Pagi ini Imel sudah bersiap untuk pergi ke kampus untuk mengambil surat penempatan dirinya untuk Internsip. Sementara Dini dan Nita masih berada di kos karena jadwal kuliah siang. Mereka berjanji akan bertemu di kantin kampus.
"Nit, ayo." Ajak Dini.
"Bentaran ih." Nita.
Mereka berdua bergegas ke kampus menemui Imel sebelum mereka masuk kelas. Seperti biasa Wulan akan pergi menggunakan kendaraan pribadinya. Mereka berempat memang kulia berbeda jurusan tapi mereka semua tetap kompak satu sama lain.
"Itu Imel." Tunjuk Nita saat melihat Imel tengah duduk sendiri di kantin.
"Mel, udah lama?" Dini.
"Udah sejak penjajahan dahulu kala." Imel.
"Manusia purba kala kali lu." Nita.
"Lagian lama banget sih kalian?" Imel.
"Biasa nih nyonya abis mandi wajib dulu. Maklum baru ketemu misua." Dini.
"Astaga! Dini. Orang denger dikira beneran gw." Nita.
Hahahaa...
"Eh, gimana?" Dini.
"Alhamdulillah gw masih di dalam negeri ga sampe ke luar negeri." Imel.
"Nah, kan nyesel gw bela-belain ke sini buat nanya dia." Nita.
"Hahaha... Sensi banget lu kaya cowok PMS." Imel.
"Eh, kita ya yang PMS bukan cowok." Nita.
"Dih, udah ganti?" Imel.
"Sejak dahulu kala. Puas Lu?" Nita.
"Udah ih, ngapain sih kalian berdua." Dini.
"Ya lagian dia di tanya serius malah jawab asal-asalan." Kesal Nita.
"Eh, Wulan mana?" Imel.
"Nah, kan sliweran dah tuh kemana-mana." Nita.
"Ada jam dia ga kesini." Dini.
"Owh! Iya lupa gw " Imel.
"Terus gimana Lu jadinya?" Dini.
"PKU." Imel.
"Syukurlah. Ya udah gw ke kelas dulu. Lu mau sekalian ga?" Dini.
"Gw bentar lagi." Nita.
Sekarang tinggal Nita dan Imel. Tak lama Nita pun meninggalkan Imel sendiri. Karena Wulan tak kunjung bisa ditemui akhirnya Imel memutuskan untuk ke cafe Wulam sore nanti. Sekarang Imel pergi ke perpustakaan untuk mencari buku yang dia perlukan.
Sore hari Wulan pergi ke Cafe Wulan. Sekalian dirinya mencari menu untuk makan malam. Sampai di cafe Imel melihat mobil Wulan terparkir di sana.
"Sore Kak." Sapa pegawai cafe.
"Sore. Wulan ada?" Imel.
"Ada di ruangannya." Pelayan.
Imel pun langsung melangkah menuju ruangan Wulan. Di ketuknya pintu ruangan dan masuk setelah Wulan mempersilahkannya masuk.
"Wuwu sayang...." Panggil Imel sambil terus masuk menuju Wulan yang tengah duduk di kursi kerjanya.
"Gw tetep di kota ini." Imel.
"Hah! Beneran? Aaaa.... Seneng..." Wulan.
"Akhirnya... Gw tetep bisa kumpul sama kalian.." Imel.
Mereka berdua pun asik bergembira karena Imel yang mendapat tugas di dalam kota. Bagaimana tidak senang karena Minggu besok Wulan akan mengadakan acara pertunangannya bersama dengan Juan.
"Hem..."
Terdengar suara seseorang yang mengejutkan keduanya. Keduanya saling bertatapan namun tak lama Wulan menampilkan deretam giginya. Sementara Imel bertanya melalui tatapan matanya.
"Eh, iya Mel. Kenalin Om gw." Ucap Wulan.
"Hah! Eh, Imelda Om. Maaf, saya mengganggu." Jawab Imel sambil menundukkan kepalanya.
"Wu, gw balik ya. Bye..." Pamit Imel pergi sebelum Wulan menjawabnya.
"Eh, Astaga! Om bikin dia takut deh." Wulan.
"Loh, siapa yang nakutin dia. Om cuma bersuara." Bima.
"Suara Om itu serem." Wulan.
"Ceh, udah ayo pulang." Ajak Bima.
"Ish... Ya udah ayo. Bentar Wulan beresin dulu ini." Wulan.
Mereka berdua pun keluar dari ruangan Wulan. Tak di sangka Imel masih di cafe Wulan dan tengah berbincang dengan seseorang.
Sebelumnya saat Imel akan meninggalkan cafe Wulan Imel berpapasan dengan Raka yang memang akan masuk ke dalam cafe. Raka meminta waktu Imel sebentar untuk meminta maaf.
"Saya mohon maafkan saya Mel." Raka.
"Gw udah maafin. Udah ya. Lu buang-buang waktu gw buat hal yang ga penting." Imel.
"Mel." Raka.
"Maaf. Gw masih ada acara yang lebih penting." Imel berdiri dari duduknya.
"Mel," Wulan.
"Hai,, Eh mau balik juga?" Imel.
"Iya." Jawab Wulan menatap sinis ke arah Raka.
"Ya udah yuk bareng ke depan." Ajak Imel.
Mereka pun jalan menuju parkiran.
"Ngapain lagi tu orang?" Wulan.
"Udah ga penting. Gw balik ya." Imel.
"Kita anter aja deh Mel." Wulan.
"Ga usah. Gw bisa kok. Percaya deh." Imel.
Imel pun pergi meninggalkan Wulan dan Bima. Bima hanya diam menatap kepergian Imel. Jujur Bima mengagumi Imel saat dirinya melihat Imel pertama kali tadi. Namun, Bima dengan cepat menepis perasaannya karena Bima tak ingin memiliki perasaan lebih.
"Kenapa Om? Cantik ya?" Tanya Wulan memecah lamunan Bima.
"Siapa?" Bima.
"Imel." Wulan.
"Imel? Kenapa?" Tanya Bima berpura-pura.
"Ceh, awal loh jatuh cinta nanti. Ayo." Wulan.
🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
nuraeinieni
awas om bima jatuh cinta sama imel.
2022-06-30
0
Mauli_datun
lagi dong thor, banyak2,,, 🤭✌
2022-06-30
0