau menunda lagi, dia ingin segera menyelesaikan pernikahan nya dengan Abimanyu. Setidaknya terlambat lebih baik daripada terus menerus berada di antara dua hati, dan itu pasti menyakitkan salah satu hati tersebut.

Laras mengambil ponselnya lalu menghidupkan ponselnya itu. Setelah layar ponsel tersebut menyala, begitu banyak notifikasi panggilan tak terjawab dari Abimanyu, puluhan pesan juga tertera di sana. Laras tidak membuka pesan-pesan itu, dia langsung menekan tombol panggilan dan menghubungi suaminya itu.

"Halo Laras, sayang kamu dimana? aku sangat cemas...!"

"Ceraikan aku mas!" seru Laras langsung pada apa yang ingin dia katakan.

Laras menyela ucapan Abimanyu dan langsung mengatakan apa yang ingin dirinya katakan hingga dia menghubungi suaminya itu.

"Laras! apa yang kamu katakan?" tanya Abimanyu yang jelas terdengar sangat terkejut dengan permintaan Laras itu.

Laras sudah tak bisa menahan air matanya lagi.

"Apalagi? memang apalagi yang bisa aku katakan. Tega kamu mas membohongi ku, aku yakin kalau orang tuamu juga sebenarnya tidak ada di luar negeri kan? kamu anggap apa aku ini mas? kenapa membohongi ku sampai seperti ini hiks... hiks...!" Laras tidak sanggup melanjutkan apa yang ingin dia katakan pada Abimanyu karena tangisannya semakin membuatnya sulit untuk bicara.

"Laras, aku minta maaf. Aku mohon maafkan aku. Aku tidak ingin kehilangan mu, aku sangat mencintaimu. Aku punya alasan atas semua yang aku lakukan, sayang...!"

"Cukup mas, semua sudah tidak ada gunanya lagi. Apa kamu sadar mas? kamu telah membuatku menjadi wanita perusak rumah tangga orang lain? teganya kamu mas!" lirih Laras.

Abimanyu terdiam, sejujurnya dia merasa sangat bersalah pada Laras. Tapi dia sangat mencintai Laras, dan dia sama sekali tidak ingin menceraikan istrinya itu.

"Dimana kamu Laras? aku akan menjemputmu. Kita bicara dulu ya, aku mohon!" ucap Abimanyu perlahan dan sangat lembut.

Laras masih terus menangis. Dia benar-benar tidak mau lagi mendengarkan semua ucapan Abimanyu yang mungkin saja akan membuat keyakinannya untuk berpisah dengan suaminya yang sudah beristri itu kembali goyah.

"Aku tidak mau bicara dengan mu lagi mas, kamu urus saja perceraian kita. Aku tidak mau menjadi perempuan perusak hubungan rumah tangga wanita lain!" ucap Laras lalu memutuskan panggilan telepon nya.

Wulan yang tidak sengaja mendengar semua yang di ucapkan oleh Laras pun mendekati sahabatnya itu.

"Laras!" panggil Wulan pelan setelah tiba di sisi Laras.

Laras yang mendengar panggilan Wulan semakin menangis, dia merasa sangat malu pada Wulan. Jika pada Wulan saja, dia sudah sangat malu seperti itu bagaimana dia menghadapi kedua orang tuanya.

Wulan lalu memeluk Laras yang sedang menangis terisak.

"Laras, aku sudah mendengarnya! maaf karena aku tidak sengaja mendengar percakapan mu dengan suami mu di telepon!" ucap Wulan pelan.

"Lalu apa pendapatmu tentang ku Wulan, pasti kamu sangat jijik dan benci padaku kan. Aku ini perusak rumah tangga orang lain Wulan, aku sudah menghancurkan haru seorang perempuan yang sudah setia menemani suaminya selama 7 tahun. Aku sangat menyedihkan bukan?" tanya Laras yang memang sudah sangat putus asa pada nasib dan keadaan nya sendiri.

Wulan bahkan ikut menitikkan air mata mendengar apa yang di ucapkan oleh Laras, sahabatnya.

"Jangan bilang seperti itu, orang lain bisa mengatakan apapun sesuka mereka. Tapi aku dan Tari adalah sahabatmu, kami tahu seperti apa dirimu. Semua ini bukan kesalahan mu Laras, kamu sama sekali tidak tahu kalau mas Abi itu sudah punya istri, dia juga bilang dia belum menikah, dia yang bilang kalau dia masih single. Dia bahkan meminta pamannya untuk melamar mu. Semua ini bukan salah mu Laras." ucap Wulan yang coba membuat Laras tidak lagi menyalahkan dirinya.

Wulan merasa kalau Laras disini hanya korban, dia adalah korban dari pria yang ingin menikahinya, sehingga pria itu sampai berbohong sedemikian rupa hingga membuat Laras dan keluarganya percaya

kalau Abimanyu adalah seorang pria single. Kalau tahu dia sudah menikah, Laras dan juga kedua orang tua Laras pasti juga tidak akan menerima lamaran dari Abimanyu.

