WLIA 02

Begitu masuk ke dalam gedung, pandangan mata Laras langsung mengarah kepada antrian teman-temannya. Ketika merasa antrian itu masih agak jauh, dia pun lalu kembali bertanya pada gadis kecil itu sambil sedikit membungkukkan badannya.

"Sayang, dimana ibu mu?" tanya Laras dengan lembut pada bocah kecil itu.

Gadis kecil itu tidak bicara, tapi tangannya lagi-lagi terangkat dan menunduk ke arah tamu VVIP di sebelah kanan gedung.

Mata Laras langsung melihat ke arah yang ditunjukkan oleh gadis kecil dengan dress princess berwarna biru muda itu.

"Wah, rupanya kamu tamu VVIP ya. Senangnya, kamu tidak perlu mengantri sepertiku ha ha ha!" gumam Laras lalu terkekeh sendiri.

Tapi saat Laras akan melangkah dia agak ragu, masalahnya undangannya hanya undangan biasa. Dia takut para penjaga tidak memperbolehkannya untuk masuk ke bagian tamu VVIP itu.

"Eh, bagaimana kalau aku tidak boleh masuk?" tanya Laras sambil bergumam.

Laras lalu kembali menundukkan badannya.

"Sayang, siapa namamu? dan siapa ibu mu? biar aku antar kamu ke petugas saja ya!" ucap Laras lagi.

Tapi baru Laras berkata seperti itu, gadis kecil itu langsung menggenggam erat tangan Laras dan menggelengkan kepalanya.

"Hah, kamu tidak mau?" tanya Laras dengan raut wajah yang sudah bingung.

Gadis kecil itu lalu menganggukkan kepalanya.

"Tapi kamu tahu kan siapa namamu?" tanya Laras lagi.

Dan gadis mungil itu menggelengkan kepalanya perlahan ketika mendengar pertanyaan Laras yang satu itu.

"Aih, usiamu sepertinya sekitar 5 tahun kan? kok gak tahu nama sendiri?" tanya Laras tapi dengan gumaman pelan.

"Ya sudah, antarkan saja. Kalau sudah disana pasti ada yang mengenal mu kan!" gumam Laras lalu kembali menggandeng tangan gadis mungil itu dan berjalan ke arah para tamu VVIP yang tentu saja mereka berada di antara bangku yang tersusun lebih rapi lengkap dengan meja besar yang penuh dengan aneka makanan dan juga minuman.

Ketika akan masuk ada dua orang penjaga.

"Permisi, bisa tunjukkan undangan anda. Sepertinya anda baru datang?" tanya salah seorang penjaga.

"Em, begini pak. Sebenarnya saya bukan mau masuk ke dalam tapi saya mau mengantarkan anak ini, dia tadi tersesat sendirian di luar dan dia bilang ayah dan ibunya ada di dalam situ!" ucap Laras.

Kedua penjaga itu saling pandang, salah seorang dari mereka sepertinya memang mengenali gadis kecil itu.

"Iya, ini nona yang tadi bersama dengan... siapa itu pengusaha terkenal itu!" ucapnya yang lupa pada nama ayah gadis kecil itu.

"Baiklah, biar saya yang antar ke dalam!" kata salah seorang penjaga.

Tapi saat Laras akan melepaskan tangan gadis kecil itu, gadis kecil itu malah menangis dan memegang tangan Laras semakin kuat.

"Sayang, jangan menangis. Paman itu akan mengajakmu bertemu ibumu!" ucap Laras sambil mengusap air mata di pipi gadis kecil itu.

"Baiklah nona, sebaiknya anda saja yang antar gadis kecil ini masuk. Tapi saya harap setelah itu anda langsung keluar ya!" ucap penjaga yang kasihan pada gadis kecil yang terus menangis itu.

Laras pun langsung mengangguk paham.

"Iya pak permisi!" ucap Laras melewati dua penjaga itu sambil menggandeng gadis kecil itu bersamanya.

Semakin Laras melangkah, semakin kaki dan tangannya gemetaran. Baru melewati dua meja saja, matanya sudah di buat silau dengan berbagai perhiasan berlian yang di kenakan oleh para tamu VVIP di tempat itu.

"Sayang, masih jauh ya. Dimana meja ibu mu?" tanya Laras yang semakin tidak percaya diri dengan apa yang dia kenakan ketika berjalan di antara para wanita yang semua benda yang mereka pakai bahkan seharga rumah pemberian suami Laras.

Gadis kecil itu tiba-tiba langsung melepaskan tangan Laras. Dan berlari ke arah sebuah meja yang sangat terang.

Mata Laras tertuju pada arah gadis kecil itu berlari, dia tersenyum karena melihat gadis kecil itu sudah menemukan kedua orang tuanya.

Tapi senyum di wajah Laras langsung sirna ketika dia melihat seorang yang sangat dia kenali di meja dimana gadis kecil itu menuju.

"Mas Abi!" lirih Laras.

Tapi pandangan justru tertuju pada seorang wanita yang sangat cantik, dengan gaun terbuka dan kalung dengan berlian yang begitu besar sebagai liontin nya. Tapi sebenarnya bukan semua itu yang sedang diperhatikan Laras, perhatian Laras tertuju pada tangan wanita itu yang memeluk erat lengan suami Laras.

Laras mendengus kesal, dengan langkah cepat dia bergegas menuju ke arah meja dimana suaminya sedang duduk dan tidak menyadari kehadirannya.

Semakin dekat, Laras semakin terbakar cemburu. Dia segera menarik tangan Abi dari arah belakang.

"Mas Abi!" panggil Laras yang langsung membuat pelukan wanita di sebelah Abi terlepas dan membuat Abi berdiri dari kursinya.

Mata Abimanyu melebar, dia benar-benar terkejut.

"Laras!" lirih Abi.

"Siapa kamu?" tanya wanita yang tadi memeluk lengan Abi.

Terlihat jelas kalau wanita itu terlihat sangat kesal. Laras yang merasa kalau wanita itu menggoda suaminya pun berdiri dengan berani di depan Abi.

"Kamu yang siapa? main peluk-peluk suami orang sembarangan!" kesal Laras dan dia berkata dengan nada yang agak keras.

Kejadian itu membuat beberapa tamu lain yang berada dekat dengan meja Abi berdiri dan melihat ke arah mereka.

Abi yang tidak menyangka Laras berada di depannya langsung berusaha memegang kedua lengan Laras.

"Laras, sebaiknya kita keluar!" ajak Abi.

Tapi Laras langsung menepis tangan suaminya itu, dan menatap tajam ke arah wanita yang dia kira menggoda suaminya.

"Gak mau mas, eh kamu jangan coba-coba dekati suami saya ya!" ketus Laras dengan berani.

Mata Abi langsung memerah, dia dengan kuat kembali mencoba untuk menarik Laras pergi, tapi wanita itu malah menghalangi Abi.

"Suami?" tanyanya.

Mata wanita itu langsung menyipit ke arah Abi.

"Mas Abimanyu Mahendra ini adalah suamiku, Sarah Amelia. Siapa yang tidak tahu akan hal itu?" tanya Sarah dengan suara yang sengaja dia ucapkan dengan keras.

Deg

Laras langsung menoleh ke arah Abi yang mata dan wajahnya sudah merah.

"Mas?" tanya Laras.

"Hah, berapa lama kamu menikah dengan suami ku?" tanya wanita itu yang bahkan tidak terlihat terkejut.

Laras berusaha untuk tetap tenang dan mencerna semua perkataan wanita di hadapannya itu.

"Satu tahun, dua tahun? pasti tidak lebih dari itu kan. Aku sudah menikah dengan Abimanyu selama 7 tahun. Jadi sekarang sudah jelas kan, siapa yang menggoda siapa disini?" tanya Sarah begitu percaya diri dan menekankan setiap kata yang dia ucapkan.

Semua orang yang melihat dan mendengar kejadian itu langsung bergunjing, dan menatap Laras dengan pandangan sangat merendahkan.

Laras menoleh ke arah Abi, ketika Sarah masih terus menghinanya. Laras lalu berlari keluar dari ruangan VVIP itu. Dan ketika Abi akan mengejarnya, Sarah menahan tangan Abi.

"Kamu harus jelaskan semua ini padaku!" kesal Sarah dengan mata dan wajah yang sudah merah karena marah.

Abi menepis tangan Sarah dan lebih memilih mengejar Laras. Sarah semakin kesal di buatnya, dia juga langsung memerintahkan pada baby sitter anaknya untuk membawa anaknya pergi bersama dirinya meninggalkan acara pesta pernikahan ini.

***

Bersambung...

Terpopuler

Comments

𝔉𝔢𝔯𝔬𝔫𝔦𝔫𝔞ʚɞ⃝🍀ᰔᩚ℠

𝔉𝔢𝔯𝔬𝔫𝔦𝔫𝔞ʚɞ⃝🍀ᰔᩚ℠

ya wajarlah sejak nikah laras ga pernah kenal orang tuanya Abi. ternyata Abi udah punya istri sah

2022-09-06

1

🍾⃝ ͩMᷞᴇͧᴍᷡᴀͣˢ⍣⃟ₛ ❤️⃟Wᵃf 𝐀⃝🥀

🍾⃝ ͩMᷞᴇͧᴍᷡᴀͣˢ⍣⃟ₛ ❤️⃟Wᵃf 𝐀⃝🥀

di sini yg jelas salah adalah abi,
berani berbuat berani tanggung jawab
penjelasan sekelas jelas na kepada ke 2 istri na
kasian juga laras jelas lari lah merasa malu yg tadi na laras lantang sekali marah" eh malah di balik istri pertama abi

2022-09-06

0

.

.

tapi kamu harus bersyukur Laras karena anak kecil itu kamu bisa mengetahui kebenaran nya tentang Abi

2022-08-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!