"Dia itu..."
...°°°***°°°...
Suasana kelas nampak begitu hening disaat jam pelajaran fisika kelas XI IPA 1 sedang berlangsung begitu serius menatap pria dengan rambut rapi dengan perawakan tegas itu nampak menulis sesuatu di permukaan papan tulis.
Semuanya memandang serius tanpa terkecuali. Di kelas ini memang sangat terkenal sebagai siswa dan siswi yang cerdas dan berprestasi hingga kelas ini selalu muncul namanya di jejeran daftar nama peserta yang ikut olimpiade.
Pria berseragam guru berwarna coklat itu kini menoleh menatap para siswa dan siswi yang kini memandangi isi tulisan yang terpampang di permukaan papan tulis yang bertuliskan 'Daya Usaha' itu yang terpampang di papan tulis.
"Hari ini kita belajar tentang daya usaha," ujar pria berseragam guru itu yang tak lain adalah Pak Ahmad yang merupakan guru fisika kelas XI.
Pak Ahmad kini meletakkan kedua tangannya ke belakang lalu melangkah mendekati meja-meja siswa dan siswi yang terlihat begitu rapih.
"Ada yang tahu apa itu daya dan usaha dalam fisika?" tanya Pak Ahmad lalu menunjuk ke arah papan tulis dan kemudian ia melangkah mengitari barisan meja siswa dan siswi.
Siswa dan siswi yang mendengar pertanyaan Pak Ahmad dengan cepat dan wajah panik mereka segera membuka buku bimbingan belajar fisika dan ada beberapa dari mereka yang terlihat terdiam seakan berusaha untuk mencari jawabannya pada otak.
Pak Ahmad kini tersenyum lalu menghentikan langkahnya ketika ia sudah berada di depan papan tulis. Pak Ahmad mampu melihat kepanikan itu dari wajah-wajah seisi kelas ini yang terdiri dari 35 murid, 15 siswa dan 20 siswi.
Semuanya terlihat panik kecuali satu pria yang terlihat sedang menatap Pak Ahmad sejak tadi. Pria yang duduk paling depan itu merupakan pria yang paling cerdas di kelas ini, itulah mengapa pria yang satu ini selalu diberi julukan sebagai salah satu pusaka SMA Cendrawasih Internasional School, kerena ia selalu menjadi pemenang di dalam lomba olimpiade fisika, kimia, matematika, sejarah, bahasa dan masih banyak lagi.
Kaget? Ah, jangan berlebihan! Ini sudah biasa baginya.
Pria dengan paras yang tampan itu merupakan salah satu pria idaman kaum hawa yang sampai saat ini belum tersingkirkan oleh siapa pun.
Siapa, sih yang bisa menyingkirkan pria tampan dengan otak cerdas. Ngidam apa, sih Mak-nya sampai punya anak kayak gitu?
Karena wajahnya yang tampan dan cerdas ia selalu dikejar-kejar oleh siswi-siswi namun, tak ada satu pun yang mampu merebut hatinya.
Yah, otaknya memang encer, tapi ingatlah! Hatinya telah membeku.
Jika dia melangkah maka semua orang tanpa sadar akan meluangkan waktunya untuk menatap paras tampan pria itu.
Ah, pria tampan selalu menang.
...°°°***°°° ...
"Dia tampan," ujar Weva memberi tahu dengan wajahnya yang berbinar.
"Ya ampun, Weva. Semua cowok juga tampan kali. Lo aja tuh yang fokusnya ke dia doang."
Weva menggeleng, menurutnya itu merupakan pendapat yang salah.
"Nggak, Wiwi. Wiwi salah."
"Lo yang salah. Apa, sih spesialnya dia?"
"Dia itu berbeda," jawab Weva lagi.
"Beda apanya? Matanya cuman satu? Iya? Kek Dajjal dong!"
"Ih, Wiwi jahat mulutnya. Nggak boleh ngomong kayak gitu!" ujarnya sambil mengerakkan jari telunjuknya ke depan wajah Wiwi.
"Dia itu beda."
...°°°***°°° ...
Pria tampan ini merupakan pria yang pendiam dan selalu bersikap cuek dengan orang-orang yang ada di sekitarnya dan itulah mengapa sampai saat ini pria tampan itu tak memiliki sahabat bahkan di dalam kelasnya sendiri.
"Brilyan Pratama!" sebut Pak Ahmad.
Suara panggilan itu membuat seisi kelas menoleh menatap pria dengan otak cerdas itu yang kini terdiam dengan wajah datarnya.
"Tolong jelaskan kepada teman-temanmu! Apa itu daya dan usaha dalam fisika?" pintah Pak Ahmad.
Pria berseragam putih dengan dasi bergaris-garis biru yang diselaraskan dengan warna celana yang merupakan ciri khas seragam sekolah SMA Cendrawasih Internasional School itu bangkit dari kursinya.
Dia adalah Brilyan Pratama yang akrab dipanggil pusaka sekolah atau yang lebih sering di panggil si otak cerdas.
Selain cerdas kalian juga harus ingat! Dia adalah anak orang kaya yang super tajir melintir.
Brilyan bangkit dan kini tersenyum menatap seisi kelas.
"Silahkan!" ujar Pak Ahmad.
"Terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya. Perkenalkan nama saya Brillyan Pratama-"
"Si otak cerdas!!!" teriak semua siswa dan siswi membuat Pak Ahmad memasang wajah tegasnya membuat mereka diam tak berkutik.
"Daya merupakan laju energi yang diteruskan selama melakukan usaha dalam periode waktu tertentu sedangkan usaha adalah jumlah energi yang diteruskan oleh gaya dalam jarak tertentu."
"Perbedaan lainnya yaitu usaha diukur melalui joule sementara Daya diukur melalui watt."
"Dalam artian yang lebih jelas, Daya ini adalah besar usaha persatuan waktu atau laju dimana usaha dilakukan."
"Adapun itu lambang daya. Daya tergolong sebagai jenis besaran turunan yang didapatkan dari besaran-besaran pokok dan dimensi hanya dapat diperoleh dari satuan."
"Maka dari itu kita harus mengetahui rumus dari masing-masing besaran tersebut. Lambang dimensi yang dibutuhkan adalah L yang berarti panjang, satuan meter, M yang berarti massa, satuan kilogram, T yang berarti waktu dan satuan sekon atau detik."
"Rumus dari daya ialah P \= W / t. Satuan usaha atau yang bisa kita sebut W. Sementara waktu atau t ialah sekon atau s," jelas Brilyan membuat para siswa dan siswi memberikan sorakan tepuk tangan.
...°°°***°°°...
"Dia itu pintar," sambung Weva dengan tatapannya yang dibuat berbinar.
Wiwi melongo menatap wajah Weva yang dibuat sebodoh ini. Yah, Wiwi tahu jika Brilyan si pria tampan dan otak jenius itu adalah pria yang lumayan sempurna untuk dijadikan sebagai idola, tapi Weva seharusnya sadar jika tubuh gendutnya itu tak akan mampu merebut hati pria bernama Brilyan.
"Udah? Udah muji-mujinya?"
"Weva nggak muji, ini serius. Wiwi, apa yang Weva ngomong itu semuanya kenyataan."
"Dia itu ganteng, pintar, baik, sopan santun, juara kelas, juara olimpiade..." sebut Weva sambil menghitung jari-jari tangannya yang gemuk.
"Aaaaa!!!" teriak Wiwi yang benar setres sambil menutup kedua telinganya sementara Weva kini terdiam dengan wajahnya yang terlihat kaget.
"Terus aja lo muji-muji dia! Apa tadi lo bilang? Ganteng, pintar, baik, sopan santun, juara kelas, juara olimpiade, suka menabung-"
"Kalau menabung Weva juga nggak tahu, Wi. Emang Brilyan nabung, yah?"
"Sejak kapan?"
"Kok, Wiwi bisa tahu Brilyan menabung?"
"Tahu dari mana?"
"Ah, apa jangan-jangan Wiwi juga suka yah sama Brilyan sampai bisa tahu?" cerocos Weva.
"Aaaaaa!!!" jerit Wiwi membuat Weva tersentak kaget.
"Brilyan, Brilyan, Brilyan. Dia terus yang lo pikirin. Lo sadar nggak sih, Wev? Kalau dia itu sampai kapan pun nggak akan pernah bisa lo dapetin!"
"Hah, jahit sekali," kaget Weva sok dramatis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 220 Episodes
Comments
vj'z tri
lanjut thor 🥳🥳🥳
2024-09-23
0