Mama tiba-tiba saja dengan histeris mengetuk pintu kamarku.
“Masha…Masha…” teriaknya.
Dengan malas ku buka pintu kamarku.
“Ada apa ma? ini masih pagi" tanyaku setengah gusar.
Tapi raut wajah mama pagi ini benar-benar berbeda, dia terlihat sangat happy.
“Dibawah ada pacarmu, cepat siap-siap” katanya girang dan meninggalkan ku.
“What? pacar? Farrel kesini?” dengan segera aku bersiap-siap, untung saja aku sudah mandi. Secepat kilat ku berdandan tipis dan memakai pakaian kerjaku. Deg degan sekali dijemput kekasih hati.
Tanpa mengabari terlebih dahulu ternyata dia sudah ada di rumah, mengobrol dengan mama di teras. Ku akui memang dia sangat gentle sebagai seorang pria, Berani langsung menjemput dan meminta izin dengan sopan. Nilai plus dari seorang Farrel Lawrence di mata ku.
Setengah berlari ku hampiri dia di teras, Mama masih setia menemani. Bagaimana tidak? Dari dulu mama selalu memaksaku untuk berpacaran tapi aku selalu menolak dengan berbagai alasan dan sekarang ada yang datang mengaku-ngaku
sebagai pacarku tentu saja Mama sangat senang. Apalagi dia seorang Farrel Lawrence yang sudah teruji klinis ketampanannya, Mamaku penyuka pria tampan sudah pasti dia langsung jatuh hati.
Setelah berpamitan dengan Mama kami pun berangkat ke Kantor bersama.
“Kenapa kamu tidak bilang mau menjemput ku?” tanyaku saat diperjalanan.
“Aku kangen dengan mu, baru bangun tidur hanya ingat kamu, jadi tidak sempat mengabari, aku langsung saja kesini.”
Aku geleng-geleng kepala, sejak kapan Farrel bisa pintar merayu seperti ini?.
“Kamu cantik sekali hari ini, aku semakin jatuh cinta” katanya lagi.
Aku hanya bisa mengulum senyum, benar-benar pintar merayu, tapi aku suka sekali.
“Tidak usah ditahan, kalau mau senyum ya senyum saja.” katanya dengan begitu jahil.
Aku memukul lengannya pelan, tapi dia malah terkekeh.
Pagi ku tidak lagi seperti biasa yang membosankan, sekarang sudah lebih hidup berkat Farrel ku tersayang.
20 Menit perjalanan akhirnya kami sampai di basement kantorku, gedung kantor kami bersebelahan.
Aku mencium pipi Farrel sebagai ucapan terima kasih lalu turun dari Mobil. Tapi Farrel ternyata ikut turun. Aku melihat Farrel yang mendekati ku.
“Kenapa sayang?” tanyaku heran.
“Ada yang ketinggalan” begitu katanya.
Belum sempat aku berkata dia sudah mencium keningku.
“Ini yang ketinggalan” katanya.
Aku hanya bisa senyum-senyum malu, tapi senyumku menghilang ketika Pak Axel melewati kami dengan tatapan dingin seperti orang marah.
“Kenapa dengan Pak Axel?” batin ku.
Tapi dengan segera ku sapa atasanku itu.
“Pagi pak” sapaku berusaha ramah.
Tapi bukannya menjawab dia malah memalingkan muka.
Farrel masih disebelahku, sepertinya dia paham perasaanku, dia mengelus lenganku dengan sayang.
“Aku berangkat kerja dulu, semangat” katanya menyemangatiku, “I Love you” ucapnya lagi.
Sebelum masuk ke mobil dia mencium pipiku sekilas.
Aku melambai saat Farrel sudah melajukan mobilnya.
Setidaknya senyumku kembali terbit berkat Farrel walaupun tadi sempat tidak dianggap oleh atasanku sendiri.
Dalam hati aku terus bertanya-tanya, ada apa gerangan dengan Pak Axel. Dia memang orang yang galak, tapi biasanya setiap disapa walaupun malas dia pasti mengangguk , sekarang jangankan membalas sapaan ku , dia malah memalingkan muka.
Apa dia marah karena di area kantor Farrel mencium ku? ah.. sudah lah, dia memang sering begitu, aku tidak mau ambil pusing atas sikapnya.
BERSAMBUNG ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments