Sampai kantor aku sudah di introgasi Anne, ditanyai ini dan itu tentang Pak Axel. Jujur aku malas membahasnya.
“An, please aku benar-benar malas membahasnya, nanti saja aku cerita okay?” kataku berusaha bernegosiasi dengannya.
Anne mendengus sebal, “tapi janji harus cerita”
Aku pun mengangguk.
“ oh iya, tadi Farrel kesini, katanya dia menghubungimu tapi tidak bisa. “
“kapan? kamu kok baru bilang?.”
“pas makan siang” jawabnya santai.
Aku segera mengambil ponsel di tas. ternyata baterainya habis. segera ku charge ponsel kesayanganku ini dan menghidupkannya.
benar saja banyak ada pesan dan telpon dari Farrel.
Bagaimana bisa aku lupa mengabarinya, padahal yang ada di otakku hanya Farrel seorang.
Segera ku hubungi Farrel ku tersayang melalui pesan text karena takut mengganggu jam kerjanya.
“Sayang Maaf tadi Ponselku habis daya,
Tadi kamu ke Kantor ku ya Kata Anne?”
ketik ku lalu segera ku kirim.
Pesan centang dua warna abu, lalu segera berubah berwarna biru tanda pesan sudah dibaca.
Terlihat Farrel sedang mengetik di layar.
Tring bunyi pesan masuk.
“Iya tadi aku rindu padamu, tapi katanya kamu pergi dengan Axel
Dia tidak mengganggumu kan?” bunyi pesan dari Farrel.
Kenapa Farrel bisa berpikiran seperti itu ya? tanya ku dalam hati.
“*A***ku** juga rindu padamu
tentu saja tidak sayang, aku hanya menemaninya meeting saja
kamu tidak perlu khawatir
sampai ketemu nanti sore”
balasku segera.
“syukurlah, see you .“
Aku tersenyum membaca pesan singkatnya itu, semakin hari aku semakin cinta padanya.
"Jangan senyum-senyum begitu, nanti kesambet" ledek Anne padaku.
Aku hanya tertawa menimpali ucapan Anne.
"Aku masih penasaran bagaiamana rasanya pergi berdua dengan Pak Axel" kata anne lagi.
"Ralat ya , aku tidak pergi berdua, tapi bertiga dengan driver juga."
"Sama saja, kamu pasti duduk dibelakang kan? dan driver duduk di depan?."
"Malas aku kalau berdebat dengan mu, yang jelas aku tidak suka pergi dengannya, aku tidaj suka pergi tanpa kegiatan seperti itu, lebih baik berkutat dengan komputer."
"Aduh... pokoknya aku sangat iri denganmu Masha, coba nanti aku yang diberi kesempatan berduaan dengan Pak axel, aku tidak akan menolak."
.
.
Jam pulang kantor telah tiba, Farrel sudah menunggu ku di basement.
segera ku masuk ke dalam mobilnya, mengecup pipinya seraya mengucapkan terima kasih dia pun mengecup pipiku, manis nya.
“Kamu mau makan?” tanya nya saat kami sudah keluar dari area kantor.
“Aku masih kenyang sayang, tadi jam setengah 4 baru makan” jawabku dengan cengiran.
“Gara-gara menemani Axel?”
Dan aku hanya bisa mengangguk.
“Kenapa kamu bisa menamaninya meeting? itu kan bukan tugasmu?” tanya Farrel dengan gurat wajah kesal, aku yakin sekali dia cemburu.
“Apa kamu cemburu?” tanyaku menggodanya.
“Tentu saja aku cemburu, apalagi kau pergi dengan Axel” jawabnya gusar.
“Memang kenapa dengan Pak Axel?” tanyaku bingung.
“Dia itu kan Playboy, dia punya banyak kekasih.”
“Tapi yang ku dengar dia tidak berkencan dengan siapapun. ”
“Axel adalah tetanggaku sayang, aku kenal baik dengannya, sering gonta-ganti pacar.”
“Ohh… ternyata begitu, ada juga ya yang mau berkencan dengan orang galak seperti dia” kataku cekikikan.
“Aku harap apapun rayuannya padamu, kau tidak akan berpaling dari ku.”
Aku memeluk erat tangan Farrel, “tentu saja sayang” jawabku seraya tersenyum.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments