Hari berikutnya, Sagara tidak mau menyentuh Hana lagi. Sempat terpikirkan dalam benaknya untuk membuang Hana ke tempat semula di temukan Palu dan Obeng.
Namun, sekejam kejamnya Sagara. Ia masih memiliki hati untuk tidak melakukan itu. Ia memerintahkan Palu dan Obeng untuk mencari tahu keberadaan keluarga Hana.
Selama menunggu Palu dan Obeng kembali dengan kabar baik tentang keluarga Hana. Sagara harus menghadapi sikap Hana yang tiba tiba menangis, tiba tiba seperti orang linglung dan bersikap layaknya anak kecil usia 6 tahun.
Sikap Sagara yang awalnya merasa jijik terhadap Hana, berubah kasihan. Dengan telaten ia merawat dan menjaga Hana.
"Bangunlah, sudah siang."
Sagara menarik selimut yang menutupi tubuh Hana lalu mengangkat dan menggendongnya ke kamar mandi.
"Kau harus mandi, setelah itu sarapan."
Hana diam dengan raut wajah bingung dan tatapan matanya kosong. Namun ia mengerti apa yang di katakan Sagara.
Setelah bicara seperti itu, Sagara keluar dari kamar mandi dan menyiapkan pakaian dan sarapan untuk Hana.
Tiga puluh menit kemudian, Sagara kembali membawa sarapan untuk Hana ke kamarnya. Namun Hana tidak ada di kamar, terdengar suara gemericik air di dalam kamar mandi.
"Kenapa dia belum seleseai mandi juga?" Gumam Sagara.
Perlahan Sagara mendekati pintu kamar mandi, ia membuka pintu pelan pelan dan melihat Hana di dalam bak mandi tanpa melakukan aktifitas apapun. Raut wajahnya sedih, tatapannya masih tetap kosong.
"Apa yang kau lakukan?" Tanya Sagara berjalan mendekati Hana.
"Kau sudah kedinginan.."
Sagara mengangkat tubuh Hana lalu melepaskan pakaiannya yang sudah basah. Setelah itu ia mengambil handuk dan memakaikannya ke tubuh Hana dan menggendongnya keluar dari kamar mandi.
"Sekarang pakai bajumu.."
Seperti seorang ayah yang memakaikan baju untuk putrinya. Sagara melakukannya dengan baik, meski ia sedikit bingung. Setelah selesai, Sagara menuntun Hana untuk duduk di kursi dan menyuapinya.
Di setiap ia menyuapi Hana. Terbentuk senyuman di bibir Sagara, menatap lembut wajah Hana.
"Kau cantik..tapi sayang kau gila.." batin Sagara.
"Maafkan aku..aku tidak tahu apa yang terjadi padamu..dan seharusnya aku tidak melakukan semua ini padamu.."
Saat ia tengah menyuapi Hana, terdengar suara langkah kaki di luar kamar. Sagara meletakkan piring di atad meja lalu berjalan mendekati pintu dan membukanya lebar.
"Kalian..." ucap Sagara pada Palu dan Obeng.
"Tuan..."
"Bagaimana? Kalian sudah mendapatkan informasi?" Tanya Sagara sudah tidak sabar.
Palu dan Obeng mengangguk.
"Tidak banyak informasi yang kami dapatkan tuan, tapi kami menemukan selebaran kertas tentang orang yang hilang." Jelas Obeng lalu menyerahkan selembar kertas.
Sagara mengambil kertas di tangan Obeng.
"Hana, bukankah ini Hana?" Tanya Sagara.
"Benar tuan...kami tidak menemukan keluarganya di mana. Tetapi menurut informasi dari selebaran foto ini terdapat alamat. Non Hana...?" Obeng tidak melanjutkan kata katanya. Ia takut menyinggung Sagara dan membuatnya marah.
"Gila?"
Obeng dan Palu menganggukkan kepalanya.
"Aku sudah tahu..." kata Sagara.
"Maafkan kami tuan.." ucap mereka berdua serempak, karena merasa bersalah.
"Kita antarkan Hana ke rumahnya, kau siapkan sejumlah uang untuk Hana." Perintah Sagara.
"Baik tuan!" Sahut Palu.
Sagara masuk ke dalam kamar, sementara Obeng menyiapkan mobil dan Palu menyiapkan sejumlah uang untuk di bawa pulang Hana.
"Hana.."
Hana menoleh lalu tersenyum manis pada Sagara.
"Kau mau pulang?"
Hana mengangguk.
"Kita pulang sekarang..." Sagara membalas senyuman Hana, lalu mencium keningnya cukup lama.
"Maafkan aku...maafkan aku..maafkan aku.." tiga kali Sagara mengucap kata maaf. Namun Hana hanya tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
"Ayo, kita pulang.."
Sagara menggendong tubuh Hana lalu membawanya keluar kamar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Farhan Setiawan
crazy up keren
2022-07-20
0
Dela Puspita
kok gitu c
2022-07-20
0