"Pelan pelan nak!Ibu cuma bertanya kenapa sampai terkejut begitu?"Ibu Naila menyerahkan air minum untuk anaknya.
"Emm iya bu.Rum cuma kaget aja.Iya belakangan ini memang ada tambahan pelajaran karena beberapa bulan lagi akan ujian agar tidak kesulitan nanti nya bu."Lagi dan lagi Rum berbohong dengan ibu nya.
"Oh begitu ya?Kamu jangan capek capek ya.Istirahat juga jangan belajar terus!"Bu Naila mengingatkan anak nya.Sementara Rumsi merasa tidak enak terus terusan berbohong dengan ibu nya itu.
"Sudah lanjutkan makan nya,ibu mau kebelakang dulu!"Bu Naila meninggalkan Rumsi makan.Dan Rumsi merasa makanannya kini terasa hambar karena rasa bersalah sudah membohongi ibu nya sementara untuk jujur Rumsi tidak berani karena dia tahu bahwa orang tuanya pasti akan marah dan melarang nya berhubungan dengan Heri.
Malam hari Rumsi memikirkan kembali apa yang di katakan Fero tentang Heri tadi siang.Tapi menurut dari yang Rumsi tahu beberapa hari ini sikap Heri normal normal saja,dia juga tidak pernah macam macam atau bersikap kurang ajar.
"Ya pasti Fero ingin merebut mas Heri dari aku karena mas Heri memilih aku jadi pacar nya.Fero pasti cemburu karena dia menyukai mas Heri."Naif Rumsi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sementara Heri kini sedang minum minuman keras walau tidak sampai teler karena Heri harus pulang mengendarai motor sendiri jadi dia masih ada rasa takut mati konyol di jalan.
"Kamu beneran punya rencana agar Rumsi mau menikah sama kamu secepat nya Her?"Tanya Ferdi yang masih bingung dengan rencana yang di rahasiakan Heri.
"Iya,kalian tenang saja pokok nya siapkan saja moge nya ya!"Kata Heri penuh percaya diri.
"Yakin banget kalau rencana kamu berhasil?"
"Pasti lah.Kalian lihat sendirikan gimana dia?Sama kalian saja dia langsung bilang kalau dia tu pacar aku?"Jawab Heri sambil tersenyum
"Iya deh iya!"Mereka hanya tertawa mendengar ucapan Heri.
"Paling lama dua bulan kita pasti udah nikah."
"Gila ..Dua bulan man."Yoga tertawa mendengar nya dan disambut tawa teman teman nya yang lain.
Sudah tersusun rapi rencana di dalam otak Heri.Tak sabar rasanya ingin menjalankan renacana nya agar bisa segera menikah dengan Rumsi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Seperti biasa Heri sudah menunggu Rumsi di pertigaan guna mengantar nya pergi kesekolah.Kini Rumsi juga sudah tidak canggung lagi karena sudah merasa yakin Heri benar benar mencintainya.
Heri yang merasakan sikap Rumsi padanya sudah tidak sekaku saat pertama kali merasa senang,dengan begini dia bisa menjalankan rencana nya.Karena waktu dua bulan yang di janjikan nya juga mulai berkurang.
"Sayang..Kapan kapan kita jalan yuk!"Ajak Heri dengan wajah di buat memelas.
"Tapi Rum takut mas kalau ada yang lihat dan ngadu ke bapak."Khawatir Rumsi.
"Kamu jangan khawatir kita bisa ketemuan dimana gitu biar gak ada yang lihat."Bujuk Heri
Rumsi tampak berpikir dengan apa yang dikatakan Heri dan tak lama Rumsi menganggukkan kepalanya.
"Ya sudah mas.Kapan mas mau ajak Rum jalan jalan?"Tanya Rumsi
"Hari minggu saja gimana?Kamu bisa kan cari alasan agar bisa keluar?"
"Emm iya mas.Rum bisa buat alasan sama ibu,nanti kita ketemu di jalan sana saja mas jam sembilan pagi gimana?"
"Hemm boleh.Ya sudah ya kita sepakat hari minggu jam sembilan pagi di jalan sana."Heri memperjelas
"Iya, ya sudah mas,Rum masuk dulu!"Rumsi pamit pada Heri dan seperti.biasa Heri memberikan uang pada Rumsi walau tidak pernah Rumsi gunakan.
Di sudut gerbang Fero yang melihat Rumsi semakin akrab dengan Heri sebenarnya merasa khawatir dengan Rumsi tapi Fero takut jika menegurnya malah membuat Rumsi semakin marah padanya.
Bagi Fero yang terbiasa berada di tengah laki laki dia paham betul bagaimana menilai sikap seorang pria yang tulus dengan yang bulus.
Tidak seperti Rumsi yang masih polos dan mudah sekali di tipu .
Saat di dalam kelas Rumsi tak seperti biasa.Sangat terlihat sedikit menjauhi Fero namun Fero sama sekali tidak marah.Sebisa mungkin Fero akan terus menasehati Rumsi agar tidak sampai menjadi korban Heri.Akhirnya Fero memutuskan untuk memperingati Rumsi.
"Rum.."Panggil Fero
"Hemm.."Rumsi hanya mendehem bahkan tidak menengok ke arah Fero.
"Kamu masih jalan sama Heri?"Tanya Fero dengan hati hati.
"Memang kenapa?Bukan urusan kamu juga kan?"Rum merasa jengah dengan Fero
"Iya cuma sebagai temen aku mau ngingetin kamu agar tidak menjadi korbannya Heri.Dia itu gak baik Rum!"Fero masih berusaha meyakinkan Rumsi.
Rumsi merasa Fero sudah terlalu jauh ikut campur dalam urusan nya.Mungkin dia harus bersikap sedikit tegas terhadap Fero.
"Baiklah Fero.Terimakasih sudah mengingatkan ku tapi hubungan ku dengan mas Heri bukan urusan mu dan juga sebagai teman kau tidak pantas terlalu ikut campur.Apa pun yang terjadi padaku itu adalah urusanku jadi aku tegaskan jangan ikut campur!"Rumsi menegaskan bahwa apapun yang terjadi dia akan menanggung resiko nya sendiri.
Fero yang merasa sudah tidak bisa menasehati Rumsi pun hanya menghela nafas nya saja.
"Baiklah Rum,jika itu sudah menjadi keputusan mu sebagai sahabatmu aku sudah mengingatkan mu dan jika suatu saat nanti Heri menyakitimu dan kau butuh teman untuk bercerita datang lah padaku!"Fero hanya bisa berkata seperti itu karena Rumsi sudah membuat keputusan.
Rumsi tidak menjawab lagi ucapan Fero yang menurutnya terlalu berlebihan.
Mereka tidak lagi melanjutkan pembicaraan yang semakin membuat mereka canggung.
"Sudahlah,aku hanya tinggal melihat saja bagaimana selanjutnya."Batin Fero
Mereka kini hanya terdiam dengan pikiran masing masing .
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Bel panjang terdengar tanda pelajaran yang terasa lama dan membosan kan telah selesai.Baik Fero maupun Rumsi menghela nafas nya dan masih sama sama diam sepanjang pelajaran berlangsung tadi.
Keluar dari gerbang motor Heri sudah terparkir cantik di sana di tambah senyum manis Heri yang selalu membuat hati Rumsi berbunga bunga.
"Sudah selesai sayang?"Tqnya Heri sembari memberika helm pada kekasih nya.
"Iya mas.Sudah lama?"Tanya Rumsi
"Belum,masih beberapa menit kok.Kamu kenapa kok seperti ini wajah nya?Ada yang mengganggu kamu?"Tanya Heri melihat wajah Rumsi yang di tekuk.
"Gak apa apa mas.Cuma ada pelajaran yang agak sulit saja sedikit."Bohong Rumsi
"Ya sudah,mas traktir makan bakso yuk?"ajak Heri.
"Tapi mas."Ragu Rumsi.Heri sangat bosan mendengar alasan klasik Rumsi yang itu itu saja dia berpikir apakah Rumsi tidak bisa memberi alasan pada orang tuanya.
Karena melihat Heri yang diam saja Rumsi merasa tidak enak hati"Baiklah mas,tapi jangan lama lama ya!"Pinta Rumsi
Heri yang mendengar ucapan Rumsi pun tersenyum senang setidaknya sudah ada kemajuan dalam hubungan mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments