Bab 2

Pukul 09.30

"Sudah saya katakan, Jen. Cukup dua ronde. Jadi telat kan kita?", Cla menggerutu sembari masuk ke dalam mobilnya.

"Maaf, Nona.. Tanggung kalau cuma dua ronde.. heheheheheh", nyengir Jeny.

Asisten Claudya ini sudah dianggap saudara, teman dan sahabat olehnya, sehingga kadang pembahasan nyeleneh pun tetap ditanggapi.

"Itu sih mau kamu, Jen. Gimana? Enak?", tanya Cla penasaran.

"Nona harus mencobanya sendiri", tanggap Jeny.

"Husss.. Bisa digantung Ayah nanti !!", sewot Claudya.

Setelah 45 menit perjalanan dengan diselingi percakapan absurnya, mobil yang ditumpangi Claudya parkir di bawah basmet dekat lift menuju ruangan CEO yang terletak di lantai 37.

"Selamat pagi, Nona", sapa Bryand yang sudah menunggu kedatangan calon istri dari bosnya tersebut.

"Pagi, Bryand... Sehat? Kerasan kerja sama tuanmu yang dingin itu?", tanya Claudya.

"Selama gajinya pas, orangnya royal, dan tidak menilai seseorang dari kasta, saya kerasan, Nona", diiringi senyum dari Bryand.

"Wahhh... Jen, kau lihat? Bahkan tutur kata mirip bosnya yang sombong itu", sambil berlalu pergi menuju lift untuk naik ke ruangan CEO.

Bryand dan Jeny hanya menyengir kuda dan berjalan mengikuti Claudya.

Sampai di ruangan CEO, Claudya langsung duduk di sofa ruangan itu tanpa dipersilahkan.

"Pembahasan kita belum selesai, Tuan Jo", ucapnya kemudian.

"Aku sudah menyiapkan syarat setelah kita menikah. Tidak perlu dibaca, silahkan langsung ditanda tangani!!", perintah Jo.

Richard Jo memberikan Map berisi kontrak pernikahan untuk ditanda tangani oleh Claudya.

"Saya rasa kita tidak perlu surat kontra, Tuan Jo. Saya yakin, syarat yang anda buat merugikan saya", ucap Claudya.

"Jadi bagaimana menurutmu?", tanya Jo dengan menatap wajah Claudya.

"Anda tidak perlu menatap saya. Saya hanya mau 1 syarat, yaitu kebebasan !!".

"Seperti apa?", Jo kembali bertanya dengan dahi mengkerut.

"Kebebasan, ya kebebasan", sahut Claudya dengan pasti.

"Baiklah, seperti yang anda mau Nona Claudya Gitta", ungkap Jo setelah beberapa menit menimbang.

"Deal, Tuan Jo", senyum penuh arti yang ditampilkan Claudya. "Kalau begitu saya permisi".

"Tunggu, Nona !", pinta Jo.

"Apa lagi, Tuan?", tanya Claudya dengan nada ketus.

"Anda masih gadis kan?"

"Menurut anda, Tuan? Saya yakin, sebelum menerima perjodohan ini, anda sudah memiliki segala informasi mengenai saya dari asisten anda. Benarkan, Bryand?", Claudya mengalihkan pertanyaan kepada Bryand.

"Jawaban yang anda tanyakan ada pada tuan saya, Nona", berharap Richard Jo yang menjawabnya.

"Tidak asisten, tidak bos, sama-sama menyebalkan!!!. Tuan Jo yang terhormat, itu urusan pribadi saya. Jika anda sudah mengetahui tetapi masih bertanya, mari kita lihat saat setelah kita menikah", jelas Claudya.

"Berarti saat malam pertama? Baiklah. Jika anda menginginkannya", senyum Jo penuh arti. "Tetapi anda ingat, Nona. Jangan pernah ada alasan apapun saat kita memulainya!", tegas Jo.

Claudya berjalan pergi sambil mengangkat bahunya tanda ia tak peduli.

"Kita lihat nanti Claudya. Kamu akan bertekuk lutut di bawah kukunganku" ucapnya dalam hati.

Setelah meninggalkan JF Group, Claudya tidak kembali ke apartemennya, melainkan menuju ke rumah utama yang terletak di pinggiran kota.

"Bagaimana, sayang?", tanya Ayahnya Albert.

"Kami sudah mendiskusikan pernikahan kami, Yah", jawab Claudya yang terus berlalu ke kamarnya.

"Lihat anakmu, Ma. Tidak ada sopan-sopan nya sama orang tua", adu Albert kepada istrinya.

"Itu juga anakmu, Tuan Albert. Kita buatnya sama-sama, didiknya juga sama-sama. Bahkan gen yang lebih dominan itu dirimu. Lihatlah, wajahnya persis dirimu, tetapi versi perempuan", jawab Ellena pada suaminya.

"Lah.. Jeny, bagaimana tadi?", kembali Albert bertanya pada asisten anaknya.

"Seperti jawab nona, Tuan", sambil menyengir.

"Iya, bagaimana Jeny?", tanya Albert lagi dengan nada yang sedikit dinaikkan.

"Ya, saya juga kurang paham, Tuan", sambil menunduk Jeny menjawab Tuan Albert.

"Bicara denganmu sama saja. Tidak anak, tidak asisten, sama-sama membingungkan", lalu berjalan pergi menuju kamar utama. "Mama.... Ganti oli sakarang.....!!!", teriak Albert dari depan pintu kamarnya melihat ibu dari Claudya sedang cekikikan bersama asisten anaknya.

"Dasar Tua. Encok baru tahu rasa", dengus Ellena tetapi tetap berjalan mengikuti suaminya menuju kamar utama yang mereka tempati di rumah itu....

Terpopuler

Comments

elvi yusfijar

elvi yusfijar

uda kotor kali ya pak oli nya,,,hahahaha dasar pak al

2022-10-18

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!