Tiara dan Reno telah sampai di depan ruang OSIS. Baru masuk ruangan, Tiara dan Reno di kagetkan dengan suara Dila. Tentu saja hal itu membuat keduanya terkejut.
"Heh Tiara, lo kok bisa sih ngilangin dokumen penting buat acara besok?" Dila bertanya dengan marahnya.
"Itu kan tanggung jawab lo, bisa-bisanya nggak becus!" imbuh Dila.
"Udah ... udah ... apaan sih kamu Dil? Dari pada ribut mending cari solusi!" ucap Reno dengan nada sedikit tinggi.
Dila hanya melotot ke arah Reno, tanpa menjawab ucapan Reno. Dila ingin mendengar reaksi dari Tiara setelah ia maki.
"Kok bisa? Padahal kemarin aku taruh di sini, di atas meja," kata Tiara sambil menyentuh permukaan meja. Hal yang dikhawatirkan Tiara benar-benar terjadi.
"Mana gue tau," jawab Dila masih dengan mulut pedasnya.
"Yaudah, nanti aku print out lagi ya, aku masih ada berkas nya di flasdisk." Tiara mencoba menenangkan suasana.
"Terserah!" Dila berlalu hendak meninggalkan ruang OSIS. Tetapi, tiba-tiba dia menghentikan langkahnya.
"Lain kali jangan diulangi lagi! Awas lo!" Dila mengomel lagi dan keluar dari ruang OSIS.
...***...
Dila menggerutu sendiri, lalu menuju ke kantin menghampiri temannya. Dila merasa jika rencananya tidak berjalan mulus, Dila pun ingin mencari cara lain untuk menghancurkan Tiara.
"Eh lo kenapa Dil, cemberut gitu?" tanya Gita, teman Dila.
"Gue lagi sebel," jawab Dila tanpa menoleh ke arah Gita.
"Kenapa? Lo kalau lagi emosi ke kamar mandi sana, biar adem. Ha ... ha ... ha ...," celoteh Gita yang membuat Dila tambah emosi.
"Lo tu ya, temen lagi emosi itu di hibur biar adem lagi, ini malah bikin tambah emosi!" Dila langsung ngomel pada Gita.
"Yaudah sini, ada apa Dila sayang ... kok emosi gitu? Cerita, sini." Gita langsung mengubah nada bicara nya, tak mau teman nya bertambah murka.
"Gini ... gue tu sengaja ambil dokumen penting buat acara sekolah, dan yang tanggung jawab berkas itu Tiara," ucap Dila. Belum selesai Dila bicara, Gita sudah memotong.
"Lalu?" tanya Gita dengan polosnya.
"Eh, dengerin dulu dong ... main motong pembicaraan aja, bikin tambah kesel." Dila kembali cemberut.
"Ok ... ok ... maaf ya," kata Gita sambil merangkul bahu Dila.
"Harapan gue kalau dokumen itu ilang, Tiara bakal kena marah. Eh, malah dia masih punya salinan nya di flasdisk.Gagal deh kena marah si Tiara itu." Dila kembali emosi.
"Lagian lo tu kenapa sih cari gara-gara terus sama Tiara? Kasian tau," Gita menjawab sambil memakan camilan yang di beli di kantin, dia tidak memikirkan efek dari perkataannya itu. Mendengar omongan Gita, Dila langsung memukul kepala Gita dengan tangannya.
"Auuu ... sakit Dil, lo tu teman macam apa? nyiksa gitu?" Gita merengek kesakitan.
" Pelan juga ... maaf deh ..., lagian lo kan tau si Tiara itu saingan gue dari jaman SMP. Gue pengen jadi yang nomer satu di sekolah dalam hal apapun! Gak boleh kalah sama dia," ucap Dila masih dengan emosinya.
"Ya, okelah ... boleh lo bersaing sama dia, tapi dengan cara yang sehat dong," jawab Gita. Jawaban Gita tak memuaskan hati Dila.
"Ah udah ah, gue ke kelas dulu." Dila berlalu meninggalkan Gita.
"He em ... ati-ati ya, jangan sampai nabrak tembok karena emosi!"
Gita cekikikan sendiri. Dila hanya menoleh sekilas pada Gita, lalu pergi meninggalkannya.
"Dil ... Dil ... lo tu ya, udah cantik ... pinter ... anak orang kaya ....Eh, masih aja iri sama Tiara." Gita berbicara sendiri.
Ya, walaupun Dila benci sama Tiara. Namun, Gita tak ikut-ikutan membenci Tiara. Bagi Gita, Tiara anak yang baik dan berprestasi, tidak mungkin baginya untuk membenci Tiara.
"PR gue bikin Dila baikan sama Tiara, dan gak jahilin Tiara lagi." Gita bermonolog lagi, lalu pergi meninggalkan kantin.
...***...
Setelah Tiara print out ulang berkas nya, Tiara menitipkan sementara dokumen itu ke Reno. Tiara takut jika dokumennya akan hilang kembali.
"Kak, aku titip ini dulu ke Kak Reno. Aku takut kalau ilang lagi." Tiara menyodorkan dokumen itu ke tangan Reno.
"Ya ... tapi kamu gak usah pikirin omongan pedes si Dila. Dia tu emang omongannya pedes kayak cabe." Reno mencoba menghibur Tiara.
"Iya, Kak." Tiara tersenyum mendengar perkataan Reno.
"Kak ,aku balik ke kelas dulu ya ... udah mau masuk nih," Tiara pamit ke Reno.
"Ok ... aku juga mau balik ke kelas juga nih ... bye." Reno melambaikan tangan, lalu meninggalkan Tiara.
Reno menuju ke kelas nya, kelas Xl IPA 1.
Reno merupakan kakak kelas Tiara. Kelas Tiara dan Reno tak searah. Jadi, mereka berjalan berlawanan arah.
Reno kembali mengingat perasaannya pada Tiara. Tapi, Reno berusaha membuang pikiran itu. Karena Reno tau Tiara tidak mau berpacaran, Tiara mau fokus sekolah. Terlebih lagi Tiara pernah bilang kalau tidak mau berpacaran, tapi ingin langsung menikah dengan calon suaminya kelak.
Mengingat hal itu Reno menjadi sedih. Tapi, sekarang hal yang ingin dia ingin kan adalah tetap dekat dengan Tiara walaupun itu sebatas teman.
...***...
Reno telah sampai di kelasnya. Lalu, dia mengikuti pelajaran pertama di kelasnya itu. Reno menyimak penjelasan yang guru sampaikan. Dia memaksakan matanya untuk tetap fokus, padahal dia sedang mengantuk.
Teng ... teng ... teng .... lonceng berbunyi, menandakan waktu istirahat telah tiba.
"Ren ... yuk ke kantin!" ajak Riko, teman sebangku Reno.
"Ah males, lo aja sendiri, ngantuk gue." Reno bicara dengan Riko, dengan posisi kepala tidur di atas meja.
"Ah dasar lo, kebo!" Riko langsung lari, takut dapat bogem dari Reno.
Reno tak menghiraukan perkataan Riko, lalu tidur kembali. Reno mengantuk karena semalam tidur larut, mengerjakan tugas sekolah. Reno adalah siswa berprestasi di sekolahnya, dia sering mewakili sekolah untuk lomba antar sekolah,pernah juga antar kota.
...***...
Di sisi lain.Tiara telah berlalu meninggalkan kelas nya X5, lalu menghampiri Chika di X4. Tiara mencari keberadaan Tiara didalam kelas X4.
"Tiara ... sini ... sini ..., ku kira kamu lupa mau bantu aku mecahin soal matematika ini." Chika menghampiri Tiara dengan gembira.
Enggak lah, aku kan enggak pikun." Tiara langsung duduk di samping tempat duduk Chika.
"Eh, tapi aku laper. Bentar ya, kamu tunggu sini. Aku mau beli makanan di kantin, nanti kita makan bareng di sini," pinta Chika.
"Ya ... okelah," jawab Tiara.
Sambil menunggu Chika, Tiara mulai mempelajari soal matematika yang Chika tanyakan kepada nya. Setelah beberapa saat, Chika pun kembali.
"Nih, kita makan bareng dulu roti nya. Biar gak laper, nanti kalau laper bisa pingsan lagi ... repotkan?" Chika menyodorkan roti ke Tiara.
"Makasih ya." Tiara mengambil roti itu sambil tersenyum.
Setelah selesai makan, mereka melanjutkan belajarnya. Chika menyimak penjelasan pemecahan soal tugas matematika nya. Teng ... teng ... teng ... lonceng berbunyi kembali, menandakan berakhirnya waktu istirahat.
"Waktu istirahat udah selesai nih, aku balik ke kelas aku dulu ya, bye." Tiara berlalu meninggalkan Chika.
"Ok, makasih ya bantuannya, bye." Chika melambaikan tangannya.
Tiara hanya mengacungkan ibu jarinya ke Chika, lalu keluar kelas X4. Tiara berjalan menuju kelasnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Dani irwandi
mampir jga ya thor udh aku favoritin, salam kenal
2022-09-24
0
Dewi
Eh maksudnya ngademin diri hmm
2022-08-25
1
Dhaken
aku mampir thor
2022-08-25
1