Kavita dan Ginjar menyuruh ku untuk istirahat dan melarang ku untuk keluar dari kamar ini.
Dari jendela kamar ini, aku melihat awan sudah menggelap menandakan malam akan tiba. Dari jarak jauh, aku melihat perempuan yang beberapa malam aku temui di bawa penjara tanah tengah mengendap endap masuk ke salah satu ruangan.
Entahlah, apa yang dia lakukan, aku tidak ingin ikut campur selagi dia tidak mengusik keberadaan ku.
Aku melihat kearah belakang, rupanya pintu kamar yang ku tempati di buka oleh Kavita.
“Nona, kenapa tidak tutup jendela kamar mu. Apa nona tidak tau, bahaya kalau membuka jendela di waktu seperti ini,” kaya Kavita dengan cepat, seraya menutup jendela kamar yang ku tempati.
“Nona, apa kau belum mandi?” tanya Kavita penuh selidik dan kubalas anggukan kepala membuat gadis cantik itu menarik tangan ku. Rupanya di kamar ini, ada pintu tersembunyi dengan bambu, dia membuka pintu tersebut.
Ahk, rupanya ini adalah kamar mandi. Aku menelusuri denga seksama alat mandi di sini. Ada kendi dan gayun terbuat dari tempurung kelapa, kalau aku tidak salah.
“Nona mandi dulu, di sana sudah siap semua,” kata Kavita membuat ku menjadi cengo.
Apa katanya tadi, dia mengatakan jika semuanya sudah lengkap? Apa di zaman ini belum ada sabun mandi? Atau jangan-jangan di sini juga tidak ada sikat gigi? Astgah, jangan sampai itu terjadi.
Aku menggelengkan kepalaku, bisa sakit aku jika lama di sini dengan benda zaman dulu.
“Nona baik-baik saja?” Tanya Kavita melihat Elsa menggelengkan kepalanya.
“Apa di sini ada sikat gigi?” tanyaku dengan cepat kepada Kavita.
“Sikat gigi?” tanya Kavita dengan heran membuat ku langsung menghembuskan nafas pasrah.
“Maksudku alat pembersih gigi,” kataku kepada Kavita dan dibalas anggukan kecil.
“Ada. Tapi namanya bukan sikat,” katanya membuat ku tersenyum masam.
“Mana?” tanya ku dengan penasaran, ingin melihat bentuk sikat gigi dunia mereka.
“Nona tunggu sebentar, aku akan mengambilnya,'' kata Kavita lalu pamit pergi meninggalkan diriku.
Kavita keluar dari kamar ku tanpa menutup pintu, lebih tepatnya kamar milik Alsa yang sekarang aku tempati.
Aku mendudukkan bokong ku di tempat tidur yang tidak ada empuknya sama sekali, tapi aku bersyukur karna tempat tidur milik Alsa masih layak untuk di tempati.
Aku pikir, gadis lemah itu tidur di tempat yang gelap karna kisahnya yang aku baca begitu menyedihkan, itu baru beberapa bab belum semuanya aku baca, bagaiamana takdir Alsa selanjutnya.
Aku harap, tidak ada hal aneh terjadi padaku saat aku berada di dunia entah berantai ini. Aku membaringkan tubuhku tanpa sadar aku memejamkan mataku lalu tertidur begitu lelap.
Mataku langsung aku tutup menggunakan telapak tangan ku karna cahaya dari sana membuat ku tidak bisa memandang cahaya dari mana itu.
Perlahan-lahan cahaya itu mulai hilang, lalu aku melapaskan tangan ku dari mataku.
Suara tangisan!
Telingaku langsung di sambut dengan tangisan pilu seorang perempuan yang tengah duduk padang rumput, mataku melihat perempuan itu menangis terseduh-seduh serta baju gaun yang tadiny pink menjadi kecoklatan karna kotor.
Aku penasaran dengan perempuan itu, sepertinya dia sangat terpukul terdengar dengan isakannya yang begitu piluh.
