Hari telah berganti...
pagi ini rumah mewah itu terlihat ramai dengan suasana baru karena yanza telah resmi tinggal disana sampai dirinya betah.
sebenarnya ia bisa saja pulang ke rumah almarhum kakeknya disini namun arzan memintanya untuk tinggal disini sekaligus menemani dirinya.
seusai sarapan tuan rahendra berangkat ke kantor, di usia nya yang tua ia masih saja mengurus perusahaan dikarenakan arzan baru sadar dari koma dan selama ini anak semata wayangnya itu tak tertarik dengan perusahaan nya.
jadilah ia sendiri yang harus mengelolanya.
lalu nyonya rahendra ia memilih menyiram tanaman di rumah nya walaupun sudah ada pembantu tapi ia ingin beraktivitas sedikit daripada harus duduk tak melakukannya apa apa.
dan kini tinggal lah para bujangan itu sedang duduk menonton TV diruang tamu.
" Aiss siaran membosankan, selalu saja istri yang tersakiti, suaminya kapan coba. " gerutu arzan kesal sendiri dengan siaran di televisi nya.
" orang yang main kenapa lo yang sewot coba, orang itu ekting dapat cuan nah lo gerutu gak jelas dapat apa coba, yang ada malah tambah dosa ngomongin orang.. " sahit yanza yang padahal ia tak diajak.
" gue gak ngomongin orang, cuma ngomongin siaran doang kan.. " balas arzan tak terima.
" yang main siarannya kan orang.. "
" siapa juga yang bilang kerbau.. "
" Aiss... hah... " yanza mengangkat tangan percuma saja ngebacot sama orang yang lebih
pandai ngebacot.
" ck... bosan ah... keluar yuk.. " kini arzan mencintai membujuk yanza.
" kemana... " tanya yanza yang sepertinya tertarik karena ia pun sama bosannya.
" kemana mana aja lah yang penting keluar bosan di rumah... "
" yaudah yok tapi kita izin dulu sama tante. " sahut yanza.
" izin sama ibu gue aja.. " ucap arzan sambil bangkit dari duduknya.
" yah sama aja gue kan manggilnya tante goblok.. " yanza pun ikut bangkit.
" tapi kan itu ibu gue.. "
" tante gue... "
" ibu.. gue.. "
" tante gue.. "
" ibu. "
" tante. "
" ibu. "
" tante. "
ya berantem aja terus.. ingat umur om.. udah tua juga masa gak ada yang mau ngalah, pantes single mulu.
" pokoknya ibu gue titik.. "
" ap-
" ssssttt gak usah ngebacot lagi ayo cepat. " dengan tanpa akhlaknya arzan memotong perkataan yanza dan menaruh telunjuknya ditengah bibir yanza.
" cuihh... tangan mu bau... "
" gak usah dikasih tau.. udah ah ayok.. "
singkat nya dua om om itu sekarang sedang berada disebuah taman menikmati pemandangan yang berbeda-beda.
" hah... inikan taman waktu dulu... udah banyak yang berubah yaa.. "
" makanya kalau tidur jangan kelamaan. " gak ada akhlakkan yanza main nyahut aja. sepertinya arzan menyesali sesuatu dengan meminta yanza tinggal bersamanya.
arzan tersenyum kecut.. Seandainya ia tidak tidur selama itu pasti ia bisa membawa lari nadia agar menghindari perjodohan nya dan sekarang nadia pasti sudah bahagia dengan keluarga nya sedangkan arzan masih sendiri diumur segini, hah tenang setidaknya orang disamping mu punya nasib sama seperti mu sama sama single.
" jadi kangen masa muda gue... " lirih arzan.
" masa muda tidak akan bisa terulang kembali jadi jalani saja kehidupan sekarang, jika kamu menikmatinya pasti juga kamu akan bahagia." kini yanza berubah jadi bijak.
" hah... kesambet setan apa barusan lo, tiba tiba jadi berkata bijak... "
" gue bukan kesambet tapi memang butuh sedikit gila untuk menjadi waras.. "
" woww gue suka... "
" sorry ya gue masih normal walau gak laku laku... "
" heh si anjing gue suka sama kata kata lo bukan sama lo... idih.. amit amit... "
tolong jauh kan keduanya om ini sepertinya umurnya saja yang bertambah kalau sifatnya mungkin ketinggalan.
pluk....
" aduh siapa sih.... " arzan mengelus kepalanya yang barusan tertimpuk bola kaki mainan anak anak.
lalu datanglah seorang anak laki-laki berumur sekitar 6 tahun kehadapan mereka karena niatnya ingin mengambil bola.
set...
anak itu kalah cepat dengan arzan yang lebih dulu mengambil bola itu yang tak jauh dari jaraknya.
" tadi bola kamu kena pala saya... " ucap arzan dengan ekspresi marah namun padahal nya tidak.
anak lelah itu menunduk memainkan ujung bajunya.
" apa sih lo perkara anak kecil pula, udah kembaliin bolanya nanti nangis terus tambah berabe kalo emaknya dateng. " jelas yanza.
arzan hanya melirik yanza dengan muka songongnya lalu kembali menatap anak itu.
" kalo main hati hati... jangan sampai kena orang ya bocil.. " ucap arzan dengan nada lembut.
" iya om.. maaf tadi Rafa gak sengaja.. " ucap anak itu menyesali perbuatannya.
arzan membulatkan matanya tanda tak Terima dipanggil om.
" hah... om??... yang benar aja kamu.. "
" bauahahahahaha.... " serang yanza meledak tawanya.
" ketawa lagi gue bakar lo.. " ucap arzan kesal.
" dan kamu bocil... ini bolanya tapi jangan panggil saya om.. " arzan menyerah kan bola itu dan diterima oleh sang anak.
" iya om... eh... m-maaf.. tapi saya harus manggil apa om... eh salah lagi maaf om... eh aduh... eeee.... "
arzan telah memasang wajah jengah sedangkan yanza sudah hampir sekarat karena tertawa.
" udah sana sana main jauh jauh... " akhirnya arzan mengusir anak itu.
" makasih om.... " ujar anak itu lalu lari menjauh dari sana.
" ahahahaha... yang sabarr yaa.. tapi emang fakta kok kalo arzan udah jadi om om sekarang...." jelas yanza namun arzan masih menolak fakta.
" apa gue udah setua itu yaa... " lirih arzan.
" mau gue ambilin cermin...??? . " tanya yanza namun dibumbuhi ledekan.
" kalo gue udah tua berarti nadia ikut tua juga dong, hah.. jadi kangen.. tapi mungkin sekarang dia sudah menjadi ibu dari anak orang lain. " gumam arzan namun masih dapat didengar oleh yanza.
seketika yanza terdiam dan berpikir.
" mungkin ini saat nya arzan tau... " batinnya.
" eee.. apa lo gak penasaran sama dia... gimana kalo kita silaturahmi.. " tawar yanza.
arzan menggeleng pelan.
" buat apa yang ada tambah bikin gue sakit hati ngeliat dia sama suami dan anaknya. "
" bukan lagi sakit hati mungkin kau akan menangis menjerit saat bertemu nya nanti. " ucap yanza sama sekali tak terdapat aura candaan pada dirinya sekarang.
" cih ngomong apa sih lo... gue gak selemah itu kali... " balas arzan.
" mending ikut gue yok kita jenguk mantan kekasih lo itu. " ajak yanza namun arzan terlihat ogah.
" engga... "
" pliss lo harus ikut... "
" buat apa, gue gak mau sakit hati.. "
" gue yakin saat lo ketemu sama dia lo pasti bakal mohon mohon sama dia.. "
" cih... dulunya gue emang ngejar ngejar dia tapi sekarang setelah dia milih hidup sama perjodohan nya ya gue milih mundur juga. "
" dibilangin gak usah keras kepala mending ikut gue sekarang.. "
" gak mau.. "
" pokoknya ikut.. "
" engga... "
" harus... "
" gak usah maksa deh... "
yanza telah kehabisan stok kesabaran, dengan paksa dan brutal ia menarik arzan untuk ikut dengan nya dan arzan mau ngelawan pun gak sempat lagi jadi ia hanya bisa pasrah.
mengapa yanza begitu memaksa arzan untuk ikut apakah ia ingin membuat arzan semakin sakit hati atau ada hal yang memang tersembunyi.
tunggu di episode selanjutnya karena secuil rahasia akan terkuak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Saniyati Munir
Keren😍
2022-11-19
2