Di jalan yang sama, namun, di dalam mobil yang berbeda, Aryan terus menggenggam tangan Kia dan sesekali mengecupnya. Kia terenyuh, ia tahu Aryan begiu mencintai nya, hanya saja laki-laki yang baru beberapa bulan ini menjadi suaminya, terjerat dalam aturan keluarga yang tidak ada habisnya.
"Jangan lakukan ini lagi, Kia. Aku benar-benar tidak bisa memilih antara dirimu dan juga keluarga ku." Ucap Aryan lirih. "Mendapatkan izin dari mereka agar kamu tetap bekerja pun, aku begitu sulit, Sayang. Jika hal ini sampai ke telinga Papa, maka dia pasti akan meminta kamu untuk berhenti bekerja dan berdiam diri di rumah." Sambung nya.
Kia memalingkan wajahnya pada lampu-lampu yang ada di pinggiran jalan kota Jakarta. Kota yang hampir tertutupi oleh bangunan-bangunan megah yang menjulang tinggi itu, ia pandangi dalam-dalam.
Kehidupan seperti apa yang dia jalani saat ini? Entahlah. Menikah dengan laki-laki dari keluarga terpandang, juga sangat mencintai dirinya, namun, keluarga yang sama sekali tidak pernah memandang nya. Setiap yang ia lakukan, selalu hina di mata keluarga suaminya.
"Mas, bisakah kita pindah dari rumah Mama dan Papa. Aku akan berhenti kerja, dan berdiam diri di rumah sambil menunggumu pulang dari mengais rezeki, bersama anak kita nanti. Tapi di rumah kita." Ucap ny pelan, tanpa memalingkan tatapan nya dari jendela mobil.
"Sayang, aku tidak bisa melakukannya, kamu tahu hal itu." Jawab Aryan.
"Kenapa? Lagi pula anak Mama dan Papa bukan kamu saja, Mas. Ada Mas Aryo dan Mbak Anggi di sana. Papa dan Mama tidak akan terlalu kesepian, dan kita juga bisa sering-sering mengunjungi mereka." Ujar Kia, namun, Aryan kembali menggeleng tegas.
"Bisakah kamu menjadi seperti Mbak Anggi? Lihatlah dia pun seorang dokter loh, tapi ia rela membuang semua itu hanya agar bisa mengabdikan dirinya pada keluarga ku." Ujar Aryan. "Jangan lepaskan, aku akan marah, Kia!" Sambung Aryan saat Kia hendak menarik jemari yang sedang berada di dalam genggamannya.
Kia pun tidak lagi mengatakan apapun, dan memilih membiarkan tangannya tetap berada di dalam genggaman suami nya itu. Yah, ia sudah cukup lelah untuk terus bertengkar dengan topik permasalahan yang sama. Entah ia yang belum bisa menjadi istri yang baik dan menantu untuk keluarga, atau kah Aryan yang tidak bisa melakukan kewajibannya sebagai suami.
Beberapa saat kemudian mobil yang di kendarai Aryan sudah masuk ke dalam pelataran rumah mewah milik salah satu orang penting di Indonesia, lalu keduanya turun dan masuk ke dalam rumah mewah itu.
Tak ada suara yang terdengar dari keduanya. Kia memilih untuk bungkam, karena memang tidak ada lagi yang bisa ia lakukan untuk membujuk Aryan agar mau menjalani kehidupan rumah tangga sebagaimana yang di jalani kebanyakan orang di luar sana.
"Ini lah sebab nya Mama tidak suka istri kamu kerja, Aryan! Lihatlah apa yang sudah kalian lakukan di luar sana Bertengkar di tempat umum seperti itu, hanya akan membuat nama baik keluarga rusak." Ujar wanita paruh baya yang sudah menunggu kedatangan mereka di ruang tamu.
"Maafkan kami, Ma. Aku janji itu tidak akan terulang lagi." Jawab Aryan, kemudian kembali melanjutkan langkah menuju kamar mereka.
"Berapa sih gaji istri mu di sana? Apa masih kurang, tambahin aja uang bulanan nya biar ga keluyuran seperti itu." Suara tajam yang menusuk kembali terdengar.
"Ma, ini sudah malam. Aku lelah, biarkan aku dan Kia beristirahat dulu." Bujuk Aryan.
Wanita yang selalu saja terlihat glamour dalam setiap kesempatan itu mendelik kesal.