Aku melangkah kakiku untuk melihat, siapa gadis malang itu menangis sendiri di tempat sunyi ini.
“Tolong aku!”
Deg
Langkah kakiku langsung terhenti saat suara bergetar itu minta tolong, aku melihat sekeliling ku, hanya aku dan gadis itu di sini.
Itu artinya dia minta tolong kepadaku?
Suara tangisnya semakin memilukan.
Tangisannya semakin kencang. “Aku sudah tidak tahan dengan diriku yang lemah dan tidak berguna” isaknya dengan piluh membuat ku semakin terdiam dengan pernyataan gadis itu, aku belum melihat bagaiamana wajahnya karna dia membelakangi ku sembari meringkuk tubuhnya.
“Aku Hanya gadis lemah, yang menumpang hidup di istana. Tidak ada yang bisa dibanggakan dariku.''
“Kau siapa?'' tanyaku dengan gugup. Perlahan suara isakan tangis itu berhenti membuat ku bergedik ngeri.
Perlahan-lahan dia membalikkan tubuhnya.
Deg
Jantung ku semakin berdegup kencang saat melihat gadis yang terisak tadi melihat kearah ku dengan menahan tangis. Wajahnya mirip sekali denganku, hanya penampilnya saja yang kacau!
Apa aku punya kembaran?
“S—siapa kamu?” tanya ku dengan terbatah-batah melihat wajahnya mirip dengan ku yang begitu miris karna air matanya terus saja mengalir di pelupuk matanya.
“Aku Alsa.”
Aku kembali terkejut dengan pernyataan gadis itu. Itu berarti wajah Alsa mirip dengan wajah ku? Apakah ini takdir untuk ku karna wajah ku mirip denganya? Hanya dunia ku saja yang berbeda?
“Gantikan aku sebagai Alsa,” pintanya berdiri dari rumput yang dia tempati duduk tadi berjalan menghampiri ku dengan gaunya yang sangat lusuh.
“Aku mohon!”
Wajahnya semakin jelas ku lihat, wajahnya begitu mirip dengan ku membuat ku kasihan dengan gadis di hadapan ku ini.
“Sampai kapan?” tanyaku membuat gadis itu mengangkat sudut bibirnya berbentuk senyuman manis dalam kondisi yang menyedihkan.
Aku bisa melihat, pipihnya juga memerah sepeti bekas tamparan. Ahk aku lupa, jika peran Alsa yang lemah itu selalu di tindas dan di siksa oleh kekasih salah satu pangeran di istana.
“Aku tidak tau pasti sampai kapan, tapi aku yakin, kamu bisa hadapin semuanya. Karna kamu gadis terpilih menggantikan posisi ku di dunia ini, selain wajah kita yang mirip kamu juga—''
“Aku akan menggantikan posisimu, asal kamu menjamin aku akan kembali pada duniaku setelah aku menjalankan peran mu Disini,” potong ku dengan cepat, aku tidak mau terperangkap di dunia yang seharusnya tidak aku pijakkan.
Gadis di hadapan ku sempat terdiam, lalu kemudian menganguk mengiyakan perkataan ku.
“Aku yakin, yang menciptakan bekas merah di pipih mu adalah kekasih pangeran Roy,” terang ku dengan sedikit kesal karna kekasih pangeran Roy telah menindas yang lemah.
“Bagaiamna bisa kamu tau?” Tanyanya dengan lembut, membuat ku tersenyum masam, dia sangat lembut berbicara.
“Kisahmu sudah ku baca di buku novel, meski tidak semuanya,” kataku membuat gadis itu mengangguk paham.
“Kamu harus ingat, ini nyata bukan mimpi,” lanjutnya lagi sembari tersenyum tipis, “kamu juga harus hati-hati sama pangeran di istana, karna apa yang kamu lihat selamanya bukan kebenaran.”
“Aku juga memohon padamu, jagalah kelinci kesayangan ku, dia yang selalu menemani aku di penjara bawa tanah.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments