Bab 2 Kekesalan Tania

Keesokan harinya, pagi pagi sekali Hariz mengantarkan Hana ke Apartemen Tania, Hariz tidak peduli meskipun dia harus membangunkan Tania yang tertidur nyenyak. Dia terus mengetuk pintu kamar Tania yang dikunci, sudah Lima menit dia melakukan hal itu tapi pintunya tak kunjung terbuka.

"Tania, buka pintunya"

Karena kesabarannya sudah habis akhirnya Hariz menggedor pintu nya dengan keras. Dia merasa kesal dengan Tania yang sulit dibangunkan padahal dia benar benar harus pergi sekarang.

"Meysa pernah bilang kalau Tania ratunya kebo jadi harus dibangunin secara keras"

Tapi sebelum Hariz sempat melakukan hal itu Tania langsung membuka pintunya. Dengan wajah kucelnya Tania menatap sang kakak ipar itu. Sungguh kakak iparnya benar benar merusak mimpi indah nya. Padahal sebentar lagi dia akan dicium cowok ganteng dalam mimpi nya tapi suara jelek itu malah membangunkan nya "Kenapa sih kak? Pagi pagi udah rusuh aja. Kurang kerjaan banget" Dumelnya dengan wajah yang cemberut.

Hariz tersenyum sinis kemudian langsung memberikan Hana begitu saja pada Tania. "Tugas pertamamu akan dimulai hari ini, jaga Hana. Aku harus pergi"

Tania mengambil Hana sambil memperhatikan penampilan Hariz yang sudah siap dengan pakaian kantornya padahal jam masih menunjukkan pukul Lima pagi. Sungguh rajin sekali kakak iparnya itu. Hana masih tertidur pulas ketika Hariz menyerahkan padanya. Seandainya Meysa masih ada mungkin dia akan mengomeli Hariz seperti biasa.

"Gak mau nunggu Hana bangun kak? Kakak kan bisa menikmati waktu bersama Hana dulu nanti sebelum pergi ke kantor"

"Buat apa punya adik Ipar kalau gak bisa diandalkan. Lagi pula aku ada urusan penting sebelum ke kantor" Jawab Hariz.

"Sepenting apa?" Tanya Tania dengan heran.

"Tidak ada kewajiban buat aku memberi tahu kamu. Jadi kamu jaga anakku dengan baik" Dapat Hariz lihat kalau saat ini Tania terlihat marah padanya. Hariz tidak peduli yang penting Hana aman bersamanya.

"Baiklah kalau itu mau kakak, pergi aja sana, Hana akan dirawat Tante nya yang baik hati. Gak seperti papa nya yang nyebelin. Mending kalau ganteng ini wajah udah kek om om mana mukanya jelek, kumisan dan ga punya hati. Sok sibuk ngantor anak sendiri gak diurus" Tania berbohong, Wajah Hariz sebenarnya lebih dari lumayan. Wajahnya yang bersih dan kumis tipis nya membuatnya manis ketika dipandang

Tania mendelik pada Hariz kemudian membanting pintu kamar nya yang membuat Hariz terkejut. Hariz mengambil ponselnya kemudian membuka kamera dan mengarahkan pada wajahnya. "Seperti nya matanya yang bermasalah"

Setelah menyerahkan Hana pada Tania, Hariz langsung pergi begitu saja. Harinya sudah cukup buruk karena kesal dengan adik iparnya itu. Baru kali ini Tania bertingkah menyebalkan seperti itu padanya. Padahal sebelum Meysa tiada Tania selalu menghormatinya dan bicara lembut padanya. Hariz meggelengkan kepalanya kenapa dia harus memikirkan Tania, seharusnya dia mikirin Meysa. "Sebaiknya aku pergi kesana" Gumam Hariz pelan.

.

.

Jam 7 pagi

"Pa..pa.. Ma..ma...."

Balita tiga tahun itu tiba tiba terbangun dari tidur nya. Tania yang sedang bersiap siap untuk pergi bekerja langsung kelimpungan ketika Hana tiba tiba terbangun dan memanggil papa mama nya.

"Eh ponakan Tante udah bangun, Hana mau apa? " Tania langsung menggendong Hana dan mencium pipinya dengan gemas.

Hana mencebikkan bibirnya dengan mata yang berkaca kaca. "Pa.. Pa.... " Hana mulai menangis dengan keras memanggil Hariz yang nyatanya sudah pergi. "Hana mau sama papa? " Tanya Tania dengan wajah cerianya berusaha menghibur ponakannya itu.

"Mauuu"

Tania menarik nafasnya berusaha menetralkan perasaan dongkol nya pada Hariz. "Papa udah berangkat kerja sayang jadi kita Video call aja ya"

Tania mengirim pesan pada Hariz

To Kakak Ipar

Kak, Hana bangun. Dia nyariin kakak nih. Aku Video call ya" ✅

Tidak butuh waktu lama pesan itu sudah terbaca oleh Hariz. Tania tersenyum kemudian menekan tombol Video call dan mengarahkan ponselnya pada wajah Hana. "Sebentar ya sayang"

Tapi sayangnya Hariz menolak panggilannya, Tania mencoba nya berkali kali dan Hariz menolaknya juga.

Balasan

From kakak Ipar

Gak usah video call, Aku sibuk. Panggilanmu terlalu mengganggu.

WHAT THE HELL

Padahal ini anak nya yang mau seperti itu kenapa Hariz bersikap Seolah olah dirinya yang sengaja melakukan itu. "Pa.. Pa... " Sementara itu Hana terus merengek memanggil Hariz.

"Papa lagi sibuk sayang Hana sama Tante aja ya.

Ikut Tante kerja. nanti Tante belikan mainan. Hana suka mainan kan? " Dalam hati Tania berharap Hana mengangguk dan sesuai dugaannya Hana benar benar mengangguk. "Minum syu syu nte, ha.. Us" Ucap Hana dengan ucapannya yang tidak terlalu lancar.

"Ya udah yuk kita bikin"

Hana bertepuk tangan sambil memamerkan giginya pada Tania. Tania tersenyum, ketika melihat Hana yang mulai aktif. Sebenarnya dia tidak masalah kalau harus merawat Hana sendirian. Tapi yang ia sayangkan adalah Hariz yang terlalu tidak peduli pada Hana. Hariz tidak berlaku seperti seorang ayah pada umumnya. Harusnya Hariz bisa menjadi sosok ayah sekaligus ibu pada Hana, tapi Hariz tetaplah Hariz. Keegoisannya mengalahkan semuanya. Hariz merasa dialah yang paling tersakiti semenjak ditinggal Meysa. Itu lah yang membuat Tania berubah dan berani ngomong ketus pada Hariz.

"Semoga saja suatu saat aku gak dapat suami kek dia" Batin Tania. Sambil menggendong Hana, Tania membuatkan susu untuknya. Dia sudah terbiasa melakukan ini karena Meysa selalu mengajarinya untuk mengurus anak kecil terlebih Hana yang status nya adalah keponakannya sendiri.

.

.

.

Hariz terus terusan memandangi foto Meysa, dia masih tidak menyangka Meysa akan pergi secepat itu. Hariz tidak bisa fokus di kantor hanya karena nama Meysa yang selalu terngiang di kepalanya. Bahkan Sekretarisnya pun kena amuk olehnya gara gara tidak sengaja menumpahkan kopi ke jas nya. Pikiran Hariz benar benar kacau. Bahkan Tania yang sedari tadi menelfonnya ia tolak.

Hariz mengetik beberapa kalimat kemudian mengirimkannya pada Tania.

Gak usah video call, Aku sibuk. Panggilanmu terlalu mengganggu.

Setelah itu Hariz kembali melempar ponselnya. Dia menyandarkan tubuhnya di kursi kebesarannya sambil melihat foto keluarga kecil mereka. Hariz menutup matanya berusaha menghilangkan Meysa

Akan sangat sulit baginya untuk melupakan Meysa

Meskipun dia menikah dengan Meysa karena perjodohan tapi Hariz pada akhirnya juga mencintai wanita itu.

*Flasback*

"Meysa, hentikan semua ini. Kamu sudah lemah Mey sekarang juga aku akan membawamu ke rumah sakit"

Meysa terbatuk batuk sambil memegangi kepalanya yang begitu sakit. Dia melihat ke arah Hariz dengan tatapan lirihnya. "Udah lah, semuanya percuma. Aku gak akan sembuh ini semua udah terlambat. Lagi pula ini memang waktunya aku pergi. Sebentar lagi Hariz, sebentar lagi aku mungkin akan pergi meninggalkan kalian. Aku gak mau menghabiskan waktuku di rumah sakit. Aku mau bersama kalian keluargaku"

"Tapi.... "

"Hariz, aku mohon. Sekali ini aja. Kamu penuhin permintaaan terakhirku" Melihat Meysa yang begitu memohon Hariz langsung memeluk Meysa. Dia menangis di pundak Meysa. Meysa membiarkannya dia juga membalas pelukan Hariz dengan tidak kalah eratnya.

"Tolong jaga adikku dan Anak kita dengan baik ya" bisik Meysa yang hampir tidak terdegar"

*Flasback Off*

Terpopuler

Comments

Ramadhani Kania

Ramadhani Kania

Hrs blum pntes d sbut seorang Ayah...sdih bleh,tp dia ruse sdr ad ank yg membutuhkn dia...mlh nyuruh adik iparnya yg ngurus...🤦

2022-07-30

0

Zidane Zidan

Zidane Zidan

Haris kok gk peduli sm Hana sih kan dia anaknya

2022-07-29

0

☘️BILAA☘️

☘️BILAA☘️

lanjut kak

2022-07-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!