Setelah selesai makan, merekapun berniat untuk kembali melanjutkan aktivitas mereka masing-masing. Mereka kembali berjalan beriringan menuju parkiran.
"Sekali lagi, terimakasih banyak ya Tiara, sudah berkenan memenuhi undangan saya siang ini." kata Dzen.
"Iya mas, sama-sama. Saya juga terimakasih banyak, pulang-pulang kenyang." kata Mutiara sambil tersenyum.
"Oh ya, pulangnya hati-hati ya." kata Dzen.
"InshaaAllah mas. Ehm, mas Dzen, gimana kembali ke RS nya?" tanya Mutiara.
"Kan RS cuma belakang situ. Tadi cuma jalan kaki aja kok." kata Dzen.
"Nanti pulangnya gimana mas?" tanya Mutiara.
"Gampang, nanti bareng temen sesama dokter juga kok. Kami seapartemen." kata Dzen.
"Oh, gitu? Kalo gitu saya ambil motor dulu ya mas." kata Mutiara.
"Okey." jawab Dzen.
Mutiara pun berjalan menuju parkiran dan menaikinya. Sedangkan Dzen masih tetap berdiri di lobi kafe, menunggu Mutiara pergi meninggalkan kafe.
Mutiarapun melewati Dzen, dan menyapanya dengan bel motornya sambil mengangguk sebagai isyarat permisi. Dzen pun membalasnya dengan anggukan kepala dan mengangkat tangan kanannya.
"Hayo!!" tiba-tiba seseorang mengageti Dzendari belakang, yang membuat Dzen terkejut hingga meloncat.
"Astaga. Elo Bay." Refleks Dzen memegang dadanya, tanda dia kaget.
"Hahaha, kaget lo? Terlalu terkesima sama tu gadis sih, sampe ga nyadar kalo gue dari tadi dideket lo." kata Bayu, sahabat seprofesinya Dzen.
"Gila lo ya, bikin jantungan aja lo. Kalo sampe gue pingsan karna kaget, bisa gue tuntut lo." protes Dzen masih sedikit emosi atas kelakuan sahabatnya.
"Hahaha, santai aja bro." kata Bayu enteng.
"Eh, btw, siapa tu cewek?" tanya Bayu sambil mengangkat kedua alisnya, menatap intes sahabat dihadapannya.
"Apaan sih lo, bukan siapa-siapa." kata Dzen cuek, sambil berjalan keluar kafe menuju Rumah sakit.
"Eh, tunggu, Dzen." panggil Bayu sambil berlari mengejar Dzen yang sudah berjalan agak jauh.
"Cerita dong bro. Penasaran nih gue." bujuk Bayu.
"Dasar, buaya. Kalo liat cewek cantik suka kepo lo." omel Dzen.
"Hahaha, buaya buaya gini tapi gue tipe cowok yang setia kok bro." kilah Bayu.
Dua dokter muda itu pun berjalan beriringan menuju Rumah Sakit tempat mereka bertugas. Setelah Dzen menjanjikan bakal nyeritain kalo sudah selesai bertugas, maka Bayu pun kegirangan dan tak banyak bicara lagi. Sesampainya di Rumah sakit, mereka segera bertugas mengecek beberapa pasien.
💞💞💞
"What? Jadi, tu cewek yang jemput lo tadi?" tanya Bayu terkejut, karena setau dia pak Jaka yang menjemputnya sahabatnya.
"Iya, jadi gitu ceritanya. Dan gue baru sadar, ketika pak Jaka nelpon gue, dan nomer baru yang muncul. Pak Jaka nanyain keberadaan gue. Dan pak Jaka ternyata juga udah nunggu gue di Stasiun." jelas Dzen.
"Kok bisa salah sambung sih?" Bayu masih penasaran.
"Ya karna tulisan lo ga terlalu jelas. Lo nulis nomernya pak Jaka di buku gue, angka 7 kaya angka 2. Ya udah, gue masukin nomernya salah, dan berakhir salah sambung." omel Dzen.
"Widih... itu bukan akhir dari cerita bro, tapi justru awal dari cerita. hehe. Dan, gue kasih judul pertemuan lo ini 'jodoh salah sambung'. hehe." kata Bayu.
"Apaan lo, ada ada aja. Darimana gue bisa berjodoh sama dia?" tepis Dzen yang sebenarnya didasar lubuk hatinya terdalam mengharap kata kata sahabatnya ini di aamiini oleh malaikat
"Bro, telpon salah sambung lo ini, bukan suatu kebetulan. Ini ada campur tangan Tuhan bro. Supaya lo bisa segera move on dari Lala. Dan, ini suatu keberuntungan buat lo bro, karena tu cewek, asli, cantik banget bro... muslimah, anggun,,,beeeuuh...bidadari yang turun dari syurga bro..." kata Bayu menggebu-gebu membayangkan gadis yang dia lihat bersama sahabatnya tadi.
"Husy... awas lo, jangan macam-macam lo ama dia." ancam Dzen sambil mengepalkan telapak tangannya.
"Hahahaha, belum apa-apa udah cemburu aja lo bro."
"Udah,,, lanjutin aja komunikasi nya, deketin dia. Sapa tau jadi jodoh lo bro, biar lo rada bener dikit, ga rusak kaya gue, hahaha." Bayu masih menimpali.
"Hm...gitu ya? Kalo kata pak ustadz, jodoh itu menyesuaikan diri kita Bay. Lah, dia aja gadis kalem, islami banget gitu, masak iya berjodoh sama anak urakan kaya gue, yang sholat aja masih bolong-bolong." kata Dzen pesimis.
"Yah,,,payah lo bro. Ya gimana caranya dong. Lo pantesin diri dong. Ya siapa tau kan, dengan kekurangan lo ini, dia justru bisa melengkapi hidup lo. Nasehatin lo, nyemangatin ibadah lo." kata Bayu panjang lebar.
"Hem,,, ya okeylah entar gue pikir lagi dah. Gue capek nih, mau rehat. Eh, btw, boleh ga gue nebeng lo? kata Dzen.
"Ya bolehlah." jawab Bayu.
Kedua dokter muda itupun bersiap pulang ke apartemen mereka dengan mengendarai mobil Bayu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Herry Murniasih
oh ternyata dokter dzen pernah patah hati ni, mudah2an perkenalannya sm tiara berlanjut ya, lanjut Thor
2022-11-20
0