EPISODE 03 - TAK BISA MELAWAN

Iskandar melamun di tengah kesunyian malam. Setelah selesai Sholat Isya, dirinya terus berdoa dan meminta jalan yang terbaik. Dia sungguh masih mencintai Sheila, wanita yang telah lama menghabiskan waktu bersama nya. Baginya kesetiaan adalah segala - galanya. Bagaimana ia bisa menikahi wanita yang wajah nya saja tak pernah ia temui.

Tok...tok....tok....

"Is, Boleh Bunda masuk?"

Bunda nya tetap mengetuk pintu anak nya meskipun ia melihat anak nya melamun dalam kesendirian. Bunda nya selalu menghormati privasi sang anak.

"Bunda! Kenapa malam - malam begini ke kamar Is? Padahal Is bisa menemui Bunda kalau Bunda memanggil"

Iskandar dengan sigap membantu bunda nya yang lemah berjalan bersama tongkat yang selalu sang bunda gunakan.

"Memang nya kamu bakal dengar? Bunda lihat kamu asyik sekali melamun, melamun apa kamu malam - malam begini?"

Wajah Iskandar berubah menjadi suram, Sebenarnya ia tak ingin memperlihatkan wajah seperti itu kepada bunda nya, tapi raut wajah nya kini tak bisa ia kontrol sesuka hati nya. Rasanya semua sangat menyesak kan baginya.

"Is meminta petunjuk dari Yang Maha Kuasa Bunda, Is meminta jalan terbaik atas masalah ini, Tak tau kenapa, hati Is tak bisa melepaskan Sheila semudah itu"

Bunda nya tersenyum mendengar rengekan anak nya itu. Sudah lama anak lelaki nya tak merengek seperti bayi di hadapan nya. Iskandar yang beberapa tahun ini ia lihat selalu terlihat dingin dan dewasa. Kadang sang bunda merasakan kesepian atas perubahan dewasa sang anak lelaki nya.

"Sebenarnya nak, tadi pagi Ayah dan Bunda sudah menemui Sheila mengenai pernikahan"

Bagaikan tersambar petir, Iskandar langsung mematung menghadap bunda nya dan terpaku keras untuk mencerna ucapan bunda nya itu.

"Ayah dan Bunda bermaksud memberikan kesempatan pada Sheila, Kami menanyakan pernikahan kalian dan pandangan nya terhadap pernikahan kalian, meski tidak bisa bulan ini kami masih bisa menunggu untuk Sheila meski harus berapa bulan lagi"

Bunda nya menjelaskan dengan lemah lembut dan kata - kata yang bisa menenangkan hati Iskandar yang terus bergejolak.

"La...lalu Apa yang Sheila katakan?"

Raut wajah Bunda nya berubah drastis, seolah sang Bunda melihat sesuatu yang ia benci. Bunda nya yang begitu sabar itu, jika melihat hal yang ia benci otomatis ia akan memperlihatkan nya, karena ibu nya benci menyembunyikan rasa tidak suka nya.

Akhirnya setelah menarik nafas panjang dan berat, Bunda nya segera menggeleng.

"Sheila bilang dia tidak mau menikah secepat itu dan beberapa bulan kedepan dia ada dinas luar ke Sulawesi. Sheila merasa puncak karir nya adalah saat ini, maka nya dia tidak siap menikah dengan mu nak, Tapi kami sudah bilang mengenai perjodohan mu itu"

Kali ini Iskandar pun terbelalak lagi melihat wajah bunda nya.

"Dia hanya bilang coba saja jodohkan kamu, karena selama nya Iskandar hanya akan mencintai Saya, Nak...Bunda tak lihat adanya cinta di mata wanita mu itu, dirinya penuh dengan keangkuhan dan rasa dominan terhadap dirinya, dia tidak memikirkan bagaimana perasaan kamu saat ini, Bunda pinta sekali lagi lepaskan lah wanita itu"

"Bunda dan Ayah sungguh mengatakan itu kepada Sheila?"

"Bunda tidak mungkin berbohong mengenai masalah ini, apa kamu pernah melihat bunda berbohong pada mu?!"

"Sheila bilang akan ke Sulawesi dalam beberapa bulan? Berarti dia lebih memilih pekerjaan ketimbang Is?"

Bunda nya pun mengangguk pelan.

"Tapi berita bagus nya Anak dari H. Imran menerima perjodohan ini dan siap sedia mengenai pernikahan yang ingin secepatnya dilaksanakan ini"

"Kenapa anak H. Imran ini kepingin pernikahan yang cepat? Bukan kah ini aneh bunda?"

"Aneh apa nya? Bukan kah bagus? Jika jodoh itu datang tak boleh di tunda - tunda"

"Aneh aja bunda, Is tidak tahu umur nya berapa, wajah nya, siapa nama nya, bagaimana sifat nya dan masih banyak tentang wanita itu yang tidak Iskandar ketahui, dan juga mana ada wanita di jaman sekarang yang rela menikah dengan cepat, mereka pasti akan memilih karir mereka seperti Sheila"

"Yang Ibu tahu dari Ibu nya itu anak mereka terpelajar, Nama nya Lilis dan juga dia masih muda, lebih muda dari kamu berapa tahun"

"Itu lebih aneh lagi, emang nya dia nggak punya mimpi dan cita - cita? Sampai mau menikah di umur muda? Kerjaan nya apa coba?!"

Nama nya seperti orang desa banget sih?! Lilis? Apaan tuh?! Berasa kayak FTV siang yang peran utama nya punya nama Lilis dari desa, jangan bilang juga nih cewek kudet dan bikin malu?! Ya Allah cobaan ini kok datang nya gini amat sih?

"Nak, besok kedua keluarga akan saling bertemu, usahakan untuk pulang awal ya, kita akan makan malam bersama keluarga Lilis, Sekalian membicarakan masalah pernikahan"

Mata Iskandar menatap Bunda nya dengan rasa meminta pertolongan.

"Apa Iskandar tidak punya pilihan lain Bun?"

"Ayah kamu sudah berkehendak sayang, dan dia ingin sekali menjodohkan kamu dengan anak H. Imran itu, dan juga Bunda sangat ingin melihat wajah anak kamu secepatnya, Kamu kan tahu umur bunda sudah tidak lama lagi"

Bunda nya selalu mengucapkan umur nya yang tak lama lagi itu sejak di vonis dokter begitu, tahun kemarin. Rasanya berat bagi Iskandar untuk menolak dikala ini keinginan terakhir bunda nya yang tak punya banyak waktu lagi bersama nya. Apalagi sudah sejak lama bunda nya berjuang melawan penyakitnya. Ia akan jadi anak tak berbakti jika tega membiarkan bunda nya dalam rasa sedih di saat terakhir bunda nya bersama dirinya.

"Is, Akan coba pulang lebih awal besok" Ucap Iskandar akhirnya.

Setelah melihat keputusan dan tekad di mata anak nya itu, sang bunda membiarkan anak nya untuk berada dalam kesendirian nya kembali.

"Tega sekali kamu Shel!! Kamu lebih memilih pekerjaan itu ketimbang diriku! Apa dia bilang? Coba saja jodohkan? Kamu kira aku akan selama nya menjadi bodoh karena mencintai mu? Aku lelah Shel, ini kah sebab nya sejak tadi pagi dirimu tak bisa ku hubungi? Kejam sekali dirimu shel"

Iskandar hanya bisa berbicara sendiri sambil meluapkan emosi nya yang saat ini sedang bergejolak bersama rasa amarah yang ia rasakan. Semua tak berjalan seperti yang ia mau, dan semua mimpi serta kenangan nya dalam beberapa hari kandas karena perjodohan itu.

"Siapapun kau, Lilis Aku harap kau tidak akan membuat ku malu dengan wajah polos dan lugu mu itu!! Masih jaman kah menamai anak dengan nama Lilis? ku kira di kota metropolitan begini nggak ada lagi nama wanita seperti itu....Haahhhh.....Aku benar - benar lelah!!"

-bersambung-

Terpopuler

Comments

Kiray Kiray

Kiray Kiray

sedikit bngt thoor

2022-07-08

1

Who is My name?

Who is My name?

artinya si Sheila itu udh nggak cinta Is

2022-07-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!