Ferro masuk ke dalam kamar nya meletakkan tas di atas kasur dan langsung rebahan lesu.
Ia merasa gak enakan sama Revan, walaupun ia belum tentu pasti apa penyebab dari Revan cuekin dia selama pulang sekolah tadi.
Ferro bangkit dan mengambil hp nya dalam tas dan menghubungi nomor Revan.
Revan ganteng
berdering....
Nama kontak yang di ketik Revan saat ia memberikan kontak WA ke hp milik Ferro.
Ferro menunggu panggilan nya pun gak di respon oleh Revan.
"Ni anak apaan sih, sumpah gak jelas banget." kesal Ferro.
Ia pun bangkit dari kasur nya untuk mandi dan berganti pakaian.
Tak lama dari itu iapun turun kebawah untuk makanan siang, di meja sudah tersedia lauk pauk serta penuh dengan hidangan enak yang telah di sediakan oleh asisten rumah tangga nya.
Kedua orang tua Ferro sibuk bekerja jadi ia hanya bisa menghabiskan waktunya diam di rumah atau menghabiskan waktu bersama Revan.
Setelah selesai makan siang ia kembali ke kamar nya untuk beristirahat, sebelum nanti sore ia akan menemui Revan untuk membujuk nya dan jalan jalan sore memutari kompleks rumah.
Di rumah Revan ia terus di penuhi pikiran kebahagiaan Ferro dengan Aslan pas di sekolah tadi.
"Apaan sih sok akrab bener." gerutu Revan pelan.
Ia baru saja menerima panggilan telepon dari Ferro tetapi tak di respon nya Lantaran ia masih kesal.
Revan terus rebahan dan akhirnya tertidur pulas dengan masih menggunakan seragam SMA nya.
Setelah menjelang sore Ferro sudah siap dengan pakaian santai nya ia pergi memasuki rumah Revan.
Ferro sudah terbiasa berdatang ke rumah Revan jadi dia gak sungkan walaupun Tampa permisi dulu.
Setelah masuk rumah ia langsung masuk ke dapur karena kebiasaan nya pasti ia akan menyapa Mama nya Revan terlebih dahulu yang sedang masak di dapur kalau di sore hari.
"Halo tan, lagi masak apa?" Ferro menyapa Hanna yang sedang memasak.
"Eh Ferro ini Tante lagi masak tumis sambel kangkung kesukaan Revan." Hanna menoleh Dan tersenyum ramah kepada Ferro.
"Revan belum makan Tante." Ferro bertanya lalu duduk di kursi meja makan.
"Dari pulang sekolah tadi ia muka nya kayak kusut gitu lesu, terus naik ke atas ke kamar nya gak turun turun sampai sekarang mungkin ketiduran kali tu dia." ujar Hanna.
"Oh.." Ferro mengangguk.
"Kalian mau ke luar yah, udah samperin sana bangunin." kata mama Hanna.
"Ok Tan." Ferro beranjak menuju lantai atas.
Pintu kamar Revan terbuka dan Ferro langsung masuk dan menggelengkan kepalanya melihat Revan tertidur masih belum ganti seragam nya.
Ferro mengendap endapan menghampiri Revan yang sedang tertidur pulas.
"Revan bangun... Revan." Ferro menarik tangan Revan.
Revan yang tersadar enggan segera beranjak.
"Bangun ayok temenin aku jalan sore." rengek Ferro.
Melihat Revan yang masih malas-malasan Ferro mengerahkan semua kekuatan nya menarik tangan Revan.
Tubuh Revan pun tertarik terangkat sedang kan Ferro kehilangan keseimbangan dan akhirnya mereka jatuh di lantai tubuh Revan menimpa Ferro.
Tangan Revan yang sigap terlebih dahulu menahan kepala Ferro menghalangi agar tak terbentur lantai.
Serta bibir mereka tak sengaja bersentuhan yang membuat mereka terdiam kaku dan mata mereka saling bertatapan.
"Ih Revan....!" teriak Ferro mendorong tubuh Revan kesamping.
"Astaga bibir gua ternodai, Lo harus tanggung jawab." Revan menunjuk ke arah Ferro.
"Apaan sih gua gak sengaja, lagipula Lo sengaja yah nyium nyium gua." Ferro marah balik.
"Siapa yang sengaja sih, kan lu yang narik narik gua, pokok nya lu harus tanggung jawab nikahin gua!" Revan memasang muka seolah olah ia korban yang telah ternodai.
"Apaan sih." Ferro ngambek lalu beranjak berlalu pergi
"Eh mau kemana jelasin dulu." Revan tersenyum.
"Pulang." Ferro singkat dan keluar dari kamar Revan.
Revan seakan lupa kalau dia sedang Beat mood tapi sekarang ia tampak senyum senyum sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments