tujuh tahun kemudian
seorang wanita sedang bergelayut di dalam selimut tepatnya di London, asistennya masuk kamar dan mengelengkan kepalanya saat melihat Sintia yang masih nyaman tertidur padahal satu jam lagi ada jadwal pemotretan. Zahra memunguti pakaian Sintia yang berserakan di lantai, sudah bukan pemandangan asing bagi zahra saat melihat pakaian Sintia yang berserakan. Zahra mengambil pakaian itu Sintia lalu meletakkan pakaian itu di ranjang pakaian kotor. Zahra membuka tirai jendela sehingga membuat Sintia menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuhnya karena merasa terganggu.
"nona ayo bangun". ucap Zahra sambil berusaha narik selimut Sintia yang di pegang erat oleh pemiliknya.
"hmmm lima menit lagi Zahra". jawab Sintia yang benar benar malas untuk bangun
"bangun atau aku tarik benaran ini selimut dan aku melihat tubuh polos mu". ancam Zahra
"ish". Sintia bangun dan menyandarkan badannya di ranjang dan melilitkan selimut untuk menutupi tubuh polosnya.
"sudah aku siapkan air untuk mandi, buruan sebentar lagi ada pemotretan". ucap Zahra lalu meninggalkan kamar Sintia
setelah Zahra keluar dari kamarnya Sintia mengusap lengan tangannya dan menatap langit langit kamarnya.
ting
*om Bagaskara*
aku akan kembali ke Indonesia putraku akan menikah, semua keperluanmu sudah ada dan uang sudah aku transfer gunakanlah untuk berbelanja dan merawat dirimu
"jadi Alex akan menikah aku pikir dia mencintaiku setelah beberapa kali tidur dengan ku". monolog Sintia
^^^*Anda*^^^
^^^iya om^^^
ya Alex pernah mengunjungi Bagaskara di London dan disanalah alex bertemu dengan Sintia hingga mereka berpacaran, Bagaskara yang mengetahui itupun tidak masalah yang penting Sintia masih bersamanya. setalah dua bulan pacaran dengan Alex untuk pertama kalinya Alex meniduri Sintia padahal yang Sintia tau Alex tidak mau tidur dengannya sebelum ada ikatan pernikahan.
Sintia turun dari ranjang dan menuju kamar mandi, setelah sampai di kamar mandi Sintia melepas selimut dan berdiri di depan kaca untuk melihat tubuhnya.
"untung saja om Bagaskara tidak meninggalkan jejak, karena hari ini aku ada pemotretan lingerie". monolog Sintia lalu merendam tubuhnya di bathup untuk merilekskan tubuhnya yang terasa remuk karena ulah om Bagaskara.
Sintia tidak pernah menemukan om Bagaskara di sampingnya saat bangun tidur setelah melakukan hubungan terlarang. selama tujuh tahun ini Sintia menggunakan KB agar tidak hamil apalagi jika dia hamil di luar nikah.
"untung saja setelah malam pertama kali om Bagaskara menyentuh dia langsung membawa Ku kerumah sakit untuk memasang KB, jika tidak bisa hamil aku". monolog Sintia sambil mengusap perutnya yang datar.
setelah selesai berendam Sintia keluar dari kamar mandi menggunakan handuk yang melilit tubuhnya dan mengambil pakainya. setelah melihat penampilan yang rapih Sintia keluar dari kamarnya.
"Zahra ayo berangkat". ajak Sintia
saat keluar dari mansion sudah ada sopir yang di tugaskan untuk mengantarkan Sintia kemanapun. setelah menempuh perjalanan tiga puluh menit mereka sampai di tempat pemotretan. Sintia berjalan semua pria menatap dengan lapar saat melihat tubuh Sintia yang sexy menurut mereka.
"andai bisa tidur dengannya pasti adik kecilku akan terpuaskan". ucap salah satu pria
"benar sayangnya semua yang ada di sini tidak bisa tidur dengannya". sambung salah satu pria
bisik bisik seperti itu tidaklah asing bagi Sintia, bahkan kadang ada yang sengaja mencolek dirinya.
"hallo Sintia sayang". ucap seorang lalu memeluk Sintia
"hallo Santo". sapa Sintia
"Santi sayang". ucap Santi alias Santo
"ini sayang lingerienya". Santi memberikan lingerie merah kepada Sintia
Sintia mengambil lingerie itu lalu memakainya, bahkan lingerie itu tidak menutupi buah pepaya Sintia dengan sempurna. setelah itu Sintia menuju ke tempat pemotretan.
"Sintia lepas saja salah satu tali di pundak mu itu". perintah fotografer, lalu Sintia melepaskan salah satu tali
jepretan setiap jepretan mengabadikan potret Sintia setiap pose yang di ambil. kulit putih Sintia sangat cocok dengan lingerie merah yang Sintia gunakan.
"bagus Sintia, kamu memang model yang sangat hebat tidak salah aku memilih mu untuk menjadi model di perusahaan ku". ucap Michel saat menghampiri Sintia setelah selesai melakukan pemotretan
"terima kasih, saya juga senang bisa bekerja sama dengan anda pak Michel". jawab Sintia sambil membenarkan tali lingerie nya, Michel yang melihat itu menelan salivanya
"aku bisa menambah bayaranmu asal malam ini kamu tidur Dengan ku". bisik Michel
"maaf saya bekerja seusai kontrak dan tidak ada tambahan di luar Kontrak". setelah mengatakan itu Sintia meninggalkan Michel
"sial dia menolak ku, andai saja bukan Bagaskara yang ada di belakangmu sudah aku seret kamu ke ranjang dan merenguh kenikmatan bersama , aku masih sayang dengan perusahaan ku". monolog Michel karena masih ingat saat pertama kali bertemu dengan Sintia, dia terang terangan menggodanya dan itu mendapatkan tatapan dan ancaman dari Bagaskara.
"foto foto mu keren nona". ucap Zahra
"darimana kamu Zahra". tanya Sintia
"nona tadi ada orang yang memberiku kartu ini dan di mengajak ku untuk bermalam bersama". beritahu Zahra dan Sintia mengambil kartu itu
"Zahra dengarkan aku, kamu datang kesini untuk kuliah jangan hancurkan dirimu dan Jangan buat kedua orang tuamu kecewa, apa gaji yang aku berikan masih kurang untuk kebutuhan kuliah mu". nasehat dan tanya Sintia karena dia tau Zahra gadis yang baik
"tidak nona bahkan gaji yang nona berikan sangat cukup dan bisa saya kirimkan untuk kedua orang tuanya saya, apalagi saya tinggal di tempat nona dan itu tidak mengeluarkan biaya sama sekali". ucap Zahra
"oke jadi jangan hancurkan masa depan mu dan jangan kotori dirimu, apalagi nanti kamu lulus dengan gelar dokter". ucap Sintia dengan senyum dan Zahra terseyum
tiga tahun tinggal bersama Sintia membuat Zahra sedikit tau tentang kehidupan Sintia.
"aku yakin sebenarnya anda orang baik nona, entah apa yang menyebabkan anda seperti ini bahkan dari cara bicaranya saja seperti orany baik, dulu saat pertama kali aku kerja bersama nona aku takut akan ikut seperti nona tetapi nona selalu mengingatkan ku jangan menghancurkan masa depan ku, semoga suatu saat nona mendapatkan kebahagiaan dan bisa keluar dari lingkaran hitam ini". monolog Zahra sambil menatap punggung Sintia
"Zahra kenapa bengong dan diam saja, kamu tidak kuliah". ucap Sinta saat melihat Zahra masih diam di tempat
"eh iya nona". jawab Zahra lalu berjalan di samping Sintia dan Sintia merangkul Zahra sehingga Zahra merasa Sintia seperti kakaknya bukan bosnya
"dengar Zahra aku tidak ingin kamu masuk ke lobang yang salah jadi jangan pernah menerima tawaran bermalam dengan siapapun, jika sampai kamu terjerumus akan membuat kedua orang tuamu kecewa dan fokuslah untuk menyelesaikan kuliah mu, jangan hancurkan kepercayaan orang tuamu". ucap Sintia
"siap nona". jawab Zahra lalu mereka tertawa
sebelum kembali ke mansion Sintia mengantarkan Zahra berangkat kuliah terlebih dahulu. setelah sampai di kampus Zahra, Sintia berpesan kepada Zahra untuk menelpon sopir untuk menjemputnya dan Zahra menganggukan kepalanya. setelah mobil jauh Zahra baru masuk ke kampus dengan senyuman
"sungguh beruntung aku bisa bekerja dengan mu nona". monolog Zahra sambil berjalan menuju kelasnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments