Di area kantin suasana begitu ramai siswa siswi melakukan aktivitas nya masing-masing.
Di meja paling pojok Edo, Gilang, Vian dan Revan duduk bersebelahan di meja yang cukup panjang.
Sedangkan di depan mereka berempat ada Ferro dan Ara yang duduk sambil menikmati semangkuk bakso.
"Eh gila Aslan ganteng banget tau!" Ara gemes.
"Iya emang ganteng tapi gila." Vian membalikkan kata kata Ara.
"Ih.. bilang aja iri." Ara menjulurkan lidahnya.
"Eh yang gila datang tuh!" sindir Edo menyunggingkan bibir nya ke arah Aslan yang memegang Napan dengan sepiring nasi goreng dan segelas es jeruk menuju ke arah mereka.
"Oh my God baby." Ara semakin histeris.
"Gua boleh gabung gak?"
Aslan berdiri memegang Napan berisi pesanan nya, menoleh ke arah Ferro lalu tersenyum.
"Oh.,.. boleh banget!" Ara bersemangat.
Terdiam sejenak beberapa di Antara mereka ada pura pura mengisi mulut dengan penuh, agar memperlambat memberikan Jawaban.
"boleh kok silahkan duduk aja." Ferro tersenyum ramah.
"heh kok kalian gak jawab sih!" kesal Ara mengayunkan kakinya menendang kaki Vian.
"Ah ....!" Vian menoleh ke arah Ara meringis kesakitan.
Ara melotot ke arah Vian dan Kawan-kawan.
Ferro melotot ke arah Revan supaya membuka suara, tetapi Revan tampak bodo amat dan pura pura gak liat.
"Oh.. gabungan aja silahkan pilih tempat yang bebas Duduk duduk ....!" Vian tersenyum pasrah sambil mengangguk angguk.
Tampa pikir panjang Aslan mengambil tempat dan langsung duduk di tempat di sebelah Ferro.
Ferro tersenyum sambil mengangguk kepalanya pelan, ia merasa jantung nya berdetak.
Revan yang di depan nya sedikit melototi ke Arah Ferro sambil mengaduk nasi goreng nya hingga menimbulkan bunyi sendok beradu dengan piring.
Suasana yang tampak kaku dan hening terpecah mendengar suara bising dari sendok Revan.
"Lu makan apa mengaduk semen, gak pernah makan pake sendok yah." protes Ara.
"Ha haha ....!" garing Gilang yang hampir selesai dengan nasi nya.
"Ferro lu tinggal di mana?" tanya Aslan basa basi.
"Di rumah...!" Revan menjawab tetapi tak melihat ke arah Aslan.
"Bukan lu", Ara protes.
"Kan gua bantu Jawab, kasihan kan Ferro lagi makan di ajak ngomong." bantah Revan.
"Sensi banget sih", Ara sebal.
"bodo!" Revan kembali acuh tak acuh.
Aslan terdiam sejenak dan mulai menikmati nasi goreng nya dengan santai sambil melihat kelakuan para teman teman baru nya.
"Eh lan boleh minta kontak WA nya gak!" Ara menyodorkan hp nya.
"Boleh kok." Aslan mengetik nomor hp nya ke hp milik ara.
"Eh Ferro lu gak sekalian." tanya Aslan mengeluarkan ponselnya.
"Boleh boleh!".
Ferro hendak meraih hp milik Aslan, tiba tiba Revan terlebih dahulu meraih ponselnya Aslan.
"Revan... apaan sih." Ferro kesal.
"Lu lagi makan, fokus aja tu abisin dulu ni biar gua yang ngetik." Revan melotot.
Aslan terdiam melihat sifat jail nya Revan yang selalu menggangu saat ia hendak mencoba akrab dengan Ferro.
Tetapi tak di sangkal bawa Aslan merasakan ketertarikan nya pada Ferro, bah kan mungkin ada rasa cinta pada pandangan pertama.
Aslan terpesona melihat kecantikan Ferro yang menggemaskan serta gigi ginsul yang menambah efek senyuman nya.
"Udah ni", Revan hendak mengembalikan hp milik Aslan.
"Beneran sini gua liat", Ferro penuh selidik.
"Apaan sih ini udah, gak percaya banget sama gua", Revan melotot ke arah Ferro lalu cepat cepat memberikannya ke Aslan.
Aslan menjulurkan tangannya mengambil kembali hp milik nya.
*Ferro jelek*
Aslan tersenyum melihat nama kontak WA yang di ketik Revan, lalu menatap ke arah Revan.
"ngapain liat liat naksir yah, sorry gue kaki laki!" Revan kesal terlebih lagi saat Aslan duduk di sebelah Ferro.
Ferro yang menerima tatapan jelek Revan menjulurkan lidahnya.
Tak terasa waktu berlalu kini mereka sudah selesai dengan makanan nya, waktu tinggal lima menit lagi bel masuk akan berbunyi.
Ferro dengan Ara terlebih dahulu beranjak meninggalkan kantin menuju ke toilet, setelah membayar makanan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Vivie_3ky
cerita nya asik thor .. gw follow ya
2023-08-13
0