Elsa dan Maeve

Aku melihat raut wajah kekasih pangeran Roy langsung berubah saat aku mengatai dirinya bodoh. Apa yang mereka harapkan dariku? Mereka ingin melihat akun menangis dan bersujud di depanya?

Ck, sangat menyebalkan!

Perkataan Elsa membuat Ginjar langsung menutup mulutnya, jauh dari ekspestasi. Dia pikir, Nonanya itu akan menangis terseduh-seduh di hadapan kelinci kesayangnya, namun dugaannya salah.

Sementara pangeran Roy mendengar perkataan Alsa dengan lancang langsung mematikan rokoknya lalu menatap Elsa dengan tatapan ingin menerkam gadis itu.

Maeve berusaha menahan gejolak dalam dadanya yang ingin langsung menyerang Elsa di hadapnya. Namun, terlebih dahulu dia menciptakan drama agar pangeran Roy menuruti perktaanya.

“Lihat gadis ini, dari tiga hari yang lalu. Dia sudah lancang padaku, bahkan dia bicara kasar sementara kau ada di sini,” kata Maeve dengan pura-pura sedih menghampiri Pangeran Roy yang tengah duduk di kursi yang terbuat dari kayu.

Dia bergelenyut mesrah di tangan pangeran Roy, seperti ulat bulu.

Ingin sekali aku mencakar wajah kekasih pangeran Roy yang tengah bermanja di tangan Roy, seperti wanita haus belaian.

Aku memasang wajah jijik kearah Maeve, sepertinya dia menggoda pangeran Alroy untuk memberikan hukuman padaku. Tidak akan ku biarkan itu semau terjadi, jangan sampai aku mati di dunia entah berantah ini.

“Lakukan sesukamu,” kata pangeran Roy datar yang masih ku dengar dari sini, dia mencium Maeve membuat ku semakin muak dengan perlakuan pasangan kekasih itu.

“Dasar tak tahu malu,” kataku membuat ciuman panas mereka berdua terhenti. Padahal ada aku di sini dan Ginjar namun mereka berciuman dengan penuh sensual. Apakah dia tidak malu?

“Siapa yang kau sebut tak tahu malu!'' geram Maeve. Semenjak tiga hari yang lalu, dia merasakan perubahan pada diri Alsa.

“Kalian berdua lah, emangnya ada yang berciuman di sini kecuali kalian? Tidak mungkinkan jika aku dan Ginjar berciuman!” dengus ku dengan wajah kesal kearah Maeve dan pangeran Roy.

Mereka bertanya. Seakan-akan mereka sepolos kertas hvs.

“Jaga ucapanmu pembawa sial!”

Pangeran Roy langsung berdiri dari kursi yang dia duduki saat melihat Maeve menangis, lebih tepatnya lagi, pura-pura menangis.

“Ck, jaga saja etika mu itu, seperti tidak punya malu saja!” seloroh ku pada pangeran Roy membuat nafas pria itu naik turun.

Rasa takut? Tentu saja ada, namun jika aku biarkan mereka akan semakin menginjak ku di sini, terutama Maeve.

BRUK

Aku melihat kebelakang, ternyata pelayan Alsa tengah pingsan, dia merepotkan saja. Padahal aku sedang berdebat dengan pangeran Roy.

Untung saja aku menggunakan bahasa Indonesia untuk berdebat denganya, jika aku menggunakan bahasa Inggris sudah pasti dia tambah emosi.

Dia tidak tau, jika di duniaku, aku adalah dosen bahasa Inggris yang skilnya udah tidak di ragukan lagi.

“Ginjal, bangun!”

Aku terkekeh, aku mengubah nama Ginjar menjadi Ginjal. “Jika kamu tidak bangun, aku akan meninggalkan mu!” ancamku seraya menggoyangkan tubuh Ginjar.

“Tidak mungkin kalau aku yang gendong, bisa-bisa tubuhku encok, Disini tidak ada rumah sakit,” kataku.

Aku berdiri lalu melihat kearah belakang, sepasang kekasih itu tengah menatapku dengan tatapan lapar.

“Kau,” tunjuk ku pada pangeran Roy, aku berusaha tidak takut melihat wajah merah menahan marah milik pangeran Roy.

“Gendong Ginjal ke kamarnya, kau 'kan laki-laki. Masa laki-laki nggak bisa, gendong cewek!” seloroh ku pada pangeran Roy.

“Siapa kau, berani-beraninya memerintah seorang pangeran!” geram pangeran Roy membuat ku tersentak kaget. Aku berusaha menetralkan jantung ku agar tidak berdegup kencang.

“Aku adalah Elsa…Maksudku, aku adalah Alsa yang menyuruh mu untuk membawa Ginjal ke kamarnya!”

“Namanya Ginjar, bukan Ginjal!” protes pangeran Roy.

“Nah, itu kau tau, Yaudah gendong dia!”

Aku berdebat dengan pangeran Roy, agar dia menggendong Ginjar ke kamarnya, andai aku mempunyai tenaga cukup aku akan mengangkat Ginjar, tapi aku sadar, tubuh Ginjar berisi lemak.

“Tidak ada sejarahnya pangeran gendong pelayan!” berang pangeran Roy.

“Oh ya….” tantangku pada pangeran tampan ini. “Nggak ada juga tuh sejarahnya pangeran bodoh, dan mau saja di perintah sama kekasih yang nggak punya hati,” lanjut ku seraya menatap sinis Maeve. Wajahnya juga memerah karna perkataan ku.

“Kau…!”

“Kau apa?” tantangku dengan menatap intens Maeve membuat dia semakin terbakar.

“Kurang ajar sekali kau. Apa kau tidak tau, kalau aku kekasih pangeran Roy!'' sergahnya kepadaku.

Aku tertawa terbahak-bahak, sehingga aku melihat pangeran Roy dan Maeve melirik ku, dengan tatapan yang sulit aku jelaskan, mungkin saja mereka sudah mengiraku gila.

“Aku tidak takut sama siapapun,” ucapku dengan santai, setelah tawaku berangsur mudar. “Aku hanya takut sama yang menciptakan aku dan orang tua ku,” lanjutku membuat pangeran Roy mengacak rambutnya, mungkin dia pusing.

Dia langsung pergi meninggalkan aku dan Maeve, dia melewati Ginjar namun dengan cepat aku langsung memanggilnya.

“Pangeran Roy, gendong Ginjar ke kamarnya, apa kau tidak mampu menggendong seorang wanita? Atau kau hanya mampu menggendong kekasih jahat mu ini!''

Kulihat langkah kaki pangeran Roy, dia menatap ku dengan tajam, lalu memundurkan langkahnya dan segera menggendong Ginjar dengan amarah yang memburuh.

Maeve cengok melihat pangeran Roy meggendong Ginjar, ini pertam kalinya pangeran Roy mendengarkan perkataan seorang Alsa.

“Kau…!” Maeve tidak bisa melanjutkan perktaanya, dia langsung meneriaki pangeran Roy untuk menunggunya, namun tanganya berhasil ku cekal.

“Mau lari kemana kau?!” kataku dengan galak menahan pergelangan tangan Maeve.

Maeve berusaha melepaskan tangannya dari tangan Elsa, namun dia kalah kuat, tidak biasnya Alsa seperti ini.

Sial! Kenapa gadis lemah ini tiba-tiba kuat!!!

“Kau sudah membunuh seekor hewan, dan kau ingin langsung pergi? Tidak semudah itu sayang!” Maeve bergedik ngeri mendengar Elsa mengatakan kata sayang.

“Tenang saja, aku bukan kacang suka sama kacang. Kalaupun aku laki-laki tidak akan ku pilih kau menjadi kekasih ku!” terang ku masih memegang erat tanganya, dia juga berusaha melepaskan tanganya dari ku.

Perktaan ku tadi membuat dia semakin menatap ku tajam, “jangan macam-macam dengan ku. Atau kau akan menyesal, aku akan membuat hukuman lebih lagi!” ancamnya padaku membuat ku tertawa bercampur rasa takut. Tapi aku hanya ingin menakuti Maeve, Semogah dengan aku menakutinya dia berhenti memperlakukan Alsa semenah-menahnya jika dia kembali kesini.

Maeve berhasil melepaskan cengkeraman tanganya dari Elsa.

Dan

PLAK!!!!

Terpopuler

Comments

Nirwana Asri

Nirwana Asri

Keren kak

2022-08-11

1

Kyli

Kyli

Lanjut dong kak

2022-07-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!