Firdaus adalah lelaki Sholeh lulusan universitas Al-Azhar yang baru saja pulang dari khairo tempat dia menimba ilmu selama 5 tahun disana dan baru pulang dua bulan yang lalu. Selama di khairo, ada perempuan yang sangat mengangumi Firdaus tapi sayang tak membuat Firdaus jatuh hatinya.
Berbeda agama membuat Firdaus menjaga jarak dengan perempuan tersebut bernama Elisa. Namun tak membuat Elisa mengalah, ia terus penasaran pada Firdaus yang tidak banyak bicara tapi sangat berwibawa.
Lalu, bagaimana jika Elisa datang ke Indonesia untuk mengejar cinta Firdaus. Akankah cinta Firdaus akan terbagi saat hati Melur masih bertahta nama orang lain disana.
"Bagaimana, apa kamu senang karena bunda sudah melamar Melur untuk mu,"
Senyum terbit di bibir Firdaus, ia merasa senang karena ia bisa melamar Melur meskipun hatinya meragu akankah Melur mencintainya atau tidak.
"Firdaus senang bunda, Melur sangat cantik," kata Firdaus memuji kecantikan gadis yang sebentar lagi akan menjadi miliknya, ia tak henti-hentinya mengangumi kecantikan Melur atas ciptaan Tuhan-Nya.
Rombongan keluarga pak Rahman dan Nyonya Fatma pulang setelah lamaran itu selesai, mereka pulang dengan segala rasa syukur karena putranya akhirnya akan menikah.
_______________&&&&&&&&_______________
"Abah, apa pernikahannya tidak terlalu cepat?"
Melur duduk di samping Abahnya, ia menatap wajah Abahnya yang sudah semakin tua. Rambut yang semakin memutih dan tubuh yang kuat seperti dulu lagi.
"Apa kau ingin membatalkan pernikahan ini, Melur! Apa kamu ingin mempermalukan Abah mu ini," tanya Abah langsung menatap Melur, Abah tidak habis pikir dengan sikap Melur.
"Bukan seperti itu Abah, menikah tak segampang membalikkan telapak tangan. Butuh proses, lagian aku belum mengenal sifat Firdaus," kata Melur mencoba bernegosiasi dengan Abahnya.
"Jangan kau debat Abah mu, Melur! Kalian bisa lebih mengenal setelah menikah, kau bisa menilai sifatnya nanti." Kata Abah sedikit keras.
Hening, Melur diam seribu bahasa. Bagaimana caranya lagi untuk mengulurkan waktu untuk menikah.
"Abah mu semakin tua, mungkin umur Abah mu sudah tak lama lagi. Apa kau tidak ingin melihat Abah mu bahagia, setiap jodoh yang Abah pilih sudah tentu baik untuk mu,"
Umi Salma datang menyela pembicaraan Melur dan Abah, ia sangat tahu sifat keras putrinya. Tak ada orang yang meluluhkan hati Melur kecuali Abahnya.
"Lalu bagaimana dengan Devia yang menikah dengan pilihannya sendiri, Abah!" Seru Melur di balik mata yang mulai mengembun. Wajah Abah pias mendengar pertanyaan yang di lontarkan pada Abahnya.
"Apa kamu mempunyai calon kamu sendiri, pertemukan dengan Abah hari ini juga, jika tidak terima Nak firdaus sebagai jodoh mu,"
Abah bangkit dari kursi, dadanya merasa sakit. Putri yang dia sayangi ingin mempermalukan dirinya.
"Abah....!" teriak Umi Salma melihat Abah jatuh pingsan, melihat Abahnya terjatuh Melur lansung menangis dan di bawa kerumah sakit.
Wajah sembab Melur masih terlihat, ia menyesal karena sudah berdebat dengan Abahnya. Ia berjanji akan menerima perjodohan ini walaupun tanpa cinta, meskipun dia tidak tahu bagaimana pernikahannya nanti.
Kita tidak pernah tahu kepada siapa cinta kita akan berlabuh, Kita juga tidak pernah tahu kapan cinta itu datang. Di saat kita merasa aman dan nyaman berada di dekatnya, merasa terjaga maka saat itu pula cinta mulai tumbuh.
Bukan karena iba atau paksaan karena cinta itu hadir atas kehendak Tuhan bukan karena nafsu semata.
________________&&&&&&_________________
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Nazila Nisa
up
2022-07-15
0