"Sebenarnya aku enggan menghubunginya, Mas Nando. Tapi kondisinya seperti ini, tak mungkin juga aku merahasiakan kematian papah pada, Mas Nando," batin Nia.
Dia pun segera menelpon Nando yang statusnya masih suaminya.
{Mas, datanglah ke kampung sekarang juga. Papahku meninggal dan mamah mengharapkan kehadiranmu}
{Kehadiranku atau uangku? bukankah kamu sendiri yang mengatakan jika tidak akan meminta apa pun terhadapku}
{Aku memang tak meminta apa pun, hanya meminta kamu datang di acara pemakaman almarhum papah. Berilah penghormatan yang terakhir pada almarhum papah}
{Bodo amat, aku nggak akan datang jauh-jauh ke kampungmu. Bilang saja pada mamahmu kalau aku takkan datang}
{Mas, aku mohon padamu. Untuk kaki ini saja, datanglah kemari}
{Hem, baiklah aku akan datang tapi ada satu syarat yang harus kamu lakukan}
{Syarat apa lagi, mas. Aku sudah rela jika kita berpisah supaya kamu bebas dengan semua wanitamu}
{Justru aku tak ingin kita berpisah, karena aku belum ingin bercerai darimu}
{Aku tidak bisa, mas. Aku sudah tak kuat lagi menahan lara selama berumah tangga denganmu. Jika kamu tak datang ya sudah, mau bagaimana lagi}
Akhirnya, Nia menutup panggilan teleponnya terlebih dulu. Dia memberikan alasan palsu pada mamahnya, jika suaminya saat ini sedang sibuk dan berada jauh di luar negeri.
"Mah, aku minta maaf. Tadi aku sudah menelepon suamiku tenyata saat ini dia sedang berada di luar negeri untuk urusan pekerjaan. Dia berangkat bum lama ini, makanya aku tak tahu."
"Ya sudah, nggak apa-apa. Sekarang juga kita urus pemakaman almarhum papah."
Dengan bantuan para tetangga, almarhum Nano di makamkan saat itu juga. Tanpa kehadiran, Nando.
*********
Tak terasa sudah seminggu berlalu dari meninggalnya almarhum Nano. Akan tetapi, Nando sama sekali tak datang juga. Hal ini membuat curiga, Nani.
"Nia, kenapa sudah seminggu berlalu. Suamimu sama sekali tak datang kemari?"
Belum juga, Nia menjawab tiba-tiba datanglah tamu yang tak asing lagi yakni mantan pacar, Nia.
"Tante, Nia. Saya turut berduka atas meninggalnya Om Nano. Mohon maaf, saya baru sempat datang karena baru pulang dari negara tetangga "
"Nggak apa-apa, Dika. Duduklah, nak. Tante ke dalam sebentar ya, untuk membuatkan minum."
"Mah, biar aku saja." Cegah Nia.
"Nggak usah, Nia. Kamu temani saja, Dika ngobrol." Nani masuk ke dalam guna membuatkan minuman untuk Dika.
Belum juga mereka sempat mengobrol, tiba-tiba datang Nando akan tetapi dengan tersulut api cemburu melihat ada, Dika.
"Prok prok prok, bagus juga aktingmu Nia. Kamu memintaku datang hanya untuk mempertontonkan pertemuanmu dengan mantan pacarmu ini?"
Nando bertepuk tangan seraya tersenyum sinis menatap wajah Nia dan Dika.
"Mas, ini tak sesuai dengan apa yang kamu pikirkan. Mas Dika, baru saja datang. Dia kemari hanya untuk melayat, nggak lebih dari itu," tukas Nia mencoba memberi penjelasan.
"Omong kosong, dasar wanita murahan!"
"Plak" tiba-tiba Nani datang langsung menampar Nando.
"Jaga bicaramu, jangan seenaknya merendahkan anakku. Biar kami miskin, Nia ini wanita baik-baik. Aku tak suka caramu berkata!" Nani merasa tak suka dengan apa yang dikatakan oleh Nando.
"Jelas saja, tante membela anak tante. Aku sudah melihat sendiri mereka duduk berduaan!"
"Dika, batu saja datang. Aku saksinya, dan aku ke dapur sebentar untuk mengambil minum untuknya!" tukas Nani.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments