Malam hari Wulan dan Dini pergi ke bandara untuk menjemput Om kesayangannya bersama dengan Juan kekasihnya dan Dodit kekasih Dini sekaligus sepupu Wulan. Juan dan Wulan memutuskan untuk bertunangan setelah menjalin kasih selama tiga tahun.
Sebab itulah Om kesayangannya akan pulang. Opa dan Oma Wulan pun mendesaknya untuk pulang jika tidak maka Om kesayangannya itu akan di jodohkan. Dengan berat hati Om Wulan pun pulang meninggalkan perusahaannya sendiri.
Rencananya perusahaan miliknya itu akan di pindahkan ke tanah air demi kelancaran usaha Om Wulan. Sementara semuanya di heandle asisten pribadi Om Wulan.
"Lan, jam berapa katanya landing?" Dodit.
"Sekitar jam sepuluh sih Oma bilangnya." Wulan.
"Dih, Om ga kasih kabar Lu?" Dodit.
"Ngga. Itu kata Oma." Wulan.
"Dih, gimana klo prank?" Dini.
"Ngga mungkin dong sayang. Masa Oma ngerjain kita." Dodit.
"Beuh... sok romantis Lu Dit." Juan.
"Ngiri bilang bos." Dodit.
"Hei, Yayang gw samping gw ya. Ngapain juga ngiri." Juan.
"Udah ih. Ayo cepet jalan. Ini Jamnya lima menit lagi loh." Ucap Wulan melerai perdebatan unfaedah antara kekasihnya dan sepupunya.
"Tau nih. Malah ga jelas." Dini.
Mereka berempat pun menuju pintu kedatangan. Dan tak lama benar saja. Orang yang mereka tunggu keluar dari arah dalam dengan mendorong bawaannya sendiri.
"Om Bima." Teriak Wulan.
Bima pun menoleh ke arah panggilannya kemudian tersenyum dan merentangkan tangannya. Tanpa banyak fikir Wulan pun segera berlari dan menghambur ke dalam pelukkan Om kesayangannya.
"Wulan kangen Om." Ucap Wulan dalam pelukkan Bima.
"Apa kabar kesayangan Om hm?" Tanya Bima melepaskan pelukannya.
"Baik dong." Jawab Wulan.
Dodit, Juan dan Dini pun menyalami Om Bima mereka. Ini kali pertama Dini bertemu dengan Om dari Dodit kekasihnya dan juga Wulan sahabatnya. Mereka pun segera pulang setelah Bima bersama mereka.
Sampai di rumah Opa dan Oma Wulan mereka berempat pun ikut turun karena mereka memang memutuskan untuk menginap di rumah Opa dan Oma Wulan. Mengingat sudah hampir larut malam dan Bima mengkhawatirkan keponakannya.
"Beuh, Om lu perfec banget sih Lan. Gw ampe meleleh liatnya." Puji Dini setelah mereka berdua berada di kamar dan siap untuk tidur.
"Inget Dodit Din." Wulan.
"Astagfirullah. Iya inget Lan inget." Dini.
"Hahaha...." Wulan.
"Gw ga bisa bayangin kalo Nita ketemu Om Lu. Beuh... Udah pasti kelabakan tuh anak." Dini.
"Ceh, mau di kemanain tuh Heru." Wulan.
"Selama janur kuning belum melengkung siap berbelok hahaha." Dini.
"Hush... Amit-amit jangan. Kasian tuh Heru ga bisa hidup tanpa Nita." Wulan.
"Bener. Beruntung banget tuh si Nita. Heru bucin parah." Dini.
"Kaya gw Hahahaa..." Ucap Keduanya di akhiri tawa mereka.
Karena waktu semakin larut mereka pun segera tidur dan tak butuh waktu lama mereka berdua pun segere berlayar ke alam mimpi mereka. Sementara Imel tak dapat memejamkan matanya karena notifikasi ponselnya terus berbunyi menandakan banyak pesan masuk.
Awalnya Imel bersikap biasa saja dan megacuhkan beberapa notifikasi. Tapi, setelah banyak notif masuk akhirnya Imel pun membukanya dan betapa terkejutnya Imel melihat pesan bergambar yang di kirimkan seseorang dengan nomer baru kepadanya.
Imel mengepalkan tangannya geram pada si pengirim pesan. Dengan sekejap Imel bisa mengetahui siapa pengirimnya lewat bantuan saudaranya yang seorang Intel. Imel pun tak mengerti kenapa dia berbuat seperti itu. Hal apa yang membuatnya begitu tak suka padanya.
Imel pun melanjutkan tidurnya dan tak lama Imel pun telah berlayar ke alam mimpi. Imel tak terlalu mempermasalahkan banyaknya pesan yang masuk dari nomer baru tersebut.
🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
nuraeinieni
kayax ada calon utk ime nih
2022-06-30
1