Baru saja meletakkan bo kong ku di kursi , Pak Axel sudah memanggilku ke ruangannya. dengan malas aku masuk ke ruangan tersebut. perlahan ku buka pintu kaca tersebut,aku mau melihat raut wajah atasanku terlebih dahulu, apakah mood nya baik atau masih buruk seperti tadi. tapi aku sama sekali tidak bisa membaca raut wajahnya. datar hanya itu yang bisa aku cerna
“anda memanggil saya pak? “ tanya ku seraya mendekat
“ikut denganku ke Greelane Studio, ada klien yang ingin bertemu”
what??? kenapa aku? aku kan grafis bukan asisten pribadinya, apa-apaan dia,? batinku kesal, tapi apalah daya , aku hanya staf biasa, tidak mungkin bisa menolak perintah atasan. dengan berat hati aku pun menemaninya ke Greelane Studio
“apa kamu marah karena menemani ku kesana?” tanya Pak Axel saat kami dalam perjalanan ke Greelane Studio
Kami duduk di kursi penumpang, di depan ada Pak Robert, Sopir Pribadi Pak Axel
“tidak pak” jawabku cepat
“bagus, banyak yang ingin pergi dengan ku, jadi kau harusnya senang “ katanya lagi
aku hanya bisa menghela nafas kasar, kalau dipikir-pikir dia seperti orang cemburu
apakah dia suka padaku? tapi tidak mungkin, karena selama ini dia bahkan tidak pernah menganggapku ada. aku pernah dengar dari Anne kalau Pak Axel sering dipaksa kencan buta oleh keluarganya, tapi dia selalu menolak
Sama seperti ku yang selalu dipaksa mama mencari pacar, tapi untungnya papa selalu mendukungku, hingga akhirnya sekarang aku bisa pacaran dengan Farrel ku tersayang
1 jam perjalanan akhirnya kami sampai di Greelane Studio
Aku mengekori Pak Axel kemana pun dia pergi. aku kira akan menemui satu orang, ternyata lebih dari 3 orang di lokasi berbeda. dan aku benar-benar hanya menemani tidak ada mencatat atau apapun. aku seperti seorang istri yang menemani suaminya kerja
Oh My God membosankan sekali, aku lebih suka menggeser geser kursor di komputer daripada ini
tapi berbeda dengan Pak Axel, dia terlihat senang. tepatnya dia senang mengerjaiku. aku yakin dia memang benar-benar menyukai ku, memang aku terlalu percaya diri dalam urusan ini. Tapi jujur dalam hati aku tidak mempercayainya, plin plan bukan? karena aku bisa melihat dari matanya tidak ada cinta untuk ku. Lalu kenapa? kenapa dia terlihat seolah cemburu?
atau jangan-jangan dia menyukai Farrel? Jangan sampai itu terjadi… Tidak mungkin…..
Aku masih sibuk dengan pikiranku sendiri sampai Pak Axel menepuk bahuku
“kamu masih mau disini?” tanyanya
ku perhatikan sekeliling ternyata klien terakhir sudah pulang, ku lihat jam di tangan, sudah jam 3 sore dan aku bahkan belum makan, jangankan makan siang, sarapan pun belum
Benar-benar boss kejam
“ayo kita makan dulu, sepertinya kamu sudah kelaparan” katanya lagi
Aku hanya diam dan mengekorinya
“sepertinya selanjutnya aku akan menjadikanmu asisten ku saja, baru kali ini ada yang kuat tidak mengeluh aku ajak pergi sampai sore” katanya sambil menyeringai
Aku hanya bisa menggerutu dalam hati. Sabar Masha ….Sabar ….ucapku menenangkan diri. bisa-bisa aku punya maag kalau jadi asisten nya
Akhirnya kami sampai di Restoran Faviken , restaurant yang lumayan populer disini
“pesan saja apa yang kamu mau, anggap saja permintaan maaf ku karena memintamu menemaniku”
“terima kasih pak” ucapku mencoba tersenyum. jujur aku sangat muak
Farrel ….aku merindukanmu , disaat seperti ini yang ku ingat hanya Farrel Lawrence
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments