Kanaya mengangguk pelan.
"Iya, Bu. Anggap saja seperti itu." Kanaya menatap Rianti dengan perasaan bersalah.
"Maafkan aku, Bu, seandainya aku membuat Ibu malu dan kecewa."
"Naya ...." Rianti memeluk putri pertamanya itu dengan perasaan tak menentu. Sebagai seorang ibu, ia merasa gagal karena tidak bisa membahagiakan anak-anaknya.
"Ibu yang seharusnya minta maaf karena ibu tidak bisa membahagiakan kalian."
"Tidak, Ibu. Sudah kewajibanku membalas semua kebaikan Ibu dan ayah selama. Ibu tenang saja, aku pasti baik-baik saja."
"Tapi, Nay–"
"Kesehatan ayah lebih penting dibandingkan kebahagiaanku, Bu. Aku akan merasa sangat berdosa seandainya aku tidak bisa membantu ayah. Aku pasti akan menyesal karena aku tidak bisa berbuat apa-apa untuk menolong ayah ...." Air mata Kanaya turun membasahi wajah cantiknya.
Perempuan beda generasi itu saling berpelukan. Meluapkan segala emosi yang saat ini sedang mereka rasakan.
"Tapi kamu benar-benar menikah dengan suaminya kan? Kalau dia tidak menikahimu, ibu tidak akan mengizinkan, karena itu sama saja kamu berzina, Nak."
"Ibu tenang saja, Sandra bilang, aku dan suaminya akan menikah secara sirih." Entah perasaan apa yang dirasakan oleh Kanaya saat ini.
Menikah sirih dengan suami sahabatnya. Sesuatu yang tidak pernah Kanaya bayangkan sebelumnya, bahkan di dalam mimpi pun, Kanaya tidak pernah membayangkannya.
Selama ini, gadis itu tidak pernah dekat dengan laki-laki manapun. Di usianya yang ke dua puluh empat tahun, Kanaya bahkan belum memikirkan tentang pernikahan karena kondisi keluarga yang mengharuskannya menjadi tulang punggung keluarga.
Gadis cantik dengan tinggi badan bak model dan tubuh padat berisi itu belum memikirkan pacaran apalagi menikah. Bukan karena Kanaya tidak laku, tetapi karena gadis itu memang sengaja menjauhi yang namanya laki-laki.
Kanaya belum berani berkomitmen sebelum ia berhasil membawa keluarganya ke kehidupan yang lebih baik. Masa depan kedua adiknya ada ditangannya. Kanaya bukan hanya berjuang untuk mencukupi kebutuhan keluarganya, tetapi ia harus berjuang untuk membiayai biaya pendidikan kedua adiknya.
"Kamu yakin, kamu kuat, Nak? Ibu tidak mau mengorbankan kebahagiaan kamu."
"Ibu tentang saja. Aku pasti kuat. Asalkan kalian semua mendukung aku. Rahasiakan ini dari ayah ya, Bu. Aku tidak mau kesehatan ayah terganggu."
Rianti mengangguk tanda setuju. Perempuan itu kembali memeluk Kanaya.
Kamu sudah banyak berkorban demi keluargamu, semoga saja kamu bahagia, Nak, meskipun kamu tidak menginginkan pernikahan itu.
Rianti menghela napas panjang, mencoba menghalau rasa sesak di dadanya.
*Tuhan ... seandainya ini memang takdir terbaik yang Engkau berikan, aku ikhlas menjalankan semua skenario yang akan Engkau buat untukku dan kebaikan keluargaku.
Akan tetapi, aku mohon ... selamatkanlah ayahku, agar pengorbanan yang akan aku lakukan ini tidak sia-sia*.
****
"Sandra! Apa kamu sudah gila?" teriak Sean dengan penuh amarah. Pria itu benar-benar terkejut saat istri tercintanya itu mengatakan kalau dirinya harus menikah lagi dengan perempuan lain.
"Sayang ... aku–"
"Kamu ingin menyerahkan aku pada wanita lain? Apa kamu benar-benar sudah tidak waras?" Pria itu menatap tajam ke arah perempuan cantik di depannya.
Perempuan cantik yang selama ini menjadi pusat dunianya. Perempuan cantik yang sangat dicintainya melebihi apa pun. Sean bahkan rela melakukan apa pun demi dia, bahkan pria itu pun rela menahan keinginannya untuk memiliki seorang anak demi mendukung karir yang selama ini menjadi impian wanita yang selama hampir lima tahun ini menjadi istrinya.
Ya! Sandra dan Sean menikah muda. Saat itu Sandra adalah gadis berusia dua puluh tahun yang langsung membuatnya jatuh cinta. Sementara, saat itu Sean baru berusia dua puluh lima tahun.
Sean bahkan baru setahun bekerja saat menikah dengan Sandra. Sementara Sandra saat itu masih kuliah. Sandra menyetujui menikah dengan Sean asalkan pria itu mau mendukung karirnya.
Sandra adalah model di berbagai majalah saat baru menikah dengan Sean. Perempuan itu sedang meniti karir di dunia modelling.
Wajah cantik dan energik yang membuat Sean langsung jatuh cinta dan akhirnya menikahi Sandra. Awalnya Sandra menolak karena dirinya masih muda dan masih kuliah. Sandra juga masih mengejar mimpinya menjadi model terkenal.
Namun, saat itu Sean berjanji, akan tetap mendukung Sandra mencapai mimpinya meskipun mereka sudah menikah. Pria itu hanya ingin mengikat Sandra dalam pernikahan karena takut perempuan itu diambil orang.
Rasa cintanya pada Sandra membuat Sean ingin menjadikan Sandra sebagai miliknya.
"Sayang ... dengarkan penjelasan aku dulu!"
"Penjelasan seperti apa yang kamu maksud, Sandra? Aku benar-benar tidak mengerti cara berpikir kamu!"
"Kamu ingin aku menikah lagi dengan perempuan lain untuk mendapatkan keturunan? Kamu benar-benar gila!"
"Atau ... jangan-jangan sekarang kamu sudah mencintaiku lagi, karena itu kamu ingin aku menikah lagi?"
"Sayang ...." Sandra menatap laki-laki itu sambil menggeleng pelan. Laki-laki yang sangat dicintainya. Namun, cintanya yang besar ternyata tidak membuat Sandra memenuhi keinginan laki-laki di hadapannya itu untuk memiliki seorang anak.
"Justru karena aku sangat mencintaimu karena itu aku ingin kamu menikah lagi dengan sahabatku. Kamu tahu kan, kalau aku belum bisa memberikan anak seperti yang kamu dan ibumu inginkan?"
"Kalau kamu mencintaiku, kamu tidak akan menyuruhku menikahi wanita lain demi karir kamu, Sandra!"
"Sayang ...."
BERSAMBUNG ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
ronadi haqqi
good
2022-11-10
0
☠ᵏᵋᶜᶟเภє๓
ingat keputusanmu sandra suatu saat nanti jangan pernah menyesalinya
2022-10-13
0
@sulha faqih aysha💞
hanya untuk sebuah karir kamu rela mempertaruhkan rumah tangga kamu Sandra dan kamu jangan menyesal nanti di kemudian hari
2022-09-20
2