Salsa tak pernah menyangka reaksi Angkara sangat berlebihan karena perilaku Azka tadi pada anak kecil itu. Salsa menghampiri Angkara di kamarnya setelah mengantar Azka ke kamar untuk istirahat karena baru pulih.
Reni juga sudah menjelaskan beberapa cerita lima tahun yang lalu, dan Salsa mengerti semuanya. Salsa akan merawat suaminya dan berusaha mengambil hati Azka kembali.
Jika memang ingatan Azka sulit untuk kembali, maka wanita itu akan membuat Azka jatuh cinta untuk kedua kalinya.
Salsa tersenyum melihat Angkara sedang duduk di kursi belajar seorang diri.
"Putra Mama rajin banget," ujar Salsa.
Angkara menoleh, meletakkan pensilnya dan langsung memeluk Salsa.
"Mama."
"Kenapa sayang?"
"Jangan dekat-dekat sama om tadi, dia jahat. Tadi Kala liat, om itu dolong Mama," gumam Angkara.
Bocah berusia 5 tahun itu sangat menyayangi Mamanya lebih dari apapun.
"Kara, dengerin mama ya!" bujuk Salsa lembut seraya mengelus rambut Angkara.
"Om tadi bukan orang jahat sayang, dia Papa yang selama ini kamu rindukan. Dia tadi dorong Mama karena sakit. Dia nggak mau mama ikut sakit kalau meluk-meluk."
"Om itu sakit?"
"Bukan Om, tapi Papa Azka." Ralat Salsa. "Papa lagi sakit makanya gitu. Kara juga kalau lagi sakit sering bentak Mama kan?"
"Maaf, abisnya kalau Kala demam seling liat batu besal banget nimpa Kala."
Salsa tersenyum sangat mengerti apa yang di katakan Angkara barusan. Saat ia kecil dulu, juga sering merasakan batu besar akan menghimpit tubuhnya. Lebih parah ketika melihat semua benda menjadi besar.
"Mama maafin, tapi ketemu Papa ya. Kenalan sama Papa," ajak Salsa dan di jawab anggukan oleh Angkara.
Keduanya menuju kamar yang di tempati Azka. Salsa berdiri di ambang pintu memperhatikan putranya yang melangkah perlahan mendekati Azka yang sedang bersandar di kepala ranjang dengan mata tertutup.
Senyum Salsa mengembang ketika Angkara merangkak naik ke tampat tidur kemudian menyentuh kening Azka.
"Om ... Papa sakit?" tanya Angkara hati-hati.
Bocah kecil itu sebenarnya masih takut di kasari seperti tadi.
Namun, di luar dugaan, Azka tersenyum seraya mengelengkan kepalanya. "Saya tidak sakit."
"Tapi kata Mama, Papa sakit."
Alis Azka saling beratut, melirik ke pintu dan mendapati Salsa berdiri di ambang pintu. Wanita itu menganggukkan kepalanya.
"Iya Saya sakit."
"Kata Nenek, kalau sakit halus minum obat. Papa udah minum obat? Mau Kala ambilin? Kala pintal loh, kalau Mama sakit yang lawat juga Kala."
Angkara turun dari ranjang. "Tunggu sini ya Papa, Kala minta obat dulu sama Nenek." Anak kecil itu berlari keluar kamar.
"Anak kamu lucu," ujar Azka tanpa ekspresi.
"Anak kita Azka," ralat Salsa.
"Saya belum ingat apapun, dan rasanya aneh langsung mengakui begitu saja."
"Aku tau, tapi tugasku untuk mengingatkanmu."
"Papa!" teriakan anak kecil mengalihkan atensi keduanya. "Kata Nenek obatnya sama Mama."
"Papa minum obatnya setelah makan siang, ayo makan siang dulu!" ajak Salsa.
"Ayo Ka, atau mau di bawain ke kamar?"
"Tidak perlu, saya akan ikut makan siang," jawab Azka segera beranjak dan mengikuti langkah Salsa.
Ia memandangi punggung mungil Salsa, tak ada rasa sedikipun di hatinya untuk wanita itu. Tapi di sisi lain, entah mengapa dirinya tidak risih berada di sekitar Salsa. Kamar yang baru saja di tempatinya, seperti tidak asing, namun ia tidak bisa mengingat apapun.
...****************...
Ritual setelah membaca, kuy tebar kembang yang banyak biar wangi. Jangan lupa juga tekan tombol vote, like, fav dan ramaikan kolom komentar💃💃💃💃💃💃🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Rahmawaty❣️
nah iya sama diriku jg prnh ngalamin kya gitu saat lg sakit .. sampe kbwa tdr mlah..jd ketakutan sndri😁
2022-09-16
1
Mom Dee🥰🥰
kok sama ka, aku juga dlu klo demam perasaan kaya ditindih batu aja 😂😂
2022-08-13
0
Yons Crew
plisss jangan sampee Azkha jatuh cinta sama cewek lain thorr kasian salsa kapan bahagia nya
2022-07-08
2