Suamiku Punya Simpanan
Bangun pagi sudah pukul jam 05.00 pagi, aktifitas yang selalu aku lakoni.
Diriku tinggal dengan keluarga mertua, yang selalu berselisih paham denganku.
Aku besar tanpa kasih sayang ibu. Sang ibu telah pergi meninggalkanku, ketika diriku berumur sepuluh tahun.
Sehingga sang ayah, yang membesarkan diriku seorang diri . Dari kecil aku hidup mandiri, bisa kebayang tanpa seorang ibu yang mengurus diriku.
Jujur sang ayah yang sangat gila dengan pekerja tanpa bisa mengurus seorang anak.
Mawar sangat cemburu, terhadap sang kawan yang memiliki kelurga yang utuh. Mawar hidup serba sendiri, sang ayah yang sibuk kerja ke luar kota. Tidak mempunyai waktu buat keluarga besarnya.
Mawar menyelesaikan sekolah dengan pintar, akibat ketekunan dalam belajar, Mawar mampu selesai dengan nilai yang memuaskan.
Ketika dirinya dilamar oleh sang suami, Mawar sudah berumur usia 28 tahun.
Sang ayah telah berpulang ke Rahmatullah di, usia Mawar 23 tahun. Mawar mengingat pesan sang ayah
"Selesaikan sekolah dengan nilai memuaskan".
Sang ayah menghembuskan nafas. Dan meninggalkan Mawar yang harus berjuang diri dan bekerja.
Diriku yang punya masa lalu kurang baik. Dan terjerumus dengan kehidupan bebas, yang membuat diriku, menjadi wanita kuat ****.
Sehingga membuat diriku, yang demikian, menjadikan hubungan rumah tanggaku bumerang.
Suamiku yang awal pacaran sangat hot, dan dapat menyeimbangkan gairah seksualku. Namun ketika diriku sudah melahirkan.
Sang suami sudah sangat jarang menyentuhku.
Sehingga diriku sering berfikir, apakah suamiku berselingkuh di belakangku. Tetapi karena tidak mempunyai bukti yang kuat, hanya sebuah feeling seorang istri.
Membuat hatiku sedih ketika diriku hanya dipandang sebagai seorang anak yatim dan piatu. Sering disepelekan dengan Mertuaku, Yang mulai ingin menguasai uang anaknya.
Semenjak kami menikah, Mertua kami membuatkan kamar pribadi untuk kami tinggali. Jujur diriku saat itu mencium bau cemburu Ibu mertuaku.
Aku hanya terdiam, melihat sang Ibu yang mulai mendiktaktor rumah tangga kami. Hubungan pernikahan, menjalani toxin didalam rumah tangga kami.
Sang Ibu Mertua mulai menghasut anaknya, Andi untuk tidak memberikan uang gajinya kepada sang isteri .
" Andi kamu jangan, memberikan uang yang kamu kerja sama isteri kamu."
Andi kaget mendengarkan, sang ibu menyuruhnya tak memberikan uang gaji.
"Ibu kalau aku tidak memberikan uang gaji, Mawar akan bertanya kepadaku masalah gaji."
Lalu ibu tersenyum, " kamu ini jadi lelaki sangat lemah otak dalam berfikir, maka kamu hanya perlu membuat alasan. Bila dikantor keuangan sedang memburuk."
Jujur diriku sangat kaget dengan sikap Sang Ibu Mertua. Diriku hanya bersabar menghadapi sikap Ibu Mertuaku.
"Mawar, Sebentar lagi akan datang tetangga untuk mengunjungi bayi kamu, Uang sumbangan biar Mama yang simpan "
Diriku yang mendengar Sang Ibu Mertua hanya percaya kepada nya. Aku percaya penuh terhadap Ibu Mertuaku tapi setelah Ia menyimpan semua uang sumbangannya.
"Mawar boleh minta uang sikit, untuk keperluan mau beli baju bayi Ma."
Langsung wajah Ibu Mertua berubah, dengan muka juteknya ia berkata.
"Tidak perlu beli baju bayi, nanti akan ada yang kasih baju".
Mawar sangat kaget melihat tingkah Mertuanya.
Langsung bergegas ke kamar dan menangis. Menceritakan hal itu ditelepon dengan sang suami. Sang Suami yang mendengarkan cerita itu lansung bertanya kepada Sang Ibu.
" Ma, apakah benar yang dibilang sama Mawar kalau Mama tidak memberi uang kepada mawar untuk membeli baju buat cucu Mama"
Sang Mertua sangat kesal mendengarkan pertanyaan sang anak
"Iya, untuk apa beli baju".
Nanti juga akan ada tetangga yang kasih kado, istri kamu terlalu boros".
Lalu Sang Anak yang sudah mengetahui watak Sang Ibu yang sangat Matre hanya bisa mengurut dada.
Dan melihat sikap ibunya semakin tua tidak berubah. Lalu Sang Suami, Andika berjalan ke kamar menenangkan sang istri yang sedang menangis.
Sang Istri menelpon sang kakak untuk menginap di rumahnya.
Untuk menghilangkan kesedihannya, Sang Istri, Mawar lansung berganti pakaian dan memesan taxi online untuk menginap dirumah Sang Kakak.
Setelah taxi online yang dipesannya telah datang, Mawar lansung membawa bayinya untuk ikut bersamanya.
Sang suami, hanya bisa membawa tas perlengkapan kedalam mobil memandangi mobil kami pergi.
Jujur ada perasaan sedih, didalam hati Mawar untuk meninggalkan Sang Suami. Setelah naik ke dalam mobil, sekilas Mawar melihat mamak mertua dengan kakak ipar dan lansung membuang muka.
Setelah sampai di rumah kakak, Supir taxi membantu menurunkan barangnya.
Setelah Mawar membayar taxi "Pak Terima Kasih banyak sudah membantu saya
" Lalu Sang Supir tersenyum, "Sudah gak apa-apa. Kasihan bawa dedek bayi, saya permisi dulu ya".
Setelah selesai, Sang Supir meninggalkan pekarangan dan mawar berjalan masuk kedalam rumah sambil mengucap salam.
" assalamu'alaikum"
sambil membuka pintu, yang tak terkunci lalu sang kakak menyambut kedatangan sang adik.
"Gimana ceritanya dek, kok bisa bertengkar kamu dengan ibu mertuamu dek? gimana ceritanya?"
Lalu mawar menangis menceritakan tentang perilaku sifat Ibu Mertuanya selama ini
"Aku kak selama ini sudah banyak mengalah, dengan sifat Mamak Mertuaku yang semena-mena dan sering memojokkan ku".
Setelah selesai datang Sang Suami bernama mas Darno.
"Sudahlah dik kamu jangan sedih lagi, kamu harus fokus menghadapi ujian rumah tangga. Kadang tidak dari suami saja, tetapi adanya orang ketiga dalam rumah tanggamu yaitu ibu mertua."
Mendengar penjelasan dari kakaknya, membuat hati Mawar sangat dongkol karena melihat sifat Ibu mertua yang tidak sayang kepada cucunya.
Akhirnya sang kak menyuruh Mawar untuk beristirahat.
"Sudahlah dek, istirahat kamu."
Kata sang kakak bernama Intan. Walaupun, dalam hati masih tersisa perasaan sangat kesal.
Mawar dan sang buah hati, tidur dengan hati dan pikiran yang galau
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Alfi Zia
Semangat Kak..
2022-07-26
1