Xiao Lei yang mendengar perkataan pangeran Liang hang barusan tenggelam dalam pemikirannya dan liang hang melihat xiao Lei tak menjawab hanya diam saja.
"Apa yang kau pikirkan, kau akan memijat sekarang atau aku kirim kau ke ayahku."ucapnya sontak membuat xiao Lei berbicara.
"Baiklah tuan aku akan memijat."balasnya sambil meletakkan tangannya di pundak liang hang.
Iya memulai memijit pundak liang hang dengan lembut dan sedikit tekanan. Namun lagi-lagi liang hang berucap kembali.
"Kenapa kau tak punya tenaga, seperti tak pernah makan saja."
Seketika sontak membuat xiao Lei wajah tampak semu merah memendam dendam membara siap melahap apa yang ada didepannya namun ia berusaha untuk menahan nya.
"Huh...Maaf tuan aku akan mencobanya lebih keras."ucapnya sambil menghela nafasnya dengan kasar.
"Bagus lakukan dengan benar."sahutnya.
Karena pria di depannya ini bawelnya semakin menjadi-jadi dari tadi sampai sekarang tidak ada habisnya dia dia mulai dikatai seperti tulang ikan, dan kemudian juga kekurangan makanan lalu sekarang katanya tidak punya tenaga, dan ia tak bisa lagi menahan kekesalannya lagi, akhirnya semua kekuatan dan kemarahan telah habis keluar dan ia satukan dan giginya juga seperti mengeluarkan kekuatan karena menahan sebuah beban dan Liang hang berteriak kesakitan pemuda di depannya karena tangan mencengkeram kuat bahu pemuda itu dan sedikit lagi hampir mengenai lehernya jika terlambat sedikit lehernya juga jadi pelampiasan.
"Ah....Apa yang kau lakukan, aku tidak punya dendam denganmu mengapa kau ingin membunuhku." ucapnya berteriak keras.
"Maaf tuan hamba tidak sengaja." ucapnya namun dihatinya merasa sedikit lega karena bisa membalasnya, sambil melihat tangan nakalnya.
"Meski tidak sengaja kau hampir membunuhku."ucap liang hang sambil memegang pundaknya yang masih terasa sakit karena ulah tangan nakal xiao lei.
"Lebih baik kau keluar saja tidak becus."
xiao Lei lalu beranjak keluar meninggalkan pemuda itu jika dia terus bersama dia bisa gila.
"Begini lebih baik tidak jadi melayani."
Malam mulai tiba pangeran bergegas naik di tempat tidurnya. Liang hang lalu memanggil xiao Lei yang sedang duduk di meja kerja miliknya yang berada tidak jauh dari kamar.
"Qing Lang ayo kesini kau tidur denganku."ucap liang hang.
"Tapi tuan." sontak membuat xiao Lei kaget karena dia akan tidur dengan seorang pria.
"Ayo kesini ini perintah."ucapnya lagi.
Ia terpaksa daripada tidak dapat gaji sama sekali dia akan menunggu sampai gajian tiba dia akan pergi jika sekarang ia tidak dapat apa-apa.
Mereka berdua mulai berbaring, xiao Lei berbaring telentang dengan mata tetap terbuka siap siaga menatap langit-langit kamar, sedang liang hang sudah tidur duluan dengan tidur miring tapi tidak nyenyak dia tidur guling-guling sambil berbalik ke kanan saat dia berbalik ke kiri tangannya juga ikut bergerak dan ia tidak sengaja memegang dada pemuda di sampingnya dia merasa aneh dan disaat bersamaan ia sedikit memijatnya.
Nampak wajah xiao Lei melotot marah dan kaget namun juga malu karena buah permata nya saat ini sedang berada dalam genggaman tangan sialan dan melempar tangan liang hang, segera terbangun dan mendekap dadanya dengan kedua tangannya, lagi-lagi matanya masih dalam keadaan melotot ditambah lagi detak jantung yang sedang berdetak kencang tak karuan.
"Apa yang tuan lakukan, memegang tanpa izin..?! apa tuan mengambil kesempatan dalam kesempitan."
Liang ikut terbangun, Wajahnya ikut melotot dan marah karena baru kali ini ada seorang pelayan yang memarahinya tidak jelas dan dia tidak tahu apa kesalahannya baru kali ini dia dibentak oleh seorang pengawal.
