Laras kembali ke hotel tempat dirinya dan juga kedua temannya dari kota A menginap. Dia langsung membersihkan dirinya dan berganti pakaian, dia lalu berdiri di depan jendela kamar hotelnya. Pandangannya menatap nanar ke arah sebuah taman yang merupakan taman kecil hotel tempatnya menginap.
Mata Laras sesekali masih meneteskan air mata. Dia sangat mencintai suaminya, dia sangat menyayangi Abimanyu. Meski pernikahan mereka memang awalnya adalah permintaan ayah dan ibu Laras, tapi dalam waktu satu tahun Abimanyu sudah membuatnya jatuh cinta dengan semua sikap dan perkataan manisnya pada Laras.
"Apa yang harus aku lakukan?" tanya Laras pada dirinya sendiri.
Di satu sisi dia juga ingin kebahagiaan untuk dirinya sendiri, tapi di sisi lain dia tidak ingin menjadi perusak rumah tangga wanita lain. Apalagi Abimanyu sudah mempunyai anak dari istri pertamanya yang sudah dia nikahi selama 7 tahun itu. Laras mengusap wajahnya perlahan.
Jika dia ingin egois, maka dia akan membiarkan saja semua seperti ini, toh Abi sangat menyayanginya kan. Tapi jika dia membiarkan semua seperti ini maka cap sebagai pelakor akan tersemat padanya dan jika keluarganya sampai tahu maka ayahnya pasti akan sangat sedih, apalagi sang ayah mempunyai riwayat penyakit jantung.
Laras lalu duduk di tepi tempat tidur memikirkan hal yang harus dia lakukan selanjutnya. Tak lama berselang kedua temannya pun kembali.
"Hai Laras, apa sakit perut mu sudah membaik?" tanya Wulan yang langsung menghampiri Laras.
Laras langsung tersenyum dan mengangguk.
"Syukurlah, Tasya tadi sangat mengkhawatirkan mu begitu kami bilang kamu sakit perut dan harus kembali ke hotel. Dia titip salam untuk mu!" lanjut Tari.
Laras hanya mengangguk. Kedua temannya saling pandang, mereka mengerti sepertinya Laras memang sedang tidak enak badan. Dan mereka pun akhirnya kembali ke kamar mereka masing-masing.
Laras yang jenuh di dalam kamar memutuskan untuk keluar dari kamar. Dia berjalan-jalan di dekat taman yang dia lihat dari kamarnya tadi. Tapi sebuah teriakan membuatnya mengalihkan pandangan dan mendekati sumber suara itu.
Langkah Laras terhenti ketika seorang wanita dengan anak kecil yang terus menangis dan menggelayut ujung kemeja wanita itu. Sang wanita sedang memukuli seorang pria yang hanya memakai celana panjang dengan baju yang belum terkancing.
Laras langsung mundur ketika mendengar teriakan wanita itu.
"Dasar suami tidak tahu malu, tidak punya hati. Ayah macam apa kamu, teganya kamu selingkuh dengan wanita lain. Pikir mas, pikir... memangnya kurang apa aku? aku yang sudah menemani kamu dari nol. Dari kamu bukan apa-apa. Sekarang kamu sudah kaya dan banyak uang malah main gila sama pelakor itu!" teriak wanita itu sambil memukuli pria uang ternyata adalah suaminya.
Air mata jatuh begitu saja dari mata Laras. Hatinya pilu melihat tangis anak kecil itu, dan perkataan si wanita yang terus memukuli suaminya dengan air mata bercucuran juga. Sementara suami wanita itu hanya diam saja tidak bicara dan tidak melawan. Beberapa orang datang melerai.
"Sudah mbak, selesaikan masalah kalian di rumah! kasihan anaknya mbak. Itu anaknya nangis sampai kayak gitu!" ucap seorang wanita paruh baya pada wanita itu.
Tak lama berselang, dia orang pria yang sudah memutih rambutnya juga datang dan salah satu dari mereka menampar suami wanita itu.
Plakk
"Dasar anak tidak tahu diri, kamu bikin malu keluarga saja!" bentaknya.
Dan pria tua satu lagi langsung menggendong anak kecil yang dari tadi menangis tapi tidak di hiraukan oleh sang ibu karena sangat emosi pada suaminya yang ketahuan selingkuh.
"Kalau memang tidak suka lagi pada Marni, katakan saja Wan, dia masih punya orang tua. Pulangkan baik-baik seperti saat kamu meminta dia baik-baik pada saya!" tegas pria tua itu.
Hati Laras semakin hancur melihat apa yang terjadi de.i depan matanya. Mungkin itu juga yang sedang terjadi pada Abimanyu dan keluarganya.
Pria yang kemejanya masih berantakan itu lalu bersujud di depan istrinya, mencium kaki istrinya dan meminta ampun. Sementara perempuan yang katanya adalah selingkuhan pria itu di tarik paksa oleh seorang wanita paruh baya, pakaiannya masih berantakan dan dia di hempaskan begitu saja ke lantai oleh wanita paruh baya itu.
"Lihat itu, lihat perbuatan tercela kamu! kamu sudah menghancurkan rumah tangga orang lain. Dasar wanita tidak tahu malu!" kesal wanita paruh baya itu pada wanita muda yang juga terlihat menangis sambil terus menutupi wajahnya.
Wanita yang tadi di sebutkan bernama Marni langsung mendorong wanita yang katanya merusak rumah tangga orang itu.
"Kenapa di tutupi mukamu! bukannya kamu pakai muka sok polos mu itu buat merayu suamiku! kenapa di tutupi, apa wanita seperti kamu masih punya malu?" tanya Marni sambil berteriak.
Tak lama satpam pun datang dan coba melerai pertengkaran itu. Dan manager hotel bersama beberapa petugas meminta kerumunan untuk bubar dan meminta maaf atas insiden ini.
Laras masih berdiri disana, melihat suami Marni meminta maaf dan meninggalkan wanita selingkuhannya begitu saja.
"Ih, gak tahu malu banget ya. Gak yang perempuan gak yang laki sama aja. Gak punya hati!" ketus salah seorang wanita yang menyaksikan peristiwa itu juga.
Laras langsung menekan kuat dadanya. Rasa sedih, kecewa, pilu yang amat dalam benar-benar membuat jantungnya terasa sakit.
'Aku benar-benar seperti perempuan itu kan, perusak rumah tangga orang lain. Aku sudah menjauhkan seorang ayah dari anaknya, membuat seorang istri menangis dan kecewa karena suaminya telah membagi cinta dan waktunya, aku benar-benar tidak punya hati!' lirih Laras dalam hati.
Tidak terasa air mata kembali menetes di pipi Laras. Membuat seorang wanita yang tadi menasehati Marni menghampiri dirinya.
"Nak, ada apa? kenapa kamu menangis? apa kamu juga mengalami apa yang wanita itu alami?" tanya ibu itu dengan lembut.
"Kasihan sekali memang, pelakor sekarang ini benar-benar kejam dan tidak punya hati. Kamu lihat anaknya tadi, miris betul hati ibu melihatnya!" ucap wanita itu lagi.
Air mata Laras semakin deras mengalir. Dia juga ingat kalau suaminya juga punya anak yang usianya seperti anak tadi yang sedang menangis. Jika ibu itu menyebut wanita lain dari suami Marni kejam, maka apa bedanya dengan dirinya. Laras langsung berlari ke arah kamarnya lagi. Dia menangis sejadi-jadinya. Dia sekarang sudah memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengan Abimanyu. Dia tidak mau kalau sampai orang menyebutnya pelakor yang tidak punya malu dan juga kejam.
"Maaf mas, aku tidak mau menjadi pelakor" gumam Laras terdengar sangat lirih karena dia terus menangis.
***
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
anonim
dilema ya Laras....mana tahukan dirimu kl mas Abimanyu sdh punya istri.
2023-08-07
1
𝔉𝔢𝔯𝔬𝔫𝔦𝔫𝔞ʚɞ⃝🍀ᰔᩚ℠
sabar ya laras, tunggu penjelasan dari suami mu nanti
2022-09-13
1
𝔉𝔢𝔯𝔬𝔫𝔦𝔫𝔞ʚɞ⃝🍀ᰔᩚ℠
gak koq. kamu kan bukan sengaja nikah ama suami orang laras. justru kamu itu korban dari kebohongan suamimu
2022-09-13
1