Nama nya Muhammad Iskandar, Anak pertama dari pasangan H. Abdul Qodir dan Marsinah. Sebagai anak pertama laki - laki dan sekaligus laki - laki satu - satu nya dari penerus H. Abdul Qodir, Iskandar selalu di manjakan sekaligus di didik dalam tekanan yang besar. Apalagi di umur nya yang sudah menginjak dua puluh tujuh tahun ini, Sang Ayah ingin anak nya segera menikah dan memiliki penerus laki laki.
H. Abdul Qodir sangat terobsesi dengan nama nya anak laki - laki. Pikiran nya yang masih tradisional menganggap anak laki - laki lebih baik dan tinggi derajatnya dari anak perempuan. Bahkan cucu perempuan nya sendiri selalu ia abaikan karena menganggap perempuan tidak lebih baik dari laki laki.
"Is mana perempuan tu? Sudah kau lamar dia? Kata nya kau cinta dengan perempuan tu? Cepat lah lamar! Buat apa lagi lama - lama menjalin hubungan, kalian sudah lima tahun lebih bersama tapi belum siap menikah sampai sekarang?"
"Ayah kan tahu sendiri, Sheila itu sangat mencintai karir nya dia masih sibuk lah yah, pulang pergi keluar kota urusan bisnis nya" Jawab Iskandar.
"Tapi nak Bunda juga sekarang sudah tua lagi, umur Bunda tidak banyak, sekarang juga sakit - sakitan, menikah itu hal baik jangan di tunda - tunda, mumpung Bunda masih disini masih bisa melihat kamu menikah"
"Bunda nih, jangan lah bicara begitu, Tahun kemarin Is, udah coba ngomongin pernikahan dengan Sheila tapi....dia masih belum siap, sekarang pun sepertinya masih"
Dalam didikan keras sang ayah, hanya bunda nya lah yang paling menyayangi anak - anak nya dengan penuh kasih dan pengertian.
"Ayah tidak mau tahu! Kamu itu anak laki - laki pertama! Sudah mapan dan cukup umur! tidak usah di tunda - tunda! Bilang kan Sheila itu, jika dia masih belum siap juga, tak perlu mimpi buat menikah dengan mu lagi !! Biar ayah yang Carikan jodoh buat Is" Ucap Ayah nya dengan tegas.
"Ayah, jangan paksakan Is seperti Ayah memaksa Dinda untuk menikahi duda ya! Ayah tolong fikir kan juga perasaan saya!"
Seumur hidup baru kali ini Iskandar meninggikan suara nya di hadapan sang Ayah. Sang Bunda pun ikut terkejut melihat hal itu. Adik Iskandar, Dinda dipaksa sang ayah menikahi seorang duda yang tak mereka kenal. Bahkan untuk si bungsu calon lelaki pun sudah disiapkan tinggal menunggu tanggal saja.
"Ayah tak pernah ajarkan kamu untuk meninggikan suara dengan orang tua! Kamu tuh beragama! Sudah baik Ayah memberikan izin kamu menjalani hubungan dengan Sheila meski kamu sendiri tahukan tidak ada namanya pacaran dalam agama kita?"
Iskandar terdiam meski hati nya ingin memberontak. Ia tak pernah diajarkan untuk melawan orang tua dan ia sendiri pun tahu betapa susah payah nya kedua orang tua nya membesar kan nya dan menyekolahkan tinggi dirinya.
"Nak, Bunda sama Ayah tak pernah meminta sesuatu dengan kamu, kamu tahu itu kan? Tapi Bunda nih rasa umur Bunda tak lama lagi karena itu bunda mohon dengan sangat kamu bicarakan dengan Sheila ya"
"Baik Bunda"
.
.
.
.
Pada suatu Malam.....
Iskandar duduk di sebuah tempat makan di pinggir jalan sambil melihat handphone nya. Terlihat dia sedang menunggu seseorang saat itu.
Dari jauh seorang wanita dengan sepatu high heels nya berjalan. Wanita itu sangat seksi, berpakaian kebarat - baratan dan memakai make up tebal. Wanita itu berjalan ke arah Iskandar dan menatap nya dengan tajam.
"Kau ajak aku kesini nih buat apa?!" Ucap nya dengan kesal.
"Shel, bisa nggak duduk dulu?" Pinta Iskandar.
"Kau lihat lah tempat nih, Aku dah dandan cantik - cantik kau ajak aku makan di tempat gini? Cobe lah dah ku bilang aku nggak suka makan di tempat kumuh dan panas kayak gini! Tak paham - paham!!"
"Udah sebulan kita tidak bertemu, cuma itu yang bisa kau ucapkan padaku? Shel kapan sih kau bisa mengerti diriku sekali saja?!"
Dengan berat hati Akhirnya Sheila pun duduk di hadapan Iskandar. Sheila tidak berani makan dan hanya memperhatikan Iskandar makan. Tapi Sheila tahu bahwa saat ini Iskandar ingin bicara serius dengan dirinya.
Setelah mereka makan, Iskandar membawa Sheila ke sebuah taman untuk melihat pemandangan malam dan berbicara tentang masa depan mereka namun Sheila lagi - lagi kesal.
"Kenapa nih tiba - tiba?! Aku kan udah bilang belum siap, dan lagi aku masih marah masalah tadi ya! Kalau kamu nggak beli kan aku tas yang ku mau nggak usah hubungi aku lagi"
Sheila selalu meminta hadiah tiap ia kesal kepada Iskandar dan rasa kesal nya itu sudah seperti makan Iskandar tiap hari.
"Shel, Ayo kita menikah, Aku akan berikan kamu waktu tapi kalau bisa sampai tahun ini kita udah harus menikah, ini permintaan Ayah dan Bunda ku, Kalau kamu bersedia Ayo temui orang tua ku, kita habiskan masa - masa...."
"Is! Anda nih tak bisa paham kah? Saya nih cinta kerjaan saya, karir saya! Lihat lah perangai orang tua mu itu, mereka pasti ingin saya mengabdikan diri saya kepada mu, Jangan bicarakan ini lagi! Saya muak lihat kamu!"
Sheila langsung pergi setelah mengatakan hal itu kepada Iskandar. Cincin yang sejak tadi ada di saku nya terasa sangat menyakitkan ketika ia lihat. Sheila merampas mimpi nya tanpa wanita itu sadari.
"Tega sekali kau Shel" Lirik Iskandar.
Tanpa tahu bahwa Ayah Iskandar telah menemukan calon untuk anak nya, Sheila lebih memilih cinta nya pada pekerjaan ketimbang cinta nya pada Iskandar. Atas desakan sang Ayah lah Iskandar melamar Sheila, jika Sheila tidak mau maka Iskandar harus menikahi anak teman Ayah nya. Tanpa mendengar penjelasan Iskandar Sheila pergi begitu saja.
Di Rumah....
"Bagaimana? Kamu berhasil melamar Sheila?" Tanya Bunda Iskandar.
"Tidak bunda, Sheila masih mencintai pekerjaan nya" Jawab Iskandar dengan berat.
"Wanita apa yang sudah lima tahun lebih menjalin hubungan tapi belum siap - siap, Sudah Ayah tidak perduli, jangan kamu urus lagi wanita itu, ini kesempatan terakhir yang Ayah berikan pada nya tapi dia tidak mau, dia juga tidak pernah berkunjung ke rumah Ki bertatap muka dengan kita, Ayah sudah bicara dengan teman ayah"
"Maksudnya H. Imran, teman pengajian Ayah di Mushola itu" Jelas sang bunda.
Iskandar memasang wajah heran, apa hubungannya masalah ini dengan H. Imran.
"Ayah sudah bilang ke dia bahwa Ayah akan melamar anak nya untuk Iskandar. Kebetulan H. Imran itu sedang mencari suami untuk anak perempuan nya, sudah mengantri orang yang melamar anak nya, kata nya sih sangat cantik dan pintar anak nya H. Imran itu"
"Tapi Ayah, bagaimana saya bisa menikahi wanita yang tidak saya kenal dan tidak saya cintai?"
"Nanti kalau sudah jadi suami istri tu kenal lah dah, Cinta tu bisa tumbuh kalau udah kenal, jangan nak harapkan cinta yang tak mau diharapkan itu! Putuskan segera hubungan kamu dengan Sheila!! Paham!!"
-bersambung-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Who is My name?
wah bapak nya suka maksa
2022-07-08
3