"Apa yang katakan aku tidak sengaja melakukannya dan beraninya kau membentak seorang pangeran hanya karena dada itu, apa bagusnya dada mu."ucapnya dalam keadaan bingung sambil menunjuk ke arah dada xiao Lei.
"Dasar aneh."gumam liang.
"Dada ini lebih berharga dari nyawamu." batin Xiao lei merasa geram.
"Dan jika aku mau seluruh tubuhmu bisa aku sentuh tanpa izin mu dan yah apa yang kau sembunyikan di dalam dada mu aku ingin melihatnya."ujarnya beranjak hendak memeriksa dengan tangan bergerak, tapi xiao Lei menangkisnya.
"Dasar pria sialan sudah memegangnya ingin pula melihatnya."batin Xiao Lei merasa sangat kesal.
Liang hang merasa bingung dan aneh dengan kelakuan xiao Lei dan semakin penasaran.
"Apa yang tuan lakukan tidak ada apa
Ini hanya...!"ucapnya tak melanjutkan karena masih berusaha melanjutkan jawaban terbaik.
"Hanya apa,"ucapnya benar-benar ingin mengetahuinya dan semakin penasaran.
"Ro...ro-ti sobek tuan, yah roti sobek."sahutnya sedikit gugup pelan tampak memperlihatkan raut wajah sedikit malu namun kenyataan pura-pura dan menemukan ide brilian.
"Hah roti sobek dengan tubuh sekecil itu," ucapnya dengan nada tak yakin namun menggoda.
Xiao Li merasa sedikit tenang karena liang percaya dengan ucapan palsunya
"Kau hebat sangat hebat."
"Bagaimana kau membuatnya."tanya liang hang penasaran.
"Hah..!dia pikir buah permata ku ini makanan yang gampang dibuatnya tapi tidak masalah."batin Xiao Lei.
"Aku tidak tahu tuan mungkin karena sering latihan."balasnya.
"Oo yah sudah tidurlah."
Kemudian mereka berdua tertidur lelap.
Saat xiao Lei terbangun dari tidurnya ia tak mendapati liang hang disampingnya, lalu ia beranjak dengan mata mencari ternyata liang hang sudah bangun sedini mungkin dan sudah bersiap di ruang kerjanya.
"Qin Lang,"panggil liang hang
"Iya tuan."balas xiao Lei.
"Kau bersiap-siap kita akan ke pasar aku akan menunggumu di luar."ucapnya bergegas ke luar.
"Baik tuan."
Setelah xiao Lei bersiap dia lalu ke luar dan sudah mendapati pangeran liang hang di luar istana dengan kudanya beserta pakaian sederhana dengan tidak mencolok seperti pemuda pada umumnya dan tidak lupa sebuah pedang yang ia bawah dan beberapa bungkusan pakaian di depan kudanya.
"Ayo berangkat."ucapnya.
"Kudaku di mana tuan...!?"ucap xiao Lei mencari-cari kudanya, karena ia hanya mendapati satu kuda saja, sedang kuda itu sudah jadi tumpangan liang hang.
"Kau dan aku satu kuda."
"Tapi tuan."
"Bisa tidak kau tidak membantah, kita sedang dalam misi jadi apa yang kita lakukan tidak boleh ketahuan."
"Baik tuan,"ucap xiao Lei karena tidak bisa membantah ia hanya dalam keadaan terpaksa.
Xiao Lei kemudian naik kuda milik liang hang, saat xiao lei di atas,.liang hang turun dan berpindah ke belakang.
Xiao Lei kaget tapi raut wajahnya ia sembunyikan takut ketahuan. Tampa aba-aba xiao Lei memacu kudanya dan melewati rumah-rumah warga atas perintah liang hang tapi membutuhkan waktu sedikit lama tapi dibandingkan lewat hutan pasti bertemu lagi dengan perampok dan bisa memperlambat bisa sampai di pasar.
Di pasar Wei, xiao Lei dan liang hang turun dari kudanya dan memberikan kuda itu kepada penjaga di tempat itu.
"Kita akan kemana tuan."
"Ikuti saja."
Xiao Lei mengangguk
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments