Menikah

Ke-esokan paginya, Palu dan Obeng di kejutkan dengan suara jeritan di kamar gadis yang di kurung. Mereka bergegas menuju kamar, saat pintu terbuka. Mereka berdua melihat gadis itu tengah duduk dengan raut wajah bingung.

"Beng, jangan jangan cewek ini amnesia atau gila?"

Palu menggeleng pelan, lalu dia menghampiri gadis itu mengendap endap seperti mau menangkap maling.

"Huaaa!!" Gadis itu berteriak.

Palu berjengkit kaget.

"Tenang, aku tidak akan menyakitimu." Katanya lalu menoleh ke arah Obeng.

"Beng, bantuin napa!"

Obeng mengangguk seraya tertawa lalu menghampiri Palu.

"Non, tenang ya..apa kamu lapar?" Tanya Obeng lembut.

Gadis itu terdiam menatap tajam ke arah Obeng dan Palu, kemudian menangis.

"Loh..?" Obeng mengerutkan dahi, menatap kasihan pada gadis itu.

"Coba, kamu cerita. Mungkin kami bisa membantu?" Tanya Palu, lalu keduanya duduk di lantai menghadap gadis itu yang duduk di kursi.

Seketika, tubuh Palu dan Obeng yang kekar dan berotot tidak ada gunanya ketika mereka berhadapan dengan gadis itu.

"Siapa nama mu?" Tanya Obeng dengan pelan.

Gadis itu berhenti menangis, seketika wajahnya berubah seperti sedang berpikir keras.

"Hana.."

Obeng dan Palu tersenyum lebar, lalu mereka berdua saling pandang sesaat.

"Di mana rumah mu?" Tanya Palu.

Gadis yang mengaku bernama Hana itu berpikir lagi, lalu berteriak histeris memekakkan telinga Obeng dan Palu.

"Stoop!" Teriak Obeng.

Hana terdiam lalu tertawa kecil seraya mengusap air mata di pipinya.

"Aku lapar.."

"Lapar?" Tanya Obeng.

"Baik, kamu tunggu di sini. Aku ambilkan makanan. Oke?" Palu berdiri lalu bergegas keluar dari kamar.

Sementara Obeng mengajak Hana bercanda dengan tepuk tangan sambil menyanyikan lagu pok ame ame.

"Kasihan sekali, ada apa dengan gadis ini?" Batin Obeng.

Tak lama kemudian, Palu datang membawa makanan diatas nampan lalu di berikan pada Hana.

"Ayo makan!"

Hana mengalihkan pandangannya pada makanan di atas nampan.

"Ayo makan.." kata Palu.

Hana menggelengkan kepala cepat seperti anak kecil.

Palu dan Obeng saling tatap sesaat.

"Mau di suapin," tanya Obeng.

Hana mengangguk.

Obeng mengangkat satu alisnya bertanya pada Palu. Palu pun mengangguk dan membiarkan Obeng menyuapi Hana seperti ayah pada anaknya.

"Beng, aku malu sama tato sendiri." Kata Obeng diakhiri tertawa terkekeh.

Palu ikut tertawa kecil seraya menatap tato di lengan Obeng.

Puk

Puk

Palu menepuk lengan Obeng dua kali.

"Apaan?" Tanya Obeng sambil menyuapi Hana.

"kau sudah hubungi madam Yuri?" Tanya Palu.

"Tenang, aku sudah hubungi. Bentar lagi datang." Kata Obeng.

"Bagus, jangan sampai telat. Tuan Sagara pasti marah." Ujar Palu.

Tak lama terdengar suara bel. Palu bergegas keluar dari kamar di ikuti Obeng yang sudah selesai menyuapi Hana. Mereka menemui madam Yuri yang baru saja datang.

"Di mana gadis itu?" Tanya madam Yuri.

"Di kamar, dia gadis baik." Kata Obeng.

"Baju pengantin, apa semua sudah siap?" Tanya Palu.

"Tenang!" Sahut madam Yuri menoleh ke arah asistennya yang membawa koper berukuran besar.

"Ayo cepat kerjakan, sebentar lagi tuan datang." Timpal Obeng.

Madam Yuri mengangguk, lalu meminta asistennya untuk merias Hana dan memakaikan gaun pengantin yg sudah di siapkan.

"Beng, kalau hanya pernikahan sementara dan hanya ingin anak saja. Kenapa harus resmi seperti ini?" Tanya madam Yuri.

"Anak anak perempuan di tempat madam, bisa di bayar buat bikin anak tanpa harus repot repot di kawinin!" Katanya lagi di akhiri tertawa lebar.

"Hus! Sembarangan. Tuan kami tidak seperti itu. Jaga bicara mu!" Pungkas Obeng.

"Hah, bukankah semua laki laki sama. Mau enaknya saja, apa bedanya nasib gadis itu nanti. Sama sama di buang juga bukan?" Katanya lagi.

"Cukup, jangan banyak bicara madam. Tuan tau, habis kau nanti. Ha ha ha!" Timpal Palu.

Madam langsung terdiam, dan melirik ke arah pintu utama. Terdengar suara langkah kaki.

"Pasti tuan sudah datang," kata Obeng lalu bergegas menyambut Sagara.

Pintu terbuka lebar, nampak Sagara sudah berdiri di depan pintu bersama seorang pengacara dan seorang pria yang akan menikahkan Sagara dan Hana. Mereka semua masuk ke dalam rumah. Menunggu Hana keluar dari kamarnya.

Tak lama mereka menunggu, Hana keluar dari kamar bersama asisten madam Yuri. Seketika, Sagara terpesona dengan kecantikan Hana.

Cantik, itu yang ada di dalam pikiran Sagara saat ini.

"Tuan, semua sudah siap." Kata Obeng pada Sagara.

Sagara mengangguk.

"Baik."

Asisten madam Yuri menggandeng tangan Hana. Lalu di dekatkan dengan Sagara.

"Silahkan tuan."

Sagara meraih tangan Hana lalu menggenggamnya erat. Hana tersenyum pada Sagara, membuat hati pria angkuh itu sedikit hangat.

Tanpa bertanya, bahkan Hana tidak tahu apa yang akan terjadi padanya. Hana mengikuti apapun yang mereka lakukan padanya.

Sagara bertanya pada Obeng dan Palu asal usul Hana. Tetapi mereka tidak tahu, Obeng dan Palu hanya mengetahui namanya saja.

Sagara dan Pengacaranya berpikir bagaimana kalau keluarganya mencari Hana. Namun karena situasinya mendesak, akhirnya Sagara memutuskan untuk mencari tahu keluarganya nanti setelah menikah.

Pernikahan sederhan dan sembunyi-sembunyi itu pun mulai di laksanakan. Pengacara dan madam Yuri menjadi saksi pernikahan mereka.

Terpopuler

Comments

Norayy_1

Norayy_1

wkwkwk

2024-01-20

0

Risfa

Risfa

wehh lgs nikah eh 😂

2022-07-25

0

Farhan Setiawan

Farhan Setiawan

la ujug ujug kawin

2022-07-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!