Tapi mendengar apa yang di katakan Wulan, Laras malah menggelengkan kepalanya dengan cepat.

"Tidak Wulan, seharusnya aku sudah bisa merasakan itu beberapa bulan yang lalu ketika pada hari raya, saat aku mengajak mas Abi menemui orang tuanya dan dia tidak mau. Seharusnya aku juga mengerti saat mas Abi tidak merayakan hari ulang tahunnya dengan ku, seharusnya aku sudah curiga ketika Sabtu dan Minggu mas Abi selalu tidak ada bersama ku, tapi aku malah tutup mata dan telingaku, saat mas Abi datang dengan semua hadiah untukku dan kedua orang tuaku. Aku benar-benar wanita bodoh yang sangat menyedihkan... hiks... hiks...!" Laras mencurahkan semua uang ada di hatinya.

Laras menumpahkan semua tangis, keluh kesah dan atasan bersalahnya pada anak dan istri suaminya di pelukan Wulan.

Wulan yang juga adalah sahabat yang sering di bantu oleh Laras ikut menangis bahkan sampai terisak. Dia seperti bisa merasakan betapa sakitnya perasaan Laras saat ini. Wulan terus memeluk dan mengusap punggung Laras.

'Kasihan sekali kamu Laras. Kamu wanita baik karena itu kamu merasa sangat bersalah. Kalau kamu tidak baik, kamu pasti akan berpura-pura tidak terjadi apa-apa! Mas Abi, kamu keterlaluan, kamu sudah membuat sahabatku menjadi seperti ini!' kesal Wulan pada Abimanyu.

Cukup lama Laras menangis, sampai Wulan bisa menenangkan nya. Setelah isak tangis Laras berhenti, Wulan baru berani bicara.

"Jadi sekarang kamu maunya bagaimana?" tanya Wulan uang juga tidak mau kalau Laras terus-menerus sedih seperti itu.

"Aku akan mengakhiri nya Wulan, aku meminta agar mas Abi menceraikan ku. Aku tidak mau menjadi orang ketiga, antara mas Abi dan istrinya. Apalagi mereka sudah punya seorang bidadari kecil, pantas saja saat aku melihat mata gadis kecil itu aku merasa sedang melihat mata Amas Abi...!" Laras kembali menangis.

Wulan terus mengusap lengan Laras.

"Tapi bagaimana dengan kedua orang tuamu? mereka bahkan sudah menganggap mas Abi seperti anak mereka sendiri, bagaimana dengan ayahmu yang selalu merangkul mas Abi saat berjalan pagi bersama? bagaimana menjelaskannya pada mereka?" tanya Wulan yang benar-benar mencemaskan hal itu.

Laras menghela nafas yang begitu berat. Dia sendiri tidak tahu bagaimana menyampaikan semua ini pada ayah dan ibunya. Bukan hanya karena penyakit jantung ayahnya, tapi karena ayahnya itu juga sangat sayang pada Abi. Tidak sehari pun ayahnya tidak menyebut nama Abimanyu dan membanggakan menantunya itu. Tak jarang ayah Laras selalu mengatakan 'kalau tak ada nak Abi, mungkin ayah sudah gak ada' dan kalimat itu sekarang malah membuat hati Laras menjadi perih.

***

Bersambung...

Terpopuler

Comments

𝔉𝔢𝔯𝔬𝔫𝔦𝔫𝔞ʚɞ⃝🍀ᰔᩚ℠

𝔉𝔢𝔯𝔬𝔫𝔦𝔫𝔞ʚɞ⃝🍀ᰔᩚ℠

untunglah laras masih punya teman baik yg mendukungnya

2022-09-13

1

❤️⃟Wᵃfᴍ᭄ꦿⁱˢˢᴤᷭʜͧɜͤіͤιιᷠа ツ

❤️⃟Wᵃfᴍ᭄ꦿⁱˢˢᴤᷭʜͧɜͤіͤιιᷠа ツ

duh Laras coba dengerin dulu penjelasan dari Abi, jangan sampai kamu nyesel nanti

2022-09-06

2

🍾⃝ ͩMᷞᴇͧᴍᷡᴀͣˢ⍣⃟ₛ ❤️⃟Wᵃf 𝐀⃝🥀

🍾⃝ ͩMᷞᴇͧᴍᷡᴀͣˢ⍣⃟ₛ ❤️⃟Wᵃf 𝐀⃝🥀

laras lebih memilih minta cerai ketimbang mendengarkn penjelasan abi
laras tenangin diri dlu aj biar bisa berpikiran jernih

wah bapak laras sakit jantung 😥
ntar bisa kaget laras dengar berita ini

2022-09-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!