Sabda Cinta

Sabda Cinta

Di paksa menikah

"Apa, menikah tidak Abah! Bukannya Abah sudah berjanji untuk aku kuliah tapi kenapa Abah ingkar janji,"

Bulir bening jatuh dari pelupuk gadis cantik, berkulit putih dan bibir tipis menambahkan kecantikan padanya.

"Abah tidak ingkar janji, Abah ingin kamu menikah setelah itu kamu baru kuliah. Abah lakukan semua ini agar ada orang yang menjaga kamu," Abah duduk dengan tersengal-sengal, Abah memiliki penyakit jantung sehingga tidak bisa sedikit ada beban yang di pikirkan.

"Kalau Devia ingin menikah, biarkan dia menikah dulu Abah."

Melur bersikeras tidak ingin menikah, ia berusaha untuk meluluhkan hati Abah nya agar tidak menyuruhnya untuk menikah.

"Melur, tidak baik kalau adik melangkahi kakaknya. Famali Nduk, turuti saja keinginan Abah mu," kata Umi Salma.

Di ruang tamu, tiga orang masih berdebat tentang perjodohan. Melur tetap pada pendiriannya, ia memiliki sifat tegas dan tak mau mengalah apabila tidak sejalan dengan pemikirannya.

Umi Salma merasa kesal pada putrinya, sebentar lagi Devia akan menikah sedangkan Melur masih sendiri. jika Devia duluan menikah maka masyarakat akan menggunjing keluarga Abah Baharuddin.

Setiap ada adik yang melangkahi kakaknya, maka kemungkinan kakaknya akan terlambat menikah bahkan di takutkan tidak akan menikah seumur hidup.

"Umi, tolong buatkan Abah kopi," perintah Abah pada istrinya, ia sangat tahu perangai Melur anaknya. Tidak ada yang bisa mengalahkan perdebatan dengannya tapi jika menyangkut masalah hati maka Melur akan luluh.

"Melur, lihatlah Abah. Semakin hari Abah akan semakin tua bahkan mungkin saja umur Abah tidak lama lagi, apa kamu tidak ingin Abah menjadi wali nikah mu,"

Abah Baharuddin duduk sambil menyalami hati putrinya, ia tahu kalau Melur tidak mungkin menolak perjodohan ini. Apalagi jika menyangkut dengan Abah nya.

Melur menatap Abah nya, semakin hari kondisi abah nya semakin melemah. Belum lagi jika serangan jantung Abah kumat, bisa fatal akibatnya.

Mengingat itu semua membuat air mata Melur perlahan turun membasahi pipinya yang mulus, Abah tersenyum melihat Melur menangis.

"Baiklah Abah, aku akan menikah tapi setelah itu aku ingin kuliah,"

Abah hanya mengangguk, ia tersenyum bahagia karena ia tidak menjadi gunjingan karena harus dilangkahi Melur oleh adiknya.

Umi Salma datang di sela perbincangan, beliau memberikan kopi untuk Abah dan duduk kembali di sofa ruang tamu.

"Diminum kopinya, Bah? Bagaimana dengan Melur Bah," tanya Umi Salma.

"Sudah, Umi tenang saja. Dia pasti akan menikah," kata Abah.

Namun, di balik hati yang paling kecil. Abah merasa sedih karena terlalu memaksakan Melur menikah di usia yang baru 24 tahun, tapi bagaimana mana lagi karena Abah tidak mau putrinya yang pertama dilangkahi oleh adiknya.

Waktu Zuhur hampir habis, Melur bergegas untuk mengambil wudhu dan shalat Zuhur, ia memakai mukena lalu menggelar sajadah untuk menunaikan kewajibannya sebagai umat Islam.

Wajah yang sembab karena terlalu lelah menangis membuat mata Melur bengkak, ia mengambil ponsel lalu mengirim pesan pada grup rempong milik mereka.

[ Nis, kamu ada dimana? ]

[ Ada di rumah, kenapa? ]

[ Aku mau di jodohkan ]

[ What, nikah ! Sama siapa? Secepat itukah]

[ Ho'oh, masak main jodoh-jodohan ! Sekarang bukan lagi jaman Siti Nurbaya euy ]

Kini Meera ikut membalas pesan di grup WhatsApp mereka bertiga,

[ Nanti aku ceritakan, kita ketemu di cafe Kala Cemara ] pesan singkat kembali di layangkan oleh Melur.

[Oke ]

Setelah mengirim pesan, Melur mengantikan pakaian lalu mengambil kunci mobil yang di belikan Abah nya. Selama ini, dia selalu bertukar pikiran dengan sahabat-sahabatnya.

"Gimana ceritanya loe sampai di jodohkan, Mel?" Tanya Nisa setelah sampai di cafe Kala Cemara.

Mereka duduk di meja pojokan agar bisa melihat pelayan yang berlalu lalang, Melur kembali menangis.

"Devia tidak lama lagi akan menikah maka dari itu Gue harus menikah duluan karena adat istiadat kita itu kalau dilangkahi adik sendiri itu Pamali." Kata Melur kesal, ia tidak berharap untuk menikah sekarang. Dia masih ingin menggapai cita-citanya.

Dia tidak ingin menjadi wanita seperti umumnya, duduk di rumah dan melayani suami saja tapi dia ingin menjadi wanita tangguh dan mandiri.

"Kalau begitu terima saja perjodohan ini?" Kata Anisa, Meera hanya mengangguk.

Melur menatap Anisa lekat-lekat, ia tidak ingin menikah dengan lelaki yang tidak dia cintai. untuk menolak perjodohan ini pun percuma karena lelaki yang sudah terpatri di hatinya kini telah menikah bersama wanita lain.

"Bukan masalah nikahnya, tapi aku tidak bisa menikah dengan lelaki yang tidak aku cintai." Kata Melur lagi.

Gadis cantik itu tidak menyangka jika pernikahan akan terjadi seperti ini. Dia berharap akan menikah dengan lelaki yang sudah mengisi hatinya selama 3 tahun lamanya tapi sayang, janji tinggal janji membuat Melur trauma untuk menikah.

"Jangan bilang, kamu tidak ingin menikah karena kamu masih mengharap cinta Arkan Melur," kata Anisa menatap sahabatnya. Sejak sekolah, Anisa dan Melur memang sudah bersahabat dan tahu tentang hubungan Arkan dan Melur.

"Siapa, Arkan! Apa kalian sembunyikan sesuatu dari gue,"

_______________$$$$$$$________________

.

Terpopuler

Comments

Momy mochi

Momy mochi

hi kak,aku disini🤗🤭

2022-10-07

0

maulana ya_manna

maulana ya_manna

mampir thor

2022-08-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!