Jeny hanya menggelengkan kepala melihat tingkah keluarga majikannya..
"Ini siang loh. Gak anak, gak Bapak, gak Emak, sama-sama gila", Jeny bergumam.
"Jeny,... Jadwal pentingku hari ini tidak ada kan?", Claudya keluar dari kamarnya setelah ia berganti pakaian.
"Tidak ada, Nona", jawab Jeny.
"Good.. I wanna go to the club' tonight. So, kau boleh pulang dan berkeringat bersama kekasihmu", ucap Claudya.
"Anda dilarang melakukan kegiatan apapun selain hanya ke kantor sampai hari pernikahan anda, Nona", Jeny menjelaskan.
"Siapa yang berani melarangku? Wah, cari mati !!!", jengkel Claudya.
"Ayah anda, Nona".
"Oh. Baiklah", lirih Claudya. "Ya sudah, kau temani aku di sini sambil mengganggu para orang tua yang lagi puber itu!!".
"Saya tidak berani, Nona. Cicilan saya masih banyak. Pil pengaman saya juga tinggal sedikit", Jeny berucap.
"Apa hubungannya, Jen-Jen?", heran Claudya.
"Ya ada lah, Nona. Mengganggu urusan Tuan Besar dan Nyonya besar, berarti kenyamanan hidup saya terancam. hehehehe", Jeny menyengir kuda.
"Tenang saja. Akan ku beli apartemen itu atas namamu, dan soal yang lain itu, akan ku beli juga untuk sepuluh tahun ke depan", Claudya meyakinkan Jeny.
"Dermawan sekali, Nona. Tetapi, ya tetap saja, karma berlaku. Bagaimana ketika saya lagi enak-enak mende**sah diganggu? Kan gak asik, Nona", Jeny mulai mundur dari tempatnya berdiri siap untuk kabur. "Saya permisi, Nona. Bye.....".
"Jen-Jen.. Awas kau..!!!!", teriak Claudya ketika Jeny sudah berbalik menuju pintu keluar rumah utama dengan cepat.
*******
Di Apartemen Richard Jo.
"Bagaimana?", tanya Jo.
"Saya telah menyelidikinya, Tuan. Ternyata orang itu mantannya Nona Claudya. Dia sepertinya terus menguntit Nona, Tuan", jawab Alvaro, sang orang kepercayaan Jo yang lain.
"Baiklah, terus awasi dia. Jangan biarkan dia menjadi hama pengganggu hanya sampai hari pernikahanku dengan Claudya", tegas Jo.
"Siap, Tuan..!!!".
"Pergilah, dan panggil asisten menyebalku itu kemari..", perintah Jo pada Alvaro.
"Saya permisi, Tuan", pamit Alvaro.
"Oh ya Al, cari pengaman untuk nagaku (🍌) yang berduri", perintah Jo lagi yang mana membuat Alvaro bingung.
"Naga yang mana, Tuan? Saya rasa tuan tidak memiliki peliharaan seekor naga?", tanya Alvaro.
"Kamu itu polos atau bodoh sih? Ya itu....", jengkel Jo.
"Itu apa, Tuan?", tanya Alvaro lagi semakin bingung.
"Ya itu, bodoh..... Ahhhh, sudahlah...!!! Biar asisten menyebalkanku itu yang cari nanti", sembari mengusir Alvaro keluar dari ruangan kerjanya di perusahaan.
Alvaro menunduk kemudian pergi meninggalkan ruangan bosnya sambil menggelengkan kepala.
"Kenapa?", tanya Verena sang sekretaris ketika melihat asisten kedua dari CEO nya keluar sembari menggelengkan kepala.
"Saya bingung. Pembungkus naga yang berduri memangnya ada ya, Ve?", tanya Alvaro dengan wajah bingung.
"Hahahaha.. Anda lucu, Asisten Al. Punya pacar? Atau pernahkan anda menghabiskan malam bersama seorang wanita?", Verena balik bertanya.
"Saya belum pernah berpacaran, ataupun menghabiskan malam bersama seorang wanita", dengus Al.
"Pantas dan layak. Ternyata tampang tampan anda hanya pajangan toh?", ucap Verena dengan tertawa. "Coba sesekali habiskan waktu bersama seorang wanita, Asisten Al, agar anda tahu arti dari ucapan Bos..!!"
"Ohhhh. Baiklah. Saya akan coba malam ini. Dan......", jeda Alvaro. Cup... Alvaro mengecup bibir seksi Verena.
Verena melototkan matanya ketika bibir sang asisten kedua Richard Jo mengecup bibirnya. Namun ketika rasa kagetnya masih bersarang, sekali lagi Alvaro dengan cepat kembali menyambar bibirnya namun tidak hanya sebuah kecupan, tetapi sebuah ******* lembut yang membuat Verena hanya diam sambil menikmati bibir Sang Asisten Kedua.
Setelah beberapa menit saling menikmati bibir masing-masing, Alvaro melepaskan tautan bibirnya dengan sang sekretaris CEO.
"Malam ini, habiskan waktu denganku. Aku menunggumu di apartemenku", ucap Alvaro lirih di telinga kiri sang sekretaris CEO.
Verena hanya menatap mata Alvaro kemudian mengangguk setuju. Alvaro pun tersenyum dan berlalu pergi menuju lift melakukan tugasnya.
Ting...
Pintu lift menuju ruangan CEO terbuka dan di sana Sang Asisten Pertama dengan gaya santai sambil bersiul keluar.
"Anda di minta Bos ke ruangannya, Tuan", Alvaro berkata ketika ia bertemu Asisten pertama tuannya berada di depan lift CEO.
"Ahh baiklah. Al, berkencan lah sesekali.. Untuk tugas itu, suruhlah anak buahmu!!", ucap Sang Asisten Pertama yang menyebalkan itu. "Agar kau tahu, rasanya rudalmu di ****, terus di jilat seperti cokelat putih yang sedang meleleh", bisiknya di telinga sang asisten kedua.
"Nanti saya coba, Tuan. Silahkan ...", Alvaro mempersilahkan sang asisten pertama untuk menuju ke ruangan CEO.
Tok-tok-tok
"Tuan...", sapa Asisten pertama.
"Hmmm", Jo hanya menjawab dengan bergumam.
"Tuan memanggil saya?", tanya asisten pertama.
"Buatkan aku topeng wajah. Ingat, yang kulit, dan harus tampan. Kedua, jangan lupa identitas ku yang lain..!!!", perintah langsung.
"Baik, Tuan", jawab asisten pertama yang sudah paham dengan perintah atasan.
"Waktumu 2 Minggu dihitung dari hari ini..!!".
"Baik. Akan saya laksanakan sesuai perintah, Tuan. Kalau begitu saya permisi", pamit asisten pertama dan berjalan menuju pintu.
"Oh ya, katakan pada asisten kedua yang kaku itu, BUKAN BEGITU CARANYA CIUMAN, LALU KALAU MAU BERBUAT MESUM, JANGAN DI KANTORKU. HANYA AKU YANG BOLEH MELAKUKANNYA", kata Jo dengan sedikit berteriak dengan maksud agar sang sekretarisnya pun mendengarnya.
Sang asisten mengernyit heran akan perkataan bosnya itu. Tetapi ia tetap menagganggukkan kepala dan meninggalkan ruangan sang Bos.
Setelah sampai di luar, di meja sekretaris atasannya, sang asisten hanya menggelengkan kepala. Melihat asisten pertama menggelengkan kepala, sang asisten kedua yang masih berada di sekitar meja sekretaris pun bertanya.
"Bagaimana?".......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments