2. Berhasil Kabur

Edgar berlari menuju sisi pasar dan melalui jalan yang sangat sempit karena banyaknya barang dan semacamnya yang membuat keadaan jalan itu menjadi sesak. Belum lagi ditambah dengan banyaknya kerumunan ditempat itu, membuat Edgar sukses mengutuk tempat tersebut.

Pria itu pun berlari tanpa memperdulikan apapun yang ada didepannya. Dia menoleh kebelakang sebentar, dan rupanya apa yang sempat ia duga sebelumnya memang akan terjadi. Ia menduga kalau kejadian yang akan ia hadapi selanjutnya adalah, menjadi seorang tikus yang dikejar beberapa kucing yang tengah kelaparan di pasar.

Ada beberapa orang yang mengejarnya demi bisa menangkap bedebah yang menjadi kotoran di pasar itu. Orang-orang di pasar memang tak akan pernah luput dari anggapan seperti itu jika bertemu dengan orang semacam Edgar ditempat umum. Pencuri atau perampok memang adalah seperti hama tanaman yang menggangu dan harus dihapuskan. Namun semua itu tak akan mudah untuk Edgar dan ketiga komplotannya.

Edgar terus mempercepat langkahnya sembari terus menggenggam kuat sebuah kantung berisikan Ruby hasil curiannya barusan. Ia tak ingin benda itu hilang hanya karena dirinya menjadi tak fokus dengan apa yang terjadi saat ini. Orang-orang itu bukanlah sesuatu halangan yang sulit dihadapi.

Dalam situasi yang terlalu ricuh begitu Edgar harus berpikir bagaimana dirinya bisa berhasil keluar dari semua kekacauan yang tengah mengepungnya. Kedua telinganya dapat mendengar dengan jelas orang-orang dibelakangnya itu meneriaki dirinya dengan berbagai macam umpatan yang sudah sangat akrab sekali dia dengar.

Dan untungnya orang-orang disekitarnya juga tak terllau memperdulikan semua ini, Edgar tahu kalau tidak akan ada banyak orang lain yang memperdulikan semua ini karena mereka memang tak terlalu peduli dengan apapun. Mereka akan bertindak jika sesuatu terjadi pada diri mereka sendiri saja. Bahkan ketika Edgar berlari ditempat itu, ada banyak sorot mata yang mengacuhkan dirinya. Padahal bisa saja Edgar tertangkap dengan mudah jika ada orang yang tiba-tiba saja ikut campur dan memergokinya. Namun seperti yang telah dikatakan tadi, orang-orang disekitarnya tak akan peduli.

Edgar masih terus mendengar suara langkah kaki yang seolah tak menyerah mengejar dirinya. Lalu pria Hamoursh tersebut pun meraih tumpukan kotak kayu yang tersusun dihadapannya, kemudian melemparkannya benda itu kebelakang langkahnya berniat menghalau orang-orang yang mengejarnya sejak tadi. Dan begitu pun dirinya melakukan hal serupa pada apa saja yang ada dihadapannya. Bahkan sampai ketika ada seseorang yang tengah berjalan membawa sebuah barang dagangannya, kemudian pencuri itu melakukannya demi bisa selamat dari kejaran maut para Hamoursh yang memburunya.

Edgar tersenyum kecut, sambil berlari dengan kegesitannya, pria itu akhirnya melihat sebuah pagar kayu yang tingginya sekitar setengah badan pria dewasa, jadi itu tidak masalah baginya dan tak akan menghalangi langkahnya. Dalam hati, ia sudah menebak kalau saat ini dirinya sudah berhasil tiba di bagian belakang pasar.

Edgar pun melompati pagar pembatas antar pasar dengan sebuah jalan yang sedikit lebih besar daripada jalan setapak yang tadi dilaluinya. Dihadapannya pun terdapat sebuah tembok bangunan yang berdiri mengapit jalan itu. Edgar menoleh kiri dan kanan. Keadaan disitu memang terlihat sepi. Untuk saat ini, dirinya berhasil Kabur dari orang-orang yang mengejarnya itu setelah ia berhasil juga keluar dari tempat ramai dan sesak tersebut.

Edgar melanjutkan langkahnya dan kembali berlari kearah kanan menuju suatu tempat. Karena ia bersama para komplotannya sudah merencanakan ini sejak awal. Jika dirinya berhasil mendapatkan hasil pada hari ini, mereka akan bertemu disebuah gang sepi yang letaknya tak terlalu jauh dari pasar untuk sebuah pertemuan sebelum akhirnya kembali bersama ke Guild mereka.

Dalam hatinya, Edgar juga sangat percaya kalau mereka bertiga juga akan berhasil lolos. Tapi jika lebih dibandingkan lagi, justru kekacauan tadi terjadi karena semua orang terfokus pada dirinya yang seolah-olah sebagai buronan yang sesungguhnya, namun Fyon dan Liza juga melakukan hal serupa setelah orang-orang disekitar mereka berdua tak sadar dengan apa yang dilakukan keduanya.

Dan barulah Fyerith akan mengisyaratkan untuk segera kabur menemui dirinya ditempat yang sudah dijanjikan.

Menjadi seorang pencuri memang bukanlah sebuah hal yang nyaman dilakukan. Orang-orang seperti Edgar memang hanya tak memiliki pilihan lain untuk terus bertahan hidup. Namun karena dirinya telah dibesarkan disebuah Guild perampok, jadi mau tak mau Edgar harus menerima latar belakangnya ini.

Pia itu telah sampai disebuah tempat yang sangat sepi, bahkan ia sendiri pun tak mendengar apapun selain udara disekitarnya yang berseru serta suara langkah kakinya yang masih berlari diatas sebuah jalan beton yang sedikit memiliki kerusakan disepanjang langkahnya.

Hal itu membuat dirinya tenggelam dalam kekosongan sejenak. Ia seperti merasakan ada sesosok yang melintas dikepalanya. Tergambar jelas wujudnya, namun sayangnya ia tak tahu rupa dari sosok misterius dalam ingatan barusan. Bak seperti sebuah kilatan diatas cakrawala, sosok itu kembali pudar begitu saja. Edgar sangat terkejut, bahkan dirinya sampai menabrak sebuah tembok didepannya.

Tubuhnya pun tersungkur ketanah setelah mendapatkan sebuah hantaman keras dari sebuah benda yang memang telah terdiam ditempatnya. Pria itupun berdecik sambil mengutuk dinding batu tersebut karena telah menghalangi langkahnya. Namun tetap saja dirinya yang salah karena tak berhati-hati. Tembok itu adalah sebuah rumah yang berdiri di sepanjang jalan tersebut. Dan seharusnya Edgar langsung berbelok kearah kiri karena itu merupakan sebuah persimpangan jalan.

"Sialan! Kenapa aku melamun begini?!" Desisnya sembari mengusap bahunya. Dia pun segera bangkit kembali untuk melanjutkan langkahnya supaya bisa cepat sampai pada tempat tujuannya. Mungkin saja ketiga rekannya sudah menunggunya disana. Jarak ketiganya tak terlalu jauh jika dibandingkan dengan dirinya yang harus mengambil jalan memutar begini.

Pasar yang mereka kunjungi itu adalah sebuah tempat umum yang sangat tidak asing bagi pencuri manapun meluncurkan aksinya disana. Banyak sekali pencopet yang memang melakukan tindakan sesuai kemampuan yang dimiliki oleh setiap pencuri dimana pun. Dan itu juga memang sudah pasti tak akan bisa diabaikan oleh para anak buah Dryzell tersebut.

Edgar telah tiba disebuah pertigaan jalan, dan dia memilih jalur sebelah kanan. Jalan itu sudah semakin lebar dan orang-orang disekitar jalan itupun sudah terlihat. Ada lumayan banyak pejalan kaki yang sedang menyisir langkah mereka, dikala matahari semakin terik bersinar.

Pria berambut cokelat gelap tersebut pun sudah terlihat berkeringat karena harus berlari sejak tadi. Dan ia pun sudah merasakan bahwa kedua kakinya telah mati rasa karena rasa pegal pada kedua dipergelangan kakinya yang sudah tak tertahankan.

Saat ini, pria itu sudah tak harus berlari karena sudah berada ditempat yang aman dan orang-orang di pasar yang mengejarnya tadi tak akan tembus sampai tempat seperti itu. Mungkin saja mereka telah kehilangan jejak Edgar.

Edgar pun hanya tinggal meniti langkahnya menuju tempat yang telah dijanjikan untuk segera bertemu dengan ketiga teman-temannya yang lain.

......................

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!