"Makanya Mama ngga setuju saat kamu membawa nya kemari untuk di jadikan istri. Dia ngga pantas berada di tengah-tengah keluarga kita. Bisanya hanya mencoreng nama baik keluarga aja." Setelah mengatakan hal yang semakin membuat Kia semakin terluka, wanita itu lantas berdiri dari sofa mewah nya, lalu melangkah meninggalkan Kia yang hanya bisa terdiam di tempatnya.
"Ga usah di pikirin." Aryan kembali membawa Kia masuk ke dalam kamar mereka.
Kia tidak menjawab, toh ia sudah terbiasa dengan kata-kata menusuk seperti itu. Jadi bukan lah hal yang sulit lagi untuk menahan diri agar tetap hormat pada ibu mertuanya itu. Tidak hanya kali ini hinaan juga pandangan jijik dari wanita yang begitu ia hormati itu tertuju padanya selama pernikahan mereka, tapi sampai saat ini pun ia masih bisa memaklumi nya.
"Aku mau mandi dulu." Ucap Kia datar. Ia menarik tangannya dari dalam genggaman Aryan lalu masuk ke dalam kamar mandi.
Aryan hanya bisa menatap kepergian Kia menuju kamar mandi dengan perasaan penuh rasa bersalah. Ia yang membawa gadis cantik pujaan hampir seluruh mahasiswa di kampus mereka, namun, sampai saat ini ia hanya bisa memberikan Kia hal yang tidak di inginkan. Keindahan pernikahan yang ia janjikan saat melamar gadis pujaan hatinya beberapa bulan yang lalu, sampai saat ini masih juga belum ia persembahkan.
Beberapa saat kemudian, Kia keluar dari dalam kamar mandi hanya dengan bathrobe putih yang membungkus tubuhnya. Aryan yang sedang duduk di atas ranjang mereka melangkah mendekati wanita yang sudah menjadi candu nya itu, lalu memeluknya erat.
"Aku lelah berpura-pura untuk baik-baik saja, Mas. Aku ingin kita menjalani pernikahan yang sudah kita rencanakan seperti dulu. Hidup sederhana pun tak masalah." Lirih Kia dalam pelukan suaminya.
"Nanti, setelah kamu paham apa yang di rencanakan keluarga ku, kita pasti akan merasakan keindahan itu. Percaya pada ku, ya. Kamu hanya perlu menyesuaikan diri, setelah itu kamu akan menikmati nya." Bujuk Aryan. "Aku mencintai mu, juga keluarga ku. Aku tahu kamu gadis yang baik dan paham seperti apa niat baik aku hari ini." Sambungnya sambil mengecup puncak kepala Kia berulang kali.
"Mas, aku lelah." Ucap Kia saat Arya mulai menurunkan bathrobe yang melekat di tubuh nya hingga bahu mulus nya terpampang di hadapan laki-laki itu.
"Ini ngga akan lama, ya." Bujuk Aryan lagi.
Kia hanya bisa menarik nafasnya saat Aryan kembali melanjutkan aktivitas nya. Ia tahu Aryan mencintai nya dengan tulus, terbukti saat laki-laki itu hendak meminta hak nya, selalu di lakukan dengan sangat hati-hati.
Keduanya sudah berada di atas ranjang mereka. Kia tidak lagi mengenakan apapun, hanya selimut putih yang melindungi tubuh polosnya. Baru saja Aryan hendak melepaskan kemeja yang masih melekat di tubuh nya, ketukan di pintu kamar mereka terdengar dengan begitu jelas.
Kia menarik selimut yang menutupi sebagian tubuhnya, hingga ke atas dada. Sedangkan Aryan beranjak dari atas ranjang setelah mengusap wajah nya dengan kasar. Tak lupa pula ia mengecup kening Kia, lalu melangkah menuju pintu kamar nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Rahmawaty❣️
Dicintai sma suami aja kayanya ga ckup.. Dlm brumh tngga kita jg butuh keharmonisan dri kluarga suami..
Tp klo mertua nya bgini mh jgn harap bisa hdp bahagia..yg ada tertekan batin..aplgi suami yg nurut manut sma aturan orgtua
2023-03-16
0
Kim
baru awal,,,tapi udah nyesek banget😤
2022-07-15
2
Nurlinda
yg nanggung² itu rasanya gimana yakk 🤣🤣🤣
2022-07-13
2