Tania baru saja turun dari Taksi, setelah membayarnya dia langsung saja masuk ke dalam Cafe dengan membawa Hana di gendongannya. Ini adalah pertama kalinya Tania bekerja dengan membawa Hana. Tania juga membawa semua perlengkapan Tania mulai dari Pampers, susu dan mainan untuk nya. Meskipun begitu Tania tidak merasa kesulitan bahkan dengan adanya Hana, Tania merasa semangat untuk bekerja.
"Loh Tania, Sejak kapan kamu punya anak? "
Seorang laki laki yang mengenakan seragam pelayan datang menghampiri Tania. Tatapannya langsung tertuju pada Tania yang menggendong Hana. Dia adalah Aliandro yang biasa Tania panggil dengan Al. Al adalah teman kerja Tania selama setahun ini. Dan siapa yang tidak tau jika selama ini Al menyimpan rasa pada Tania. Bahkan semua pelayan disana sudah mengetahuinya. Hanya Tania saja yang belum menyadari itu.
"Husss, ngaco kamu. Ini ponakanku Hana. Aku harus membawanya soalnya gak Ada yang jagain" Jawab Tania sambil merapikan baju Hana agar rapi kembali.
Al mengangguk kemudian melirik barang bawaan Tania. "Ya sudah kalau gitu kamu ganti seragam sana. Ponakan kamu biar aku yang gendong dulu"
"Kamu bisa menggendong anak Kecil? " Tania terlihat sedikit ragu pada Al. Karena selama ia berteman dengan Al ia tidak pernah melihat Al dengan anak kecil sekalipun. Bukannya kesal Al justru tersenyum melihat keraguan di mata Tania.
"Kamu lupa? Aku berasal dari Panti Asuhan. Aku sudah biasa menggendong adik adik pantiku dulu. Jadi kamu ga usah khawatir. Ponakan eh maksudku Hana akan aman bersamaku"
"Yaudah aku nitip Hana dulu ya" Tania langsung menyerahkan Hana pada Al. Al menerimanya dengan baik. "Princess sama om dulu ya, tante nya mau ganti baju dulu" Ucap Al pada balita itu.
"Ba.. Ju.. " Celoteh Hana meniru apa yang di katakan Al.
"Iya baju, sama seperti yang dipakai Hana" Jawab Al lagi.
"Om jeyekkkk" ucap Hana yang membuat Tania dan Al langsung tertawa. Tania melirik pada Al yang langsung diangguki olehnya. "Barang barang Hana aku taruh di tempat biasa kita ya Tan" Ucap Al sebelum Tania pergi.
"Makasih Al"
.
.
Tania bersyukur bisa mendapat teman sebaik Al, dia selalu saja membantunya ketika Tania merasa kesulitan. Seperti sekarang ini, Al terlihat sibuk mengajak Hana bermain karena sedari tadi Hana tidak bisa berhenti menangis meskipun telah digendong Tania. Dan pada akhirnya Al menawarkan diri untuk menenangkan Hana. Tania pun memasrahkan Hana pada Al, dia melanjutkan pekerjaannya sambil mengawasi dari jauh. Beruntung cafe masih lumayan sepi jadi Hana yang mengerjakan semua tugas Al dan tugas nya.
"Kelihatannya Al itu penyayang banget ya Tan" Ucap seseorang di samping Tania yang juga teman Tania.
Tania mengangguk sambil terus memperhatikan Al yang tertawa karena ocehan Hana. Bibirnya melengkungkan senyuman tipis. Seandainya Tania bisa move on dari masa lalunya mungkin sekarang dia sudah menyukai Al. Tapi sampai sekarang Tania belum bisa melupakan sosok pria di masa lalunya. Pria yang menyakiti nya dan meninggalkannya demi wanita lain.
"Lo gak mau coba buka hati lagi Tan? " Tanya Occa gadis yang sedari tadi mengobrol dengannya.
"Susah Ca, Bahkan sampai sekarang aku bahkan belum bisa melupakan dia"
"Sampai kapan Tan? Dia udah nyakitin lo dengan memilih yang lain" Occa benar benar tidak mengerti dengan sahabatnya yang satu ini. Udah disakiti bukannya melupakan malah semakin gagal move on.
Tania menghela nafasnya berusaha mengabaikan apa yang dikatakan Occa. Meskipun tidak dapat ia pungkiri apa yang Occa katakan memang benar. Seharusnya ia sudah melupakan masa lalunya.
"Aku masih berusaha Ca, aku juga gak mau terjebak dalam rasa sakit ini"
"Sadar gak kalau selama ini Al suka sama lo"
Perkataan Occa membuat Tania terkejut. Tania langsung menoleh dan melihat ke arah sahabatnya itu. "Jangan bercanda Ca, cowok sesempurna Al gak mungkin suka sama aku"
"Gue gak bercanda, bahkan semua karyawan disini juga pada tau kalau Al suka sama lo. Al selalu melirik ke arah lo diam diam. Dan lo pasti gak menyadari nya"
Tania terdiam sejenak kemudian berkata "Ah sudah lah yang penting sekarang aku harus menjaga Hana dengan baik. Soal jodoh biarlah Tuhan yang mengatur. Aku hanya Perlu menjaga Hana dengan baik demi Almarhumah kakakku"
Occa mengangguk kemudian pergi meninggalkan Tania sendirian karena ada pelanggan yang masuk. Tania memicingkan matanya ketika melihat siapa pelanggan mereka. Itu adalah Hariz. Mata Tania membulat melihat Hariz yang sekarang sedang menatapnya tajam ketika mengetahui Hana dijaga Al. Tapi Hariz tidak datang sendirian dia sepertinya bersama Klien nya itu lah yang dipikirkan Tania.
Tania langsung bergegas menghampiri Al. Al tidak terkejut karena dia sudah tau Tania pasti akan menghampiri nya. "Ta... Nte.. Sini main sama Ana" Hana mengangkat tangannya sambil melambai kecil pada Tania. Tania tersenyum kemudian mengambil Hana dan memangkunya.
"Al sekarang Hana aku yang jaga, kamu layanin meja di sebelah sana ya" Ucap Tania sambil menunjuk pada meja Hariz yang berisi empat orang.
"Oke deh, aku kesana dulu kalau gitu" Jawab Al yang langsung diangguki Tania. Tania memberikan Hana mainan nya agar tidak melihat ke arah Hariz tapi nasib baik tidak datang kepadanya
"Pa.. Pa... Itu papa.... Mau papa.... "
Tidak sengaja Hana melihat ke arah Hariz dan membuat bocah kecil itu merengek ingin menghampiri Hariz. "Itu bukan papa sayang, itu hanya Monster kantor" Ucap Tania dengan keras berusaha mengalihkan perhatian Hana, Tania tidak sadar jika perkataannya terdengar oleh mereka.
Tania mengangkat wajahnya dan melihat ke arah Hariz yang terus melihatnya seolah olah ingin memakannya. "Aduh omonganku tadi kedengaran gak ya" Batin Tania. Jarak tempat duduknya dengan Hariz hanya berjarak tiga meja saja jadi sudah pasti ucapannya terdengar apalagi tadi Tania mengatakannya dengan suara yang keras.
Tring
Pesan masuk di ponselnya, Hana langsung membukanya.
From Kakak ipar
Aku bukan Monster kantor, jaga mulut kamu disini Ada Klien ku. Dan jangan biarkan Hana merengek untuk menghampiriku
To Kakak ipar
🤫😏
Kenapa? Kakak malu kalau Hana menghampiri Kakak. Padahal Hana hanya senang karena bertemu kakak✅
"Papa.. Ana mau ke papa.. Tante... "
Tania berdecih ketika melihat pesannya yang cuma dibaca dan Hariz fokus berbicara sesuatu pada kliennya. Hariz bahkan tidak peduli jika Hana terus merengek untuk menghampiri nya. Ayah macam apa dia itu. Ingin rasa nya Tania memukul kepala kakak ipar nya itu.
"Gak Ada papa sayang, Hana main sama tante yuk. Kita main barbie cantik ini mau gak? " Wajah Tania berseri seri agar Hana juga semangat dan melupakan untuk menghampiri Hariz. Tania menggoyangkan boneka barbie itu dan berbicara dengan suara yang lucu.
Hana tertawa ketika Tania mulai membuat wajahnya terlihat lucu. Hana bahkan memukul pelan wajah Tania yang terlihat lucu itu. "Lagi te.. Lagi...."
Tania mengangguk kemudian mempraktekannya lagi, lama kelamaan mereka berdua tertawa dan Hana sudah lupa dengan Hariz.
.
.
.
"Jadi gimana pak? Apa kerjasama kita bisa di mulai"
Hariz mengangguk kemudian langsung membubuhkan tanda tangan di dokumen yang sudah mereka buat. "Kalau ada apa apa langsung hubungi sekretaris saya" Ucap Hariz.
"Oh iya pak saya turut berduka cita ya atas meninggalkan istri Anda. Maaf saya baru mengucapkannya sekarang " Tambah salah satu dari mereka lagi.
Hariz mengangguk saja, berita meninggalnya Meysa memang sudah tersebar di kantor nya. Mereka semua juga ikut bersedih karena kehilangan istri bosnya tersebut. Kemudian mereka berdiri dan menyalami Hariz dan setelah itu mereka pergi dan hanya menyisakan Hariz sendiri. Hariz memijat pelipisnya dengan tangannya. Hari ini dia benar benar terlihat tidak bersemangat. Lagi lagi nama Meysa yang muncul dalam pikirannya.
Hariz memutuskan untuk pergi saja, dia sudah cukup bosan melihat wajah adik iparnya yang sedang menghibur putrinya. Tadi dia langsung sadar ketika Tania menyebut Monster kantor, Hariz yakin Tania pasti menyindirnya.
Hariz baru akan pergi sebelum Occa menghentikannya. "Maaf pak tapi anda belum membayar semua tagihannya"
Tania yang melihatnya langsung tertawa mengejek meskipun tidak melihat ke arahnya Hariz tau adik ipar nya itu menertawainya.
"Berapa total nya? " Tanya Hariz langsung.
"Dua ratus ribu pak" Jawab Occa dengan sopan.
Hariz langsung mengambil dompetnya dan membayar semua tagihannya. Dan pergi begitu saja.
Tania terkikik geli "Papa mu sungguh malu malu in aja nak" Ujarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
Ramadhani Kania
bawa aj Hana kermh ortumu Tania...rwt dia d sana...jauhkn saja dia ri papanya yg kyk g2....ap dia pikir ank itu hnya butuh materi saja...😡
2022-07-30
1
Zidane Zidan
Haris kok gitu amat sm Hanna padahal Hanna buah cintanya sm meisya
2022-07-29
0
Juli Mahtin
otak hariz gitu amat sama anak sendiri
2022-07-10
0