Part 5
Setelah berbaring, Dokter mulai membaluri perut Novia dengan gel, lalu meminta pasangan suami istri itu melihat ke layar monitor.
"Lihat pak, bu...titik itu adalah janin usianya enam minggu ya, berarti dugaan saya tadi benar kalau ibu memang sedang hamil" kata Dokter.
Irwan terpaku melihat penampakan janin dilayar monitor, rasanya belum percaya.
"Vi, lihat itu anak kita kamu hamil" ucap Irwan.
Novia tak bisa berkata-kata, perasaan keduanya bercampur aduk antara haru dan bahagia.
"Alhamdulillah ya Allah, makasih Dok" ucap Irwan dan Novia bersamaan, Dokter pun tersenyum dan mengangguk.
"Ini ada resep anti mual dan vitamin yaa, bulan depan boleh datang lagi cek perkembangan bayinya"
"Iya Dokter" jawab Novia.
"Baiklah Dok, kami pamit pulang makasih"ucap Irwan.
"Iya pak, sama-sama" jawab dokter.
Setelah selesai pemeriksaan mereka langsung pulang karena sudah menjelang maghrib.
Sesampainya di rumah, Pak Wahyu dan istrinya sedang duduk diteras menunggu kedatangan anak dan menantunya,mereka tak sabar menunggu kabar dari keduanya.
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam" jawab pak Wahyu dan bu Ratih bersamaan.
Irwan dan Novia mengampiri lalu duduk disamping bu Ratih.
"Mah pah kami punya kabar gembira, tapi ceritanya nanti setelah shalat maghrib" ucap Novia sambil tersenyum.
"Eh sengaja bikin penasaran orang tua ya kalian ini" ucap bu Ratih dengan wajah cemberut.
"Maaf mah, bukan mau bikin penasaran tapi waktunya terlalu sempit sebentar lagi maghrib tanggung mah" jawab Novia.
"Oh iya, nanti setelah shalat kita ngobrol diruang shalat,sekarang kita masuk siap-siap mau shalat maghrib."
"Iya mah, nanti kami menyusul kesana" jawab Novia lagi.
Pak Wahyu dan istri pun masuk di ikuti Novia dan Irwan yang langsung masuk ke kamar mereka.
Akhirnya waktu yang ditunggu pun tiba, dengan perasaan was-was bu Ratih dan Pak Wahyu menunggu kabar dari anak dan menantu mereka.
Mereka duduk berhadapan dan saling pandang, lalu dengan tangan yang sedikit gemetar Novia menyerahkan foto hasil pemeriksaan USG kepada bu Ratih, seketika bu Ratih menjerit bahagia.
"Yaa Allah Alhamdulillah" lalu memeluk Novia dan menghujani seluruh wajah Novia dengan kecupan. Begitu pun dengan pak Wahyu yang membelai lembut rambut putrinya.
"Sebentar lagi kalian akan menjadi orang tua nak" ucap pak Wahyu.
Novia tertunduk haru, ada rasa bersalah terselip dilubuk hatinya karena dulu membuat kedua orang tuanya kecewa.
Sementara itu mata bu Ratih berkaca-kaca, seperti mimpi anak gadisnya yang dulu dimanjakannya sebentar lagi akan menjadi seorang ibu.
"Hmm ya sudah, ayo Vi temani mama siapkan makan malam" titah bu Ratih.
"Iya mah" jawab Novia lalu mereka beranjak menuju dapur.
Seperti biasa, pak Wahyu berdzikir dan mengaji menunggu waktu isya, Irwan sendiri memilih menonton TV.
Beberapa menit kemudian adzan isya berkumandang, lalu mereka melaksanakan shalat isya, setelah itu dilanjutkan dengan makan malam.
Dimeja makan...
"Vi, bagaimana urusan kuliahmu apa sudah didaftar ?" tanya bu Ratih.
"Iya mah sudah, menunggu hasil pengumuman" jawab Novia.
"Kamu harus pintar-pintar membagi waktu, apalagi sekarang kamu sedang hamil muda" bu Ratih mengingatkan putrinya.
"Iya mah, nanti kuliah diantar Irwan" jawab Novia dan menoleh ke arah suaminya.
Irwan pun mengangguk.
Makan malam pun selesai, dan mereka beristirahat dikamar masing-masing.
"Vi, kamu sekarang jangan dulu banyak aktifitas, pakaian kotor biar aku yamg cuci pagi sebelum berangkat kerja"ucap Irwan.
"Iya, paling juga kerjaan yang ringan-ringan seprti bantu mama cuci piring dan masak trus beresin kamar kita" jawab Novia.
"Hmm, ayo tidur" Irwan memeluk istrinya, mereka terlelap dalam mimpi masing-masing.
Jam 04.30 pagi Novia membangunkan suaminya untuk shalat subuh, setelah selesai sesuai pembicaraan mereka sebelum tidur semalam Irwan langsung mengambil pakaian kotor mereka untuk dicuci.
Dan Novia membantu bu Ratih menyiapkan sarapan.
Setelah semua aktifitas dirumah selesai, Irwan pun berangkat kerja.
Agar tidak jenuh, Novia mulai punya kebiasaan baru dirumah ketika ditinggal suaminya kerja yaitu merawat tanaman dan mengoleksi bunga.
Dua minggu kemudian, sesuai jadwal yang ditentukan pengumuman kelulusan UMPTN tiba, Novia kekampus diantar suaminya.
Tiba dikampus perasaan Novia semakin cemas dan khawatir, ketegangan tampak di wajahnya.
"Vi, berdoa dulu jangan tegang nanti berpengaruh ke kandunganmu kalau kamu stres begitu" ucap Irwan menenangkan istrinya.
"Tapi Wan pendaftarnya banyak pasti saingan juga banyak" jawab Novia.
"Kalau rejeki tak akan kemana sayang, yakinlah" Irwan mengenggam tangan istrinya memberi kekuatan.
Sementara itu didepan mading kampus calon mahasiswa berkerumun, masing-masing mencari nama mereka, Novia perlahan masuk ke kerumunan itu mendekati mading.
Dengan perasaan tegang Novia membaca satu per satu ribuan nama yang tertera dimading, sampai akhirnya Novia langsung menjerit bahagia dan berlari ke arah suaminya.
" Sayaaang aku luluuss"
Spontan Irwan meraih tubuh istrinya dan memeluk serta mengecup keningnya tak peduli semua pandangan orang-orang tertuju pada mereka.
Irwan pun melepas pelukannya lalu menggandeng tangan istrinya berjalan ke arah mading untuk memastikan kembali nama yang tertera di mading.
Setelah melihat jelas nama dan informasi lengkap tentang istrinya Irwan mengajak Novia pulang karena takut istrinya kelelahan.
Diperjalanan pulang, "Vi, kita mampir ke rumah mama papaku yaa, mau mengabari kehamilanmu dan juga kelulusanmu" ucap Irwan.
"Iya, tapi jangan lama setelah itu kita langsung pulang" jawab Novia.
Beberapa menit kemudian, sampailah mereka di rumah orang tua Irwan.
Irwan memarkir mobilnya lalu mereka turun.
"Assalamu'alaikum" ucap Irwan dan Novia bersamaan.
"Wa'alaikumussalam" jawab bu Mini.
"Papa mana mah" tanya Irwan.
"Papamu lagi istirahat, sakitnya kumat lagi" jawab Mini.
Irwan terdiam entah apa yang ada dalam pikirannya.
"Eh ada Novia, masuk nak" bu Mini menyapa menantunya.
"Iya mah" jawab Novia.
"Dari mana ini ?" tanya bu Mini lagi.
"Dari kampus mah, lihat hasil pengumuman" jawab Novia.
"Bagaimana hasilnya, kamu lulus ?"
"Iya mah Alhamdulillah" jawab Novia.
Dan bu Mini pun tersenyum bahagia "Alhamdulillah nak"
Tiba-tiba Irwan langsung mendekat ke arah mamanya," kami juga punya kabar gembira lagi mah".
"Sebentar lagi mama dan papa akan punya cucu" sambung Irwan.
Sejenak bu Mini terpaku dan memastikan apa yang baru saja di dengarnya.
"Apa tadii, kamu bilang apa Wan?"
Irwan mengulangi ucapannya" sebentar lagi mama akan punya cucu".
Seketika bu Mini menangis haru, ini adalah kabar yang paling membahagiakan untuknya karena ini adalah cucu pertamanya.
"Sudah berapa usia kandungannya "tanyanya lagi.
"Delapan minggu mah" jawab Novia.
"Dua minggu lagi kontrol untuk cek perkembangannya" lanjutnya.
"Mama ikut ya nanti kalau kontrol ke dokter"pinta bu Mini dengan wajah memelas.
"Iya mah pasti mama diajak" jawab Irwan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 113 Episodes
Comments