4. Masih Tentang Dia

"Hah, jahit sekali," kaget Weva sok dramatis.

"Yah, emang ini kenyataan kalau lo itu nggak bisa."

"Kenapa nggak?" Lirik Weva penuh sinis dengan bibirnya yang terlihat mengerucut.

Wiwi mendecapkkan bibirnya. Wiwi sangat bingung dengan Weva yang selalu memiliki tingkat kepercayaan yang begitu tinggi.

Sadar Weva!

"Wev, emang nggak ada gitu cowok selain dia?"

Weva menggeleng cepat membuat pipi gemuknya itu bergerak. "Nggak ada," jawab Weva cepat lalu kembali tersenyum lebar.

Wiwi kembali menghembuskan nafas berat lalu memeluk tubuh gendut Weva dan tak lupa ia menyadarkan kepalanya yang telah lelah itu.

"Terserah deh, Wev. Lagian gue yakin si otak cerdas itu nggak bakalan suka sama lo."

"Oh, ya?" Tatap Weva berpura-pura tak yakin.

Wiwi kini mengangguk lalu melirik ke arah depan dimana sosok pria idola Weva melangkah di koridor dengan gagahnya.

Dari kejauhan Wiwi bisa melihat dengan jelas belasan siswi-siswi yang kini mengikuti langkah Brilyan sembari saling berbisik dengan tatapan terpesonanya. 

Wiwi menghela nafas berat.

"Lo yakin mau tetep ngejer si Brilyan, Wev?" tanya Wiwi sembari menatap Brilyan dari kejauhan.

"Tetap, dong. Brilyan itu seperti nafas bagi Weva."

"Nafas? Maksud lo?"

"Iya nafas. Weva itu nggak bisa kalau nggak ada Brilyan. Emang kenapa?"

"Tuh!" Tunjuk Wiwi ke arah Brilyan yang kini menjadi pusat perhatian semua orang.

Weva terbelalak lalu segera berlari dan bersembunyi di balik tubuh langsing Wiwi.

"Ih, lo kenapa?" tanya Wiwi keherangan.

Weva mengerang sembari terus berusaha menyembunyikan wajahnya. Ia sangat malu jika Brilyan melihatnya dihukum seperti ini.

"Ada Brilyan tuh di sana!" ujar Weva sembari terus menyembunyikan tubuhnya dari Brilyan.    

"Lo apa-apaan, sih?"

"Jangan gerak, Wi! Nanti si Brilyan ngeliat Weva."

 

"Wev, udah deh! Lo mau sembunyi bagaimana pun pasti keliatan," ujar Wiwi memberi tahu.

Weva terdiam, ia menunduk menatap tubuhnya lalu kembali menggerakkan kepalanya menatap Wiwi.

"Aa? Emang Weva keliatan, yah?"

Wiwi mendecapkan bibirnya. Pertanyaan apa yang baru saja sahabatnya itu katakan kepadanya. Bahkan mata bakteri saja bisa melihat ini.

"Yah, iya lah lo keliatan, badan lo gede kayak gitu."

"Ah, Wiwi. Kejam banget sih ngomongnya."

Tatap Weva dengan tatapan yang dibuat sesedih mungkin.

"Sini! Sini!" Tarik Wiwi membuat Weva kini berdiri di samping Wiwi yang kini kembali menyandarkan kepalanya di bahu Weva.

"Wev!"

"Em," sahut Weva lemas karena telah termakan ujaran Wiwi yang terasa menyakitkan.

"Gue yakin deh lo nggak bisa ngedapetin si otak cerdas itu."

"Brilyan namanya!"

"Ah, terserah gue nggak peduli!"

"Tapi Weva peduli."

"Ya, gue tahu tapi kalau gue liat-liat dia itu nggak akan bisa lo dapetin."

"Kok gitu, sih?"

Wiwi mendecapkkan bibirnya menatap raut sedih pada wajah Weva.

"Yah, gue nggak yakin aja, Wev."

Weva mendecapkan bibirnya lalu segera menghentakkan bahunya membuat kepala Wiwi terbentur cukup keras.

"Ah!!!" aduh Wiwi sembari memegang pipinya yang terbentur.

"Lo itu sebenarnya sahabat Weva bukan, sih?"

"Sahabat, Wev," jawab Wiwi cepat.

"Makanya sama sahabat itu didukung, dong, Wi! Bukan malah ngejatuin."

"Emang siapa yang mau jatuhin lo, sih?"

"Wiwi," jawab Weva sambil menggulung ujung seragam putihnya dengan kesal.

"Gimana caranya gue mau ngejatuin lo, orangnya lo berat," ujar Wiwi dengan wajahnya yang dibuat sepolos mungkin. 

"Ah, Wiwi rese banget, sih."

Wiwi cemberut lalu kembali menatap Brilyan yang masih diikuti oleh para belasan siswi-siswi.

"Lo liat dong, Wev, tuh!" Tunjuk Wiwi membuat Weva kembali menatap ke arah Brilyan.

"Yang cantik dan langsing aja nggak dilirik sama Brilyan," ujar Wiwi lalu melirik Weva dari ujung kaki sampai ujung rambutnya.

"Nah lo, gimana mau dilirik sama Brilyan?"

Weva menghembuskan nafas berat seakan kalimat Wiwi telah berhasil merasuki pikirannya.

"Tapi Weva suka, Wiwi. Serius, Weva nggak bohong. Kalau Weva bohong beneran, deh Weva mau, kok disambar gledek sampe hangus," cerocos Weva dengan nada yang begitu cepat.

"Sadis banget."

"Yah, biar Wiwi percaya."

Wiwi mendecapkan bibirnya lalu mempererat pelukannya dengan kepalanya yang masih terbaring di bahu weva.

          

"Ah, ya ampun, Weva. Lo tahu nggak kalau gue meluk lo kayak gini gue jadi ngantuk tahu nggak."

"Kok bisa?"

Wiwi nyengir sambil memejamkan kedua matanya.

"Lo mirip kasur gue, empuuuuuk banget," ujar Wiwi.

Weva mendecapkan bibirnya lalu segera tertawa dan menyenggol pelan tubuh Wiwi dengan pelan.

Bruk

Tubuh Wiwi yang langsing itu kini terhempas cukup keras ke lapangan upacara. Weva terbelalak kaget, ia tak berniat untuk membuat Wiwi terjatuh hingga meringis kesakitan di sana.

"Astaga naga, demi para dewa Mahabarata, Weva nggak sengaja. Wiwi nggak apa-apa kan, Wi?" tanya Weva yang begitu sangat khawatir lalu segera membantu Wiwi untuk segera bangkit.

Wiwi yang sudah bangkit itu hanya mampu memasang wajah datarnya. Tubuhnya terasa remuk setelah disenggol oleh tubuh gemuk Weva.

Ini sebuah penyiksaan yang sering dilakukan oleh Weva kepadanya. Mungkin senggol itu tak ada apa-apanya bagi Weva. Hanya sedikit candaan, tapi tidak bagi tubuh langsing Wiwi yang nyaris disebut kuris bahkan ada yang pernah mengatakan jika separuh lemak Wiwi semuanya lari ke tubuh Weva.

"Wiwi nggak apa-apa kan, Wi?" tanya Weva lagi.

"Biasalah," ujar Wiwi santai sambil mengibaskan rambut hitam sepinggangnya itu.

Weva mengkerutkan keningnya lalu sedikit tertawa namun, tawa ini masih bingung. Weva tahu tubuh Wiwi itu sakit setelah ia senggol tadi. Ini pasti lebih menyakitkan dibandingkan diseruduk oleh seekor induk gajah yang mengamuk.

Weva menepuk pelan bahu Wiwi dengan kesan hangat. Wiwi tersenyum pasrah tepukan ini seperti pukulan pemain tinju yang handal, sungguh sakit. Lihat saja jari-jari gemuk Weva yang nampak terlihat bengkak menepuknya. Ini bukan jari-jari tangan manusia, Ini kaki gajah!

"Makasih, yah, Wi," Bisik Weva sambil membaringkan kepalanya yang penuh lemak itu di bahu Wiwi.

Wiwi membulatkan matanya ketika sesuatu yang berat menempel di bahunya. Dengan sekuat tenaga Wiwi memperkuat pondasi tulang bahunya. Ini seperti sebuah bola besi yang begitu berat lalu diletakkan di bahu Wiwi bahkan Wiwi merasa jika bahunya itu ingin terlepas begitu saja dan jatuh ke permukaan tempat ia berdiri.

"Weva! Weva!" Pukul Wiwi cepat ke lengan weva yang gemuk

Rasanya bobot kepala Weva tak mampu ia tahan. Wiwi takut jika bahunya terlepas di detik ini juga.

"Apa?" jawab Weva.

"I-i-ini terlalu ringan, Wev!" ujar Wiwi.

Weva mengigit bibirnya lalu dengan cepat menjauhkan kepalanya itu dari bahu Wiwi. Weva tahu jika Wiwi nyaris mati dengan beban itu.

Terpopuler

Comments

vj'z tri

vj'z tri

🤣🤣🤣 Mahabarata uttaran .jangan lupakan Gopi Thor 🤭🤭🤭

2024-09-23

0

Siska Ika

Siska Ika

ap benar weva bisa dapetin brilian ?
😳

2022-07-07

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog Princess Endut
2 1. Weva Evanita Said
3 2. Hukuman
4 3. Brilyan Pratama
5 4. Masih Tentang Dia
6 5. Hitungan Waktu
7 6. Naik Tangga
8 7. Ken Satya Negara
9 8. Tunduk!
10 9. Bekal Pink
11 10. Gelang
12 11. Geng Sangmut
13 12. Anjing?
14 13. Jangan Macam-Macam!
15 14. Masuk?
16 15. Lihat Aku!
17 16. Menyerah?
18 17. Singgah?
19 18. Sunyi
20 19. Gendut
21 20. Nasib
22 21. Besar
23 22. Kediaman Wiwi
24 23. Kurus Dan Gemuk
25 24. Saranghae
26 25. Kabur
27 26. Tabrak
28 27. Maaf
29 28. Dia lagi
30 29. Kertas
31 30. Beno
32 31. Beno Dan Tes
33 32. Hasil Tes
34 33. Ternyata
35 34. Alasan
36 35. Ken lagi
37 36. Sapi Atau Kerbau?
38 37. Saku Baju
39 38. Ken Satya Negara
40 39. Brilyan Pratama
41 40. Harus berubah?
42 41. Sapi Atau Kerbau
43 42. Dibandingkan
44 43. Keken Si Anak Kesayangan
45 44. Belajar
46 45. Bekal
47 46. Tantangan
48 47. Jahat
49 48. Marah
50 49. Lebih Dari Tiga Kata
51 50. Serius?
52 51. Teguran Yang Menyakitkan
53 52. Kuning
54 53. Memalukan
55 54. Bara
56 55. Ungkapan Hati
57 56. Amarah Geng Sangmut
58 57. Tas
59 58. Tangkap
60 59. Malaikat Penolong
61 60. Tempat GYM itu ternyata....
62 61. Saran Yang Menantang
63 62. Teriak, Weva!
64 63. Mau langsing
65 64. Tolak
66 65. Ide Dan Saran
67 66. Ganggu Tahap Satu
68 67. Ganggu Tahap Satu part2
69 68. Ganggu Tahap Dua Dan Tiga
70 69. Ganggu Tahap Empat
71 70. Jangan Menyerah
72 71. Malam Hening
73 72. Tak Menyangka
74 73. Peraturan
75 74. Peraturan Macam Apa Itu?
76 75. Setuju
77 76. Semuanya akan segera dimulai
78 77. Hari Pertama
79 78. Hari Pertama part2
80 79. Hari Pertama Yang Buruk
81 80. Bekal Pink
82 81. Hidup Tubuh Langsing!!!
83 82. Lelah
84 83. Hari kedua
85 84. Pinky
86 85. Jangan Masuk!
87 86. Tante Sari
88 87. Reyyan Si Anak Jujur
89 88. Jangan!
90 89. Rasa Iri
91 90. Jangan! Jangan!
92 91. Kejadian Di Parkiran
93 92. Barbie
94 93. Hari Keempat
95 94. Kelapa Dan Bakso
96 95. Ice Cream
97 96. Lari
98 97. Siapa Yang Baper?
99 98. Janji
100 99. 10 Kg
101 100. Pertanyaan dari Geng Sangmut
102 101. Hasutan Geng Sangmut
103 102. 11 Malam
104 103. Amarah
105 104. Ken Menyebalkan
106 105. Pertengkaran.
107 106. Tower Tangki
108 107. Berhenti Sampai Di sini.
109 108. Cium
110 109. Berubah
111 110. Mencoba
112 111. Hasut
113 112. WC
114 113. Bahagia
115 114. Bantu Weva!
116 115. Terlalu Senang
117 116. Semangat Kembali
118 117. Cantik?
119 118. Ungkapan Hati Sasmita
120 119. Rumah Sakit
121 120. Hari Ke Enam (Kabur)
122 121. Sit-up
123 122. Hari Ke Tujuh (Sit-up)
124 123. 10 KG
125 124. Terlalu Pagi
126 125. Kue
127 126. Kisah Perjuangan
128 127. Gue Takut Lo Jatuh
129 128. Foto Jelek
130 129. Bakso
131 130. Motor Vespa
132 131. Rasa
133 132. Pasar Malam (Perkelahian)
134 133. Pasar Malam (Nama)
135 134. Pasar Malam (Bianglala)
136 135. Pasar Malam (Muntah)
137 136. Pasar Malam (Malam penuh Kebahagiaan part 1)
138 137. Pasar Malam (Penuh Tawa)
139 138. Pasar Malam (Foto)
140 139. Toko Buku
141 140. Mogok
142 141. Cinta Pertama Weva
143 142. Tentang Dia
144 143. Malam Penuh Bahagia
145 144. Sembunyi.
146 145. Sesuatu Terjadi
147 146. Bahagia?
148 147. Sakit Bersamaan.
149 148. UKS
150 149. Ini Yang Namanya Kesal
151 150. Arti Kata
152 Bab 151. Ke Korea?
153 152. Bertemu Brilyan
154 153. Perdebatan
155 154. Bandara
156 Bab 155. See You Next Time, Endut
157 Bab 156. Menyendiri
158 157. Tak Seperti Kemarin
159 158. Welcome To Korea
160 159. A-Yeong
161 160. Amarah Untuk A-yeong
162 161. Selangit
163 162. Kisah Baru
164 163. Siapa Dia?
165 164. Sampai Kapanpun
166 165. Kak Wevo Kembali?
167 166. Apa Dia Kembali?
168 167. Siapa Dia?
169 168. Kerumunan
170 169. Depan Ruangan Kepala Sekolah
171 170. Masuk Ke Dalam Kelas
172 171. My Name Is .....
173 172. Kursi Dan Niat Geng Sangmut
174 173. Klorin Dan Geng Sangmut
175 174. Pukulan
176 175. Klorin Ternyata...
177 176. Kejadian Di Bandara part 1
178 177. Kejadian Di Bandara Part 2
179 178. Membongkar
180 179. Dia Weva!
181 180. Surat Itu
182 181. Kejar
183 182. Alasan Aku Mulai Menyukainya
184 183. Olimpiade
185 184. Rumah Pak Ahmad
186 185. Menganggu
187 186. Ken Terlalu Menganggu
188 187. Makan Malam
189 188. Hari Perlombaan
190 189. Ken! Kamu Dimana?
191 190. Peraturan
192 191. Butuh Perjuangan
193 192. Masih Tentang Perjuangan
194 193. Perubahan
195 194. Pengumuman
196 195. Kata Hati Weva
197 196. Persiapan Ujian Nasional
198 197. Pengumuman
199 198. Ajakan
200 199. Gaun Hitam
201 200. Makan Malam
202 201. Tentang Gelang Merah
203 202. Kecewa
204 Pengumuman
205 203. Kesedihan
206 204. Nyerah?
207 205. Dobrak!
208 206. Surat itu
209 207. Surat Itu-Part2
210 208. Surat Itu-Part3
211 209. Kebenaran
212 210. Terungkap
213 211. Golongan Darah
214 212. Bertemu
215 213. Nikah Sekarang?
216 214. Mau Jadi Pacar?
217 215. Keputusan Seperti Apa Ini?
218 216. Suapan Untuk Brilyan
219 217. Selamat Jalan Brilyan
220 218. Alasan (End)
Episodes

Updated 220 Episodes

1
Prolog Princess Endut
2
1. Weva Evanita Said
3
2. Hukuman
4
3. Brilyan Pratama
5
4. Masih Tentang Dia
6
5. Hitungan Waktu
7
6. Naik Tangga
8
7. Ken Satya Negara
9
8. Tunduk!
10
9. Bekal Pink
11
10. Gelang
12
11. Geng Sangmut
13
12. Anjing?
14
13. Jangan Macam-Macam!
15
14. Masuk?
16
15. Lihat Aku!
17
16. Menyerah?
18
17. Singgah?
19
18. Sunyi
20
19. Gendut
21
20. Nasib
22
21. Besar
23
22. Kediaman Wiwi
24
23. Kurus Dan Gemuk
25
24. Saranghae
26
25. Kabur
27
26. Tabrak
28
27. Maaf
29
28. Dia lagi
30
29. Kertas
31
30. Beno
32
31. Beno Dan Tes
33
32. Hasil Tes
34
33. Ternyata
35
34. Alasan
36
35. Ken lagi
37
36. Sapi Atau Kerbau?
38
37. Saku Baju
39
38. Ken Satya Negara
40
39. Brilyan Pratama
41
40. Harus berubah?
42
41. Sapi Atau Kerbau
43
42. Dibandingkan
44
43. Keken Si Anak Kesayangan
45
44. Belajar
46
45. Bekal
47
46. Tantangan
48
47. Jahat
49
48. Marah
50
49. Lebih Dari Tiga Kata
51
50. Serius?
52
51. Teguran Yang Menyakitkan
53
52. Kuning
54
53. Memalukan
55
54. Bara
56
55. Ungkapan Hati
57
56. Amarah Geng Sangmut
58
57. Tas
59
58. Tangkap
60
59. Malaikat Penolong
61
60. Tempat GYM itu ternyata....
62
61. Saran Yang Menantang
63
62. Teriak, Weva!
64
63. Mau langsing
65
64. Tolak
66
65. Ide Dan Saran
67
66. Ganggu Tahap Satu
68
67. Ganggu Tahap Satu part2
69
68. Ganggu Tahap Dua Dan Tiga
70
69. Ganggu Tahap Empat
71
70. Jangan Menyerah
72
71. Malam Hening
73
72. Tak Menyangka
74
73. Peraturan
75
74. Peraturan Macam Apa Itu?
76
75. Setuju
77
76. Semuanya akan segera dimulai
78
77. Hari Pertama
79
78. Hari Pertama part2
80
79. Hari Pertama Yang Buruk
81
80. Bekal Pink
82
81. Hidup Tubuh Langsing!!!
83
82. Lelah
84
83. Hari kedua
85
84. Pinky
86
85. Jangan Masuk!
87
86. Tante Sari
88
87. Reyyan Si Anak Jujur
89
88. Jangan!
90
89. Rasa Iri
91
90. Jangan! Jangan!
92
91. Kejadian Di Parkiran
93
92. Barbie
94
93. Hari Keempat
95
94. Kelapa Dan Bakso
96
95. Ice Cream
97
96. Lari
98
97. Siapa Yang Baper?
99
98. Janji
100
99. 10 Kg
101
100. Pertanyaan dari Geng Sangmut
102
101. Hasutan Geng Sangmut
103
102. 11 Malam
104
103. Amarah
105
104. Ken Menyebalkan
106
105. Pertengkaran.
107
106. Tower Tangki
108
107. Berhenti Sampai Di sini.
109
108. Cium
110
109. Berubah
111
110. Mencoba
112
111. Hasut
113
112. WC
114
113. Bahagia
115
114. Bantu Weva!
116
115. Terlalu Senang
117
116. Semangat Kembali
118
117. Cantik?
119
118. Ungkapan Hati Sasmita
120
119. Rumah Sakit
121
120. Hari Ke Enam (Kabur)
122
121. Sit-up
123
122. Hari Ke Tujuh (Sit-up)
124
123. 10 KG
125
124. Terlalu Pagi
126
125. Kue
127
126. Kisah Perjuangan
128
127. Gue Takut Lo Jatuh
129
128. Foto Jelek
130
129. Bakso
131
130. Motor Vespa
132
131. Rasa
133
132. Pasar Malam (Perkelahian)
134
133. Pasar Malam (Nama)
135
134. Pasar Malam (Bianglala)
136
135. Pasar Malam (Muntah)
137
136. Pasar Malam (Malam penuh Kebahagiaan part 1)
138
137. Pasar Malam (Penuh Tawa)
139
138. Pasar Malam (Foto)
140
139. Toko Buku
141
140. Mogok
142
141. Cinta Pertama Weva
143
142. Tentang Dia
144
143. Malam Penuh Bahagia
145
144. Sembunyi.
146
145. Sesuatu Terjadi
147
146. Bahagia?
148
147. Sakit Bersamaan.
149
148. UKS
150
149. Ini Yang Namanya Kesal
151
150. Arti Kata
152
Bab 151. Ke Korea?
153
152. Bertemu Brilyan
154
153. Perdebatan
155
154. Bandara
156
Bab 155. See You Next Time, Endut
157
Bab 156. Menyendiri
158
157. Tak Seperti Kemarin
159
158. Welcome To Korea
160
159. A-Yeong
161
160. Amarah Untuk A-yeong
162
161. Selangit
163
162. Kisah Baru
164
163. Siapa Dia?
165
164. Sampai Kapanpun
166
165. Kak Wevo Kembali?
167
166. Apa Dia Kembali?
168
167. Siapa Dia?
169
168. Kerumunan
170
169. Depan Ruangan Kepala Sekolah
171
170. Masuk Ke Dalam Kelas
172
171. My Name Is .....
173
172. Kursi Dan Niat Geng Sangmut
174
173. Klorin Dan Geng Sangmut
175
174. Pukulan
176
175. Klorin Ternyata...
177
176. Kejadian Di Bandara part 1
178
177. Kejadian Di Bandara Part 2
179
178. Membongkar
180
179. Dia Weva!
181
180. Surat Itu
182
181. Kejar
183
182. Alasan Aku Mulai Menyukainya
184
183. Olimpiade
185
184. Rumah Pak Ahmad
186
185. Menganggu
187
186. Ken Terlalu Menganggu
188
187. Makan Malam
189
188. Hari Perlombaan
190
189. Ken! Kamu Dimana?
191
190. Peraturan
192
191. Butuh Perjuangan
193
192. Masih Tentang Perjuangan
194
193. Perubahan
195
194. Pengumuman
196
195. Kata Hati Weva
197
196. Persiapan Ujian Nasional
198
197. Pengumuman
199
198. Ajakan
200
199. Gaun Hitam
201
200. Makan Malam
202
201. Tentang Gelang Merah
203
202. Kecewa
204
Pengumuman
205
203. Kesedihan
206
204. Nyerah?
207
205. Dobrak!
208
206. Surat itu
209
207. Surat Itu-Part2
210
208. Surat Itu-Part3
211
209. Kebenaran
212
210. Terungkap
213
211. Golongan Darah
214
212. Bertemu
215
213. Nikah Sekarang?
216
214. Mau Jadi Pacar?
217
215. Keputusan Seperti Apa Ini?
218
216. Suapan Untuk Brilyan
219
217. Selamat Jalan Brilyan
220
218. Alasan (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!