Part 19 DEMI KARIR

Kanaya bangun dengan tubuh remuk redam. Semalaman, Sean tidak membiarkan perempuan itu beristirahat. Berkali-kali Sean mengajaknya bergulat di atas ranjang.

Pria itu seolah tidak merasa lelah meskipun sudah berkali-kali mencapai puncak kenikmatan. Sean bahkan terlihat seperti seseorang yang tidak pernah bercinta dengan perempuan. Padahal, hampir setiap hari ia pun tidak pernah absen bercinta dengan Sandra.

Kanaya melirik ke arah Sean yang masih tertidur. Pria itu terlihat sangat tampan meskipun sedang tertidur. Wajah cantik Kanaya memerah saat ia mengingat bagaimana pria itu semalaman bermain di atas tubuhnya.

Ya ampun, bisa-bisanya aku berpikiran mesum pagi-pagi.

Kanaya menepuk kedua pipinya. Wanita cantik dengan rambut panjang bergelombang itu segera bangkit dari ranjang. Namun, baru saja ia menginjakkan kakinya ke lantai, perempuan itu meringis saat merasakan sakit di bagian intinya.

Sakit sekali rasanya.

Kaki Kanaya gemetar, bibirnya mendesis saat rasa sakit begitu terasa di bagian inti tubuhnya. Sean terbangun saat merasakan pergerakan di samping tempat tidurnya.

Netranya menyipit menatap punggung polos Kanaya yang membelakanginya. Perempuan itu tampak kesusahan turun dari ranjang.

Sean mengulas senyum tatkala mengingat pertempurannya di atas ranjang dengan perempuan yang sudah sah menjadi istrinya itu.

Sean bangkit dari tidurnya. Pria itu dengan begitu percaya diri berjalan mendekati istrinya. Kedua bola mata Kanaya membola saat melihat Sean tiba-tiba sudah berdiri di hadapannya.

"Kenapa kamu tidak memakai bajumu?" teriak Kanaya kesal. Perempuan itu menutup kedua matanya dengan kedua tangan.

Bisa-bisanya dia berdiri di depanku tanpa memakai baju.

Sean tersenyum miring mendengar teriakan Kanaya. Laki-laki itu kemudian tanpa basa-basi meraih tubuh Kanaya yang tertutup selimut dan menggendongnya sampai ke kamar mandi. Sean bahkan tidak memedulikan teriakan Kanaya.

"Aku ingin mencoba bermain di kamar mandi," bisik Sean tidak tahu malu. Sementara kedua mata Kanaya melotot mendengar ucapan pria yang telah menjadi suami sirinya itu.

Kanaya memekik kaget saat laki-laki itu kemudian langsung menyerangnya. Sean membungkam mulut Kanaya dengan bibirnya.

"Sean!"

"Sebentar saja. Aku sudah tidak tahan." Tangan Sean mulai bergerak nakal.

"Sean!"

***

Sandra masih terbaring di atas tempat tidur. Tangannya mengusap tempat tidur di sampingnya. Biasanya, setiap kali terbangun, wanita itu akan disuguhi pemandangan wajah tampan Sean yang tertidur sambil memeluknya.

Sandra menghela napas panjang, kedua matanya terpejam seiring rasa sakit yang mengalir ke hatinya.

Sean tidak pulang dari semalam. Pria itu juga sangat sulit dihubungi.

Apa keputusanku menyuruh Sean menikah lagi adalah keputusan yang salah? Baru semalaman dia tidak pulang, tapi hatiku rasanya sangat sakit. Apalagi, jika suatu saat dia benar-benar memilih tinggal bersama Kanaya dan meninggalkan aku sendirian?

Tanpa sadar, air mata Sandra menetes membasahi wajah cantiknya. Sudah dari semalaman perempuan itu menangis. Sandra sangat kesal dan merasa sakit hati karena Sean tidak bisa dihubungi semalaman.

Model cantik itu meraih ponselnya yang tergeletak di atas nakas. Memastikan kalau laki-laki yang masih menjadi suaminya itu menghubunginya atau tidak.

Lagi-lagi, Sandra harus menelan kekecewaan karena tidak ada satu pun kabar dari Sean. Lagi, perempuan itu menangis saat merasakan sakit di ulu hatinya. Membayangkan Sean bercinta dengan Kanaya di malam pertama mereka, membuat Sandra semakin kesakitan.

Perempuan itu kembali membaringkan tubuhnya dengan posisi miring. Bahunya terguncang seiring rasa sakit yang menghujam jantungnya.

***

Maya sudah sampai di depan rumah besar Sandra. Perempuan yang menjadi managernya Sandra itu terpaksa datang ke rumah Sandra karena perempuan itu tidak bisa dihubungi.

Ponselnya tersambung, tetapi, model cantik itu tidak mau menerima panggilan teleponnya.

Kedatangan Maya disambut oleh sang asisten rumah tangga yang langsung mempersilakan perempuan itu masuk dan menemui Sandra di dalam kamarnya. Asisten rumah tangga itu mengatakan, kalau Sandra belum keluar kamar dari semenjak pulang bekerja. Perempuan itu juga melewatkan makan malamnya.

Mendengar ucapan perempuan paruh baya itu membuat Maya khawatir. Wanita itu kemudian menaiki tangga menuju kamar Sandra dengan setengah berlari.

Dalam hati Maya sangat mengkhawatirkan Sandra. Wanita itu sangat tahu apa yang sedang Sandra rasakan saat ini karena dirinya pun pernah mengalami di posisi seperti yang Sandra alami.

Maya mengetuk pintu kamar Sandra. Biasanya dia tidak pernah berani masuk ke dalam kamar model itu karena Sean tidak pernah mengizinkan siapapun masuk ke dalam kamarnya, kecuali asisten rumah tangga yang ingin membersihkan kamar itu.

Sandra perlahan bangkit dari tempat tidur, perempuan itu membuka pintu kamar yang dari semenjak semalam sengaja dikunci olehnya.

Maya langsung berhambur memeluk Sandra saat perempuan itu sudah berdiri diambang pintu kamar.

"Kamu tidak apa-apa?" Maya mengusap wajah cantik Sandra yang terlihat sembab. Perempuan itu saat ini bahkan sudah mengeluarkan air mata saat melihat sang manager sekaligus sahabat baiknya itu datang ke kamarnya.

Sandra menangis di pelukan Maya. Perempuan itu menumpahkan segala perasaan yang saat ini dia rasakan. Rasa sakit dan juga kecewa pada sang suami yang telah mengabaikannya.

"Baru sehari saja rasanya sangat sakit, bagaimana dengan setahun yang akan datang?" ucap Sandra di tengah isak tangisnya.

"Aku mungkin tidak akan sanggup, Maya. Aku tidak akan sanggup seandainya suatu saat Sean meninggalkanku dan memilih tinggal bersama dia." Suara tangis Sandra semakin kencang. Ia sungguh tidak berani membayangkan kalau Sean benar-benar akan meninggalkannya suatu saat.

"Aku bisa gila seandainya suatu saat aku kehilangan Sean. Aku mencintainya, May. Sangat mencintainya!"

"Tenanglah, Sandra! Kamu harus tenang. Kamu harus percaya pada suamimu. Bukankah Kamu sendiri yang bilang kalau Sean itu sangat mencintaimu?"

Sandra mengangguk mendengar ucapan Maya. Sean memang sangat mencintai dirinya. Bahkan demi cintanya, Sean rela menuruti keinginannya untuk menikah lagi dengan perempuan lain.

"Kalau kamu tahu Sean sangat mencintaimu, lalu kenapa kamu harus merasa khawatir? Kamu hanya perlu mempercayai suamimu."

"Suami kamu menikah lagi atas keinginan kamu. Jadi, sebaiknya kamu jangan terlalu khawatir. Aku yakin, suami tercintamu itu tidak akan pernah berpaling darimu." Maya mengusap rambut Sandra. Mencoba menghibur perempuan itu.

"Tapi semalaman dia tidak pulang. Ponselnya bahkan tidak bisa dihubungi sama sekali. Aku benar-benar sangat khawatir. Baru hari pertama saja dia sudah tidak pulang ke rumah. Bagaimana dengan hari-hari berikutnya?"

"Rasanya, aku tidak sanggup membayangkan semua itu. Aku belum siap bahkan tidak akan pernah siap seandainya Sean benar-benar meninggalkan aku."

Sandra kembali memeluk Maya sambil menangis.

"Demi karir, Sandra. Bukankah kamu bersikeras menyuruh suamimu menikah lagi dengan perempuan lain demi karir kamu?" Maya mengingatkan.

"Sakit hati yang saat ini kamu rasakan hanya sebagian kecil dari pengorbanan kamu untuk meraih kesuksesan kamu, Sandra."

"Setelah perempuan itu hamil, suruh suamimu untuk tidak menyentuh perempuan itu lagi. Dia boleh menemaninya sampai perempuan itu melahirkan, tetapi jangan sampai dia kembali menyentuhnya." Maya kembali memperingatkan. Sementara, Sandra mengangguk, merasa setuju dengan semua ucapan sahabat yang sudah bertahun-tahun menjadi managernya itu.

"Kamu benar, May, demi karirku. Aku akan menahan rasa sakit yang kini aku rasakan demi karir dan cita-citaku sebagai seorang model yang terkenal. Aku hanya perlu sedikit berkorban, agar aku bisa mencapai semua yang aku inginkan!"

BERSAMBUNG ....

Duh! Otor baru sempat update lagi nih. Maafkan ya, dunia nyata cukup menyita waktu akhir-akhir ini 🙏🙏

Baca juga karya punya temen Otor yuk! Dijamin bikin penasaran.

Blurb

Kaina, mendapatkan kenyataan yang mengejutkan. Anak kembarnya ternyata merupakan kembar beda ayah atau bisa disebut superfekudensi.

Candra dan Hugo. Mereka adalah ayah bilogis dari si kembar. Bedanya Candra adalah sang kekasih yang sudah di putuskan akibat ketahuan selingkuh. Sedangkan Hugo hanya pria kenalan yang di ajaknya bermalam demi membalaskan penghianatan sang kekasih.

Karena kedua anaknya mengalami gagal ginjal, Kaina meminta pada dua laki-laki itu untuk memberikan ginjal mereka.

Apakah si kembar akan mendapatkan donor ginjal dari ayah bilogis mereka?

Apakah kehidupan Kaina setelah itu bahagia atau malah babak baru akan di mulai?

Sanggupkah Kaina melewati semua cobaan hidupnya seorang diri?

Apakah langit yang kelam akan diterang oleh Purnama?

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***