Lilis berdandan dengan seadanya namun hati nya berdebar dengan kencang saat sadar akan menemui calon suami nya beserta calon mertua nya nanti.
"Mama! Baju ini bagus nggak?" Tanya Lilis dengan semangat.
"Anak mama itu, pakai baju apapun pasti bagus"
"Papa juga setuju, pakai aja yang biasa kamu pakai, kamu sudah bagus dengan gaya kamu yang biasa nak"
"Tapi Lilis kan mau tampil cantik di depan calon suami dan mertua Lilis"
"Kamu itu cantik kok" Ucap Mama dan Papa nya bersamaan.
.
.
.
Keluarga Lilis sudah tiba di sebuah restoran ternama, mereka terlebih dahulu sudah reservasi tempat agar mereka bisa bicara dengan leluasa bersama calon besan mereka.
"Nak, Ayo keluar"Ucap Ibu Lilis.
"Tapi Ma, benar Lilis udah cantik? Lilis takut nanti calon Lilis nggak suka"
"Kamu ini, lebih nggak enak lagi kalau calon mertua kamu udah sampai dan nungguin kita, Ayo keluar nak" Ucap H. Imran.
Lilis pun dengan rasa bimbang keluar dari mobil nya dan merapikan gaun nya. Lilis pun merasa banyak orang dan pelayan restoran yang terus menatap nya tanpa rasa segan.
"Ma, kenapa semua nya mandangin Lilis begitu ya?"
"Karena kamu cantik sayang" Ucap sang Ibu dengan sabar.
Lilis mengenakan Maxi dress bewarna coral dengan bordir bunga Lily bagian atas nya. Rambut Lilis yang bergelombang indah di tata rapi dengan jepitan rambut di kepala nya. Dengan sentuhan make up tipis dan lipstik matte menjadikan nya bersinar indah di antara pengunjung restoran malam itu.
"Nah itu dia ruangan nya"
H. Imran berhasil menemukan ruangan yang telah ia reservasi. Mereka bersyukur bahwa keluarga H. Abdul Qodir belum datang. Setidaknya mereka tak ingin membuat tamu mereka menunggu lama.
Tidak lama setelah mereka datang, datang lah keluarga calon mertua Lilis.
"Assalamu'alaikum" Ucap seseorang.
"Waalaikumsalam" Jawab semua nya.
"Saya Istri H. Abdul Qodir, nama saya marsinah dan Ini anak pertama saya Dinda dan yang lain nya adalah keponakan - keponakan Iskandar"
Marsinah yang menggunakan tongkat nya sambil di pandu dengan Dinda anak nya tersenyum sangat ramah.
"Maaf, tapi di mana H. Abdul Qodir dan Iskandar?" Tanya H. Imran.
"Mohon maaf sebelumnya, saat mau berangkat kesini, Suami saya tiba - tiba di panggil warga di dekat rumah, buat menyembuhkan orang lain yang terkena ilmu hitam, Kemungkinan jika selesai cepat suami saya akan segera menyusul, kalau Iskandar anak saya sedang ada rapat penting di perusahaan dan akan segera menyusul kesini"
Marsinah menjelaskan dengan sabar meskipun ia sangat merasa tak enak hati dengan besan nya itu.
"Mama dan Papa ini, ngobrol nya bisa nanti kan, Biarkan tamu kita duduk dulu kasian mereka masih berdiri saja seperti itu" Ucap Lilis dengan cepat sambil membantu marsinah duduk di kursi.
"Iya, kami lupa, maaf kan kami, Mari silahkan duduk" Ibu Lilis segera mempersilahkan yang lain nya untuk duduk.
Marsinah pun dengan pelan menggapai tangan Lilis dan menggenggam pelan tangan pucat Lilis.
"Jadi ini anak H. Abdul Qodir, Calon untuk Iskandar, Subhanallah Cantik sekali kamu nak" Ucap Marsinah dengan senyum lembut nya.
"Terimakasih..." Lilis bingung bagaimana memanggil calon mertua nya itu.
"Bunda, Kamu boleh memanggil saya Bunda, karena kamu sebentar lagi akan jadi Istri nya Iskandar"
"Iya, Terimakasih Bunda"
Marsinah lebih banyak berbincang - bincang dengan Ibu Lilis dan Lilis sedangkan H. Imran menemani keponakan Iskandar dan bercerita mengenai perjodohan itu. Alhamdulillah kedua keluarga mencapai kesepakatan dan sudah berhasil menentukan tanggal terbaik yaitu Minggu depan pada hari Minggu terakhir pada bulan ini.
"Hmm.....Mar, saya mau tanya kapan ya Iskandar bisa kesini, saya takut mau dekat hari nya Iskandar berubah fikiran, jadi lebih baik mereka bertemu langsung dulu"
"Sebentar, saya hubungi dulu Iskandar nya"
Marsinah mengambil handphone nya dan menelfon anak nya...
"Assalamu'alaikum Is, Bunda sudah bertemu calon mertua kamu dan Calon Istri kamu, Kapan kamu bisa kesini?"
"Maaf Bunda, Bukan nya Is sengaja...Tapi.... Rapat dengan Investor Is nih belum selesai juga, malah masih menunggu Investor Is datang sekarang ini, kata nya Investor Is terlambat datang karena terjebak macet, Iskandar sangat minta maaf sama bunda akan hal ini"
"Bunda paham, tapi bunda tak nyaman dengan calon mertua kamu"
"Coba Bunda Speaker handphone bunda biar kita berkenalan lewat telfon saja, sekalian juga Is bisa dengar suara calon Is"
"Baiklah" Bunda nya pun segera mengubah mode handphone menjadi Speaker call.
"Assalamu'alaikum saya Iskandar" Ucap Is dengan nada lantang.
"Waalaikumsalam Nak, Kamu bisa panggil mertua kamu dengan Mama dan Papa ya, Apa kamu setuju jika pernikahan ini di serahkan persetujuan nya pada Bunda mu? karena Ayah mu juga tidak bisa hadir" Tanya H. Imran.
"Insyaallah Pa, Is setuju - setuju saja. Is serahkan semua nya kepada Bunda dan Kakak saya Dinda"
"Alhamdulillah kalau begitu semua nya beres, Kamu ingin bicara dengan Lilis calon mu?"
"Boleh Pa"
Ada rasa gugup dari suara yang Iskandar perdengarkan. Lilis pun mempersiapkan hati nya.
"Assalamu'alaikum Lilis, saya Iskandar Calon Suami Anda"
Suara rendah yang Iskandar lontar kan itu membuat ribuan bunyi gemuruh di hati Lilis. Lilis bersyukur hanya ia yang bisa mendengar bunyi keras di hati nya itu.
"Waalaikumsalam Abang, Ini Lilis, Salam kenal Abang"
Iskandar terkejut, bagaimana bisa seorang wanita desa memiliki suara indah seperti penyanyi itu. Anehnya panggilan Abang itu, Iskandar tidak membencinya malah ia menikmati panggilan itu.
Sadarlah Iskandar dia itu hanya wanita desa yang pasti nya tidak secantik itu meski suara nya cantik. Semoga dia tidak akan mempermalukan diriku di hari pernikahan nanti.
"Salam kenal Lilis, Ini nomor handphone saya, silahkan simpan nomor ini, nanti kalau ada masalah dan ingin bertanya mengenai pernikahan ini, hubungi saja saya, Saya akan berusaha untuk membalas nya"
"Baik Abang, Lilis dengar Abang ada rapat dengan Investor jam segini?"
"Iya benar"
"kalau begitu Abang sudah makan?"
"Belum, Abang masih banyak menunggu investor Abang"
Oh Tuhan!! Kenapa aku membiarkan Panggilan abang itu keluar dari mulut ku, ini sama saja membiarkan Lilis menang!!
"Kalau begitu, Jika ada kiriman makanan ke tempat Abang sekarang, apa Abang bisa makan?"
"Sekarang? Mungkin makan sedikit bisa"
"Baiklah, Abang selamat makan ya, Lilis sudah kirimkan makanan dari restoran ini ke kantor Abang, Jangan lupa di makan ya Abang 😘"
Cara Lilis berbicara dengan genit kepada Iskandar membuat Iskandar bergidik ngeri. Kenapa Lilis bisa begitu santai terhadap nya.
*Kenapa Calon Istri ku seperti ini?
-bersambung*-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments