Bab 2

Pada saat itu hari mulai fajar dan suara ayam berkokok pun terdengar sayup-sayup dari rumah warga yang ada di sekitar.

Seorang pria yang baru saja selesai menunaikan kewajibannya yakni sholat Subuh sedang berjalan menuju ke Ndalem.

Pria dengan balutan baju koko serta sarung dan jangan lupakan peci di kepalanya begitu ramah menatap santrinya yang ia temui berpapasan dengannya. Ia tersenyum ketika para santriwan menyapa dirinya saat melewati mereka.

Tak luput pula santriwan itu memberikan salam padanya. Meskipun anak seorang kyai sangat dihormati tapi pria memiliki nama panggilan Zheaan itu melarang keras orang yang lebih tua dari dirinyanya mencium tangannya, hanya yang lebih muda saja.

"Assalamualaikum Gus!"

"Assalamualaikum Gus Zheaan!"

Zheaan mengangguk dan menyodorkan telapak tangannya ketika para santriwan yang lebih muda tersebut ingin menyalami dirinya.

"Wa'alaikumussalam."

"Mau ke mana Gus?"

"Biasa ke Ndalem."

"Titip salam sama pak kyai dan sampain ke pak kyai semoga lekas sembuh dari penyakitnya."

"Baiklah Anhar, saya akan sampaikan. Terimakasih doanya."

Pria bernama Anhar tersebut tersenyum dan mempersilakan agar Gus nya itu berjalan lebih dulu.

Zheaan menarik napas dan menatap Ndalem yang ada di depannya. Pria itu membuka pintu dan memberikan salam pada penghuni rumah tersebut.

"Assalamualaikum, Umi!" Zheaan mengambil tangan uminya lalu mengecup punggung tangan wanita itu.

"Wa'alaikumussalam, Gus."

"Bagaimana kondisi abi, Mi?"

"Alhamdulillah Gus. Abi mu sudah mau makan, katanya masakan Umi enak," ucap umi Sarni dengan wajah tersenyum-senyum membayangkan suaminya yang memuji masakannya enak.

Wajah Zheaan tersungging seperti meledak uminya yang terlihat tengah salting.

"Ciehh Umi."

"Ih.. apaan sih Gus," malu umi membuat senyum Zehaan terbit di bibirnya.

"Umi, Zheaan mau ketemu abi, bisa Mi?"

"Muhun tiasa," ucap umi Sarni sambil mengusap kepala putra kesayangannya.

"Zheaan nyangka abi teh teu acan dilongkok."

"Ayok masuk abi nunggu kamu, Gus."

Zheaan pun masuk ke dalam kamar kedua orangtuanya dan ia bisa melihat sang ayah yang tengah terbaring lemah di atas ranjang.

Karena itu pula kyai Akhyar tidak bisa ikut sholat Subuh berjamaah di masjid. Kyai Akhyar baru saja mendapatkan penyakitnya tadi malam, ia mengalami diare.

"Assalamualaikum Abi," panggil Zheaan sambil menyalami tangan abinya.

Akhyar membuka matanya dan tersenyum melihat sang anak yang sudah bujang dan siap untuk menikah. Zheaan adalah putra satu-satunya yang ia miliki dan calon penerus pondok pesantren Darunnajah yang ia bangun sendiri.

"Wallaikumsallam Gus Zheaan," ucap kyai Akhyar dengan terbata-bata.

Umi Sarni membantu kyai Akhyar duduk. Umi Sarni juga membenahi baju kyai Akhyar yang tersingkap.

"Abi, yang mana sakit?" tanya Zheaan seraya mengurut kaki abinya tersebut.

Kyai Akhyar tersenyum sembari menggelengkan kepala. Ia berpura-pura kuat di depan anak tercintanya ini agar Zheaan tidak terlalu khawatir dengan kondisinya.

"Ningali anjeun ngajadikeun abdi damang."

"Alhamdulillah atuh Abi. Tapi Zheaan tetap khawatir sama Abi."

"Euweuh salempang ngeunaan. Abi, baik-baik saja Gus."

"Abi tadi ada santriwan yang titip salam sama Abi, dia juga ngedoain Abi suapaya cepat sembuh," ucap Zheaan menyampaikan amanat yang dititipkan oleh Anhar kepadanya tadi.

"Saha Gus?"

"Anu Abi, si Anhar yang kemarin wakilin pesantren lomba tahfidz di Jakarta."

"Oh eta si Anhar," ucap kyai Akhyar sambil mengingat salah satu santrinya yang berbakat. Ia senang memiliki santri yang memiliki bakat seperti itu, bahkan Anhar tidak hanya mewakili juga membawa pulang piala dan membanggakan pesantren Darunnajah. "MasyaAllah ya Gus, si Anhar pasti orangtuanya bangga. Abi senang kalau ada anak murid Abi yang berhasil."

"Zheaan juga Abi."

Umi Sarni yang tadi hanya menyimak percakapan pun memutuskan untuk undur diri ingin ke dapur.

"Gus, Abi, Umi ke dapur sebentar nyiapin makanan buat kamu, ning Salsa, ning Kansa."

"Ning Kansa ada di sini Umi? Kapan baliknya?" heran Zheaan pasalnya setau dia kakaknya yang satu itu ada di Mesir menyelesaikan studinya.

"Biasa ning Kansa mah kalau pulang nggak bilang-bilang, tiba-tiba ada aja. Malam tadi baru datang, Umi gak sempat kasih tau Gus, malam banget soalnya ning Kansa pulang, lagian Gus Zheaan juga sudah tidur," ucap umi Sarni menceritakan anak sulungnya itu yang ada saja kelakuannya.

"Teteh Kansa mah suka begitu Umi. Umi gak ikut makan nanti?"

"Nggak Gus, Umi lagi puasa."

"Kenapa nggak ngajak Zheaan, Umi?"

"Gus Zheaan tidurnya nyenyak pisan, Umi nggak tega banguninnya," ucap umi Sarni sambil tertawa kecil. "Umi ke dapur dulu ya."

Zehaan mengangguk memberikan izin uminya ke dapur. Sementara dia dan kyai Akhyar membicarakan hal-hal yang menyangkut dengan pesantren serta hal-hal lainnya.

Di umur senja yang sudah hampir diujung ajal, kyai Akhyar tentu harus banyak berbincang dengan Zheaan mengenai pondok pesantren dan pembicaraan lainnya yang menyangkut agama dan ekonomi.

_________

Zehaan menarik napas panjang dan membuka pintu kamarnya. Pria itu masuk sambil membuka pecinya hingga rambutnya yang lumayan panjang tergerai dan menutupi keningnya lalu kemudian meletakkan peci tersebut di atas meja.

Laki-laki tersebut menatap dirinya di depan pantulan kaca. Setelan yang ia gunakan adalah pakaian sederhana khas anak santri, namun tampak sangat berwibawa.

"MasyaAllah, kasep pisan," ucap Zheaan mengagumi dirinya sendiri.

Laki-laki itu menghela napas lalu mengambil Al-Qur'an di rak buku. Ia membuka beberapa lembar Al-Qur'an tepatnya di surah Al-waqiah.

"audzubillahiminasyaitonirojim bismillahirohmanirohim

اِذَا وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُۙ"

Ia rutin membaca ayat tersebut setiap Subuh karena membaca ayat itu setiap hari akan membawa rezeki yang berkecukupan.

Bacaannya begitu bagus dan pelafalannya jelas dengan tajwid yang benar. Selain itu Zheaan juga merupakan seorang hafidz Qur'an.

Meskipun ia hapal semua ayat yang ada di dalam Al-Qur'an tetap Zheaan membaca Al-Qur'an dengan teksnya.

"Shadaqallahul adzim," ucap Zheaan mengakhiri bacaan Al-Qur'an-nya.

Pria itu meletakkan Al-Qur'an tersebut ke tempat awal lalu tak lama suara dering ponsel milik pria itu berbunyi.

Zheaan mengernyitkan kening melihat nama penelpon tersebut. Itu adalah Haikal temannya yang pernah ia jumpai di luar pesantren.

"Assalamualaikum."

"......"

"Ke Bandung yah besok? Bentar Kal, saya pikir dulu."

"......."

"InsyaAllah kalau kamu maksa, Kal."

"......"

"Wa'alaikumussalam Haikal."

Sambungan tersebut pun diputuskan oleh Haikal. Zheaan menarik napas panjang, ia bingung dengan ajakan temannya itu.

Orangtuanya sudah pasti melarangnya. Tapi ia berusaha mencari akal agar diizinkan ke Bandung.

"Astaghfirullah," ucap Zheaan ketika terlintas hal buruk di benaknya. "Ya Allah jauhkan hamba dari sifat berdusta."

"Assalamualaikum, Umi boleh masuk nggak Gus?"

Zheaan pun tersadar dari lamunannya. Ia menatap pintu kamarnya.

"Wa'alaikumussalam masuk aja Umi."

Umi Sarni masuk ke dalam kamar Zheaan ingin memanggil anaknya tersebut agar tidak melewatkan sarapan.

"Sarapan dulu Gus."

"Baik Umi."

Tapi di wajah Zheaan tampak sekali jika pria itu terus kepikiran dengan ajakan Haikal.

"Ada apa Gus?"

Zheaan memutuskan untuk menceritakannya kepada uminya. Tidak enak hati jika terus di pendam dan itu juga akan menjadi beban pikirannya.

"Umi Zheaan boleh ke Bandung nggak besok?"

"Ada urusan apa di Bandung, Gus?"

"Haikal temen Zheaan ngajakin buat nikmatin malam tahun baru di Bandung."

"Astaghfirullah Gus, nggak boleh ngerayain tahun baru Gus, haram. Kita cukup berdoa dan mengaji dari rumah saja Gus, kalau tahu Abi mu, habis kamu Gus."

Zheaan meringis. Ia sudah mengira jawaban seperti ini yang ia dapatkan.

"Zheaan cuman mau jalan-jalan aja sebentar dan tidak merayakannya."

"Aduhh Gus, kita tunggu abi mu saja memutuskan."

Zheaan mengehela napas dan mengangguk. Pria itu pun mengekori uminya dari belakang menuju dapur.

__________

Tbc

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMEN SETELAH MEMBACA

Terpopuler

Comments

bundaoskaa

bundaoskaa

Maaf maksudnya surah Waqi'ah mungkin ya Thor

2022-09-22

0

ancaaaaaluv

ancaaaaaluv

teh Kansa. dia kakak perempuannya kan?

2022-07-11

0

ancaaaaaluv

ancaaaaaluv

woy iyeu maksudna naon? teu ngarti!

2022-07-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!