Di sebuah rumah yang damai, terdengar alunan musik yang lembut. Suara dari Piano yang seolah menyambut pagi dengan riang diikuti oleh nyanyian burung dan hangat nya mentari pagi.
"Lis! Sayang! Kamu lagi - lagi dapat pinangan nih" Ucap sang Ibu dari ruang tamu.
Ibu nya sedang memilah - milih surat - surat lamaran untuk anak nya. Sang Ibu menikmati pagi nya bersama putri nya yang pandai bermain piano itu.
"Seperti nya anak kamu mengabaikan mu lagi" Ucap H. Imran
Lis hanya tersenyum mendengar celotehan kecil orang tua nya.
"Nak! Kamu dengar Mama nggak? Lihat ini, semenjak Papa kamu mengumumkan mencari menantu untuk kamu, banyak sekali surat - surat ini datang, belum lagi yang bertamu ke sini dan mengirimkan semua itu"
Ibu nya menunjuk ke arah tumpukan kado di atas meja di hadapan Lis itu.
"Ma, Lis belum ada niat untuk menikah, Lis masih menunggu...." Jawab Lis dengan tersenyum.
"Lis, kami ini ingin melihat kamu menikah sayang, dari pada kamu di rumah terus, tidak bekerja tidak kemanapun, jadi kamu pilih saja kamu mau menikah atau bekerja?"
"Tante Kayak nya Kak Lilis perlu udara segar deh" Ucap sepupu Lilis yang baru saja bergabung bersama mereka.
"Bagus lah Lidia, kamu boleh ajak kakak kamu itu pergi dari pada seharian memainkan piano itu, Om sudah sakit kepala tiap kali mendengar nya seharian bermain piano"
"Ayo kak kita pergi".
Lilis masih enggan untuk bangkit, namun Lidia menarik Lilis untuk bangun dari duduk nya dan membawa nya masuk ke dalam mobil.
Butuh cukup lama mereka mengendarai mobil hingga akhirnya sampai di suatu pantai. Lilis sudah lama tidak merasakan pemandangan pantai yang begitu menakjubkan dan suara ombak yang bergemuruh.
"Kak pakai dulu nih Sunblock dan topi nya, Lidia nggak mau kak Lis pingsan ya"
"Kamu ini ada - ada aja"
Saat asyik menikmati air kelapa muda sambil memandangi pantai dengan seksama. Mereka berdua dikejut kan dengan perkelahian sepasang kekasih yang tepat di hadapan mereka bertengkar dengan suara besar.
"Sudah ku katakan jika hanya ingin mengajak ku menikah jangan pernah temui aku! Apa sulit sekali bagimu untuk paham Iskandar?!!" Pekik wanita itu.
"This is Last Shel, Please Marry Me...."
"Buang saja cincin itu, Aku tidak akan pernah menikah sampai aku siap"
Sang wanita dengan angkuh nya pergi meninggalkan si Pria. Saat itu lah sang pria dengan semua rasa frustasinya membuang cincin itu ke arah laut. Setelah itu, sang pria pun pergi dari pandangan Lis dan Lidia.
"Kasihan sekali ya si pria, wanita itu tidak tahu seberapa besar cinta sang pria untuk nya" Ucap Lilis.
"Kak, mungkin mereka belum berjodoh, siap atau tidak nya menikah itu pilihan, bukan alasan" Jawab Lidia dengan bijak.
"Kamu benar sekali Lidia"
.
.
.
Setelah asyik bermain di pantai akhirnya Lidia dan Lis pun pulang ke rumah. Dengan mengucapkan salam dengan nada bahagia Lis pun masuk ke dalam rumah.
"Assalamu'alaikum Ma! Pa!"
"Waalaikumsalam Nak"
"Bagaimana Pantai? Kamu senang?" Tanya H. Imran
"Sangat Papa, Lis senang sekali"
"Baguslah" Jawab Ibu nya.
"Iya Nyonya Erlina, Lilis sangaaat bahagia sampai tidak perlu semua pinangan itu" Jawab Lilis dengan tersenyum manja.
Ibu nya hanya menggeleng - geleng kan kepala nya sambil menjejerkan foto - foto calon suami anak nya. Foto itu dikirim bersama surat pinangan yang sampai di rumah.
"Ini ada satu lagi, anak dari teman pengajian saya, Anak dari H. Abdul Qodir, Keluarga yang terkanal alim dan agama nya bagus serta anak nya cukup mapan, pekerjaan nya adalah CEO" Jelas H. Imran
"CEO di mana Pa? Mungkin anak kita berminat, soal nya belum ada kan CEO yang melamar anak kita, dia mau melamar anak kita?"
"Setahu Papa sih anak nya bekerja di perusahaan Properti dan sejenak, yang pasti H. Abdul Qodir ingin segera anak nya menikah soal nya Istri nya sudah sakit - sakitan dan umur nya sudah tidak lama lagi kata nya"
Lilis hanya mengangguk tak tertarik, karena bagi nya pernikahan itu adalah soal hati dan perasaan.
Ibu nya pun mulai melihat foto anak dari H. Abdul Qodir itu.
"Wajah nya lumayan Pa, wajah nya cukup tampan dan serasi dengan anak kita, Alhamdulillah kalau bisa berjodoh apalagi kita juga sudah kenal dengan keluarga nya"
"Iya Ma, Keluarga nya bagus"
"Coba kamu lihat dulu Lis, lihat foto nya dulu"
"Nggak ah Ma, Lilis nggak tertarik"
"Belum juga lihat nak, Coba Lihat dulu" Bujuk H.Imran
Linda memperhatikan foto yang Tante nya pegang itu dan tiba - tiba tersadar.
"Kakak coba lihat dulu, Linda yakin kakak nggak akan menolak" Ucap Linda dengan yakin.
Lilis pun memaksakan mata nya untuk melihat dan mata nya terpana. Dalam tiga detik, mata nya terpana cukup lama.
"Siapa nama nya Ma?" Tanya Lilis.
"Nama nya Muhammad Iskandar anak dari H. Abdul Qodir"
Lilis terdiam cukup lama sambil memperhatikan foto di hadapan nya dengan wajah serius.
"Ma, jika kesempatan untuk menikah itu sudah ada di depan mata, kita tidak boleh menunda - nunda nya kan?"
"Benar sayang, mungkin ini jalan terbaik untuk kamu" Jawab sang Ibu.
"Kalau begitu, Ma...Pa....Tolong sampaikan dengan H. Abdul Qodir bahwa Lilis menerima lamaran ini dengan sepenuh hati, tapi sebelum itu tolong pastikan bahwa dari pihak yang bersangkutan juga bersedia atas pernikahan ini"
"Baik sayang, tentu saja" Ibu nya terdengar sangat bahagia.
"Alhamdulillah" Ucap H. Imran dengan penuh Syukur kepada Allah.
.
.
.
Malam itu pengajian di Masjid Al-Falah berjalan dengan penuh syukur seperti biasa nya. Setelah H. Abdul Qodir selesai menyampaikan dakwah dan Ilmu nya, H. Imran pun menghampiri H. Abdul Qodir dengan wajah senang.
"Assalamu'alaikum H. Qodir"
"Waalaikumsalam H. Imran, Bagaimana? Apakah anak anda menerima lamaran nya?"
"Alhamdulillah anak saya bersedia tapi sebelum itu anak saya meminta kepastian lagi dari anak anda, apakah sungguh bersedia atas pernikahan ini, anak saya sendiri pun tak keberatan jika pernikahan dilakukan dengan cepat mengingat ini permintaan istri anda"
"Tenang saja H. Imran, anak saya pasti bersedia dan ini memanglah permintaan bunda nya. Tapi akan saya tanya lagi lah dengan anak lelaki saya itu, Kalau semua sudah saling setuju bisa kita tetapkan tanggal dan tempat nya, karena sesuatu yang baik itu tak boleh di tunda - tunda"
"Benar sekali, semoga anak kita memang berjodoh dan bisa membangun pernikahan atas dasar agama yang telah mereka terima"
"Amiinnnn"
-bersambung-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Who is My name?
masih lanjut
2022-07-08
1
Lisa Haruna(Izin hiatus guys)
semangat terus thor
2022-07-04
2