Bab 1

1 bulan sebelumnya

Seorang gadis membuka tutup panci. Dengan telaten dia mengambil bolu kukus yang sudah merekah diganti dengan cetakan adonan yang masih basah. Lalu menutup nya kembali. Gadis itu adalah Paris Celynia.

"pagi kembaran.." sapa seorang perempuan yang baru keluar dari kamarnya. Dengan baju khas anak kantoran.

"pagi Selli.." Paris tersenyum. Lalu menyiapkan 2 piring yang di isi nasi goreng dan telur mata sapi diatas nya.

Mereka tidak kembar ya. Bahkan tidak ada hubungan darah. Hanya memiliki potongan nama yang sama. Tapi mereka bersahabat bagai keluarga. Dan sahabat Paris bernama Selliyana putri.

Mereka tinggal bersama dengan mengontrak rumah sederhana untuk ditinggali berdua saja. Mereka berteman sejak Paris diangkat anak oleh keluarga Alfaris. Keluarga Selli dan keluarga angkat Paris ini tetanggaan.

Keluarga Alfaris mengadopsi Paris dari panti asuhan. Dan dulu saat masih dipanti namanya adalah Selly dan semenjak diadopsi, orang tua angkatnya mengganti namanya.

Paris meletakkan nasi goreng di meja makan. Mereka pun duduk saling berseberangan.

"untuk apa bolu sebanyak itu?" tanya Selli menatap kearah bolu yang tersusun rapi didapur.

"aku akan mengunjungi bunda hari ini. Sudah lama aku tidak datang kesana." jawab Paris.

Yang dimaksud bunda adalah pengasuh di panti Asuhan tempat Paris dulu menghabiskan masa kecilnya.

"aku ingin ikut andai aku tidak lembur hari ini. Ini melelahkan." ucap Selli sambil menyendok nasi goreng dan memasukkannya ke mulutnya sendiri.

"si bos benar-benar berhasil membuat ku membenci jabatanku." lanjut Selli dengan mulut penuh nasi goreng.

Paris tersenyum dengan candaan Selli. Tentu saja Paris tau kalau Selli tidak serius dengan ucapannya. Siapa yang tidak senang kalau jadi sekretaris direktur. Itu impian Selli sejak lulus kuliah. Selli hanya kesal, karena jadi sekretaris Petinggi perusahaan kadang melelahkan. Seperti hari sabtu ini, disaat semua karyawan biasa seperti Paris libur, dia malah harus masuk kerja. Paris dan Selli bekerja di perusahaan yang sama yaitu di MC Corp. Perusahaan yang bergerak dalam bidang makanan.

Paris ikut memakan nasi goreng buatan nya.

"gak sekalian benci si bos?" canda Paris.

"Hmmmm..." Selli geleng-geleng. "untung si bos Ganteng."

"gak da rencana nih macarin bos ganteng?" tanya Paris.

"nggak lah. Aku masih sayang pekerjaan ku." jawab Selli mengingat banyak sekali cewek yang menyukai sang direktur. Bahkan ada yang terang-terangan datang kekantor dan ditolak mentah-mentah sama si bos. Selli tentu tahu karena tugasnya sebagai sekretaris merangkap jadi tukang usir cewek penggoda yang tidak tahu malu.

"sebenarnya pak Theo suka perempuan gak sih?" tanya Paris penasaran mengingat banyak gosip yang beredar di divisi nya.

" Maksud kamu gay?" tanya Selli.

Dan Paris hanya mengangkat bahunya pura-pura tidak mengerti.

"kemakan gosip kamu. Pak Theo itu cuma patah hati. Dan kamu tahu? yang bikin patah hati itu ada 2 cewek. Itu sih yang aku tau" jelas Selly

"oh ya? Pantesan kayak anti banget sama perempuan." Paris manggut-manggut.

Paris beranjak dari duduk nya untuk mengangkat bolu yang sudah matang.

"kamu mau bolunya buat bekal?"

Selli menganggukkan kepalanya.

"siapa yang tidak sakit hati ditinggal 2 kali oleh orang yang dicintainya?."

"kok bisa sih? Padahal pak Theo kan calon suami idaman. Udah ganteng, pinter, kaya lagi. So perfect." ucap Paris lalu kembali duduk.

"emang kamu mau sama pak Theo?" tanya Selli.

"Mau. Tapi pak Theo nya yang gak mau sama aku. Ha.. Ha.. Ha.." jawab Paris asal.

"Mau ku comblangin? Siapa tahu nyantol." canda Selli

"ih gak lah.. Beda kasta euy. Tau diri aku" jawab Paris.

"belum maju udah mundur ajha." Selli melirik jam di tangan kirinya.

"eh udah lah. Berangkat dulu aku. Makasih ya. Nasi goreng nya enak seperti biasa." puji Selli.

Paris tersenyum dan menyerahkan paper bag berisi bolu kukus buatan nya kepada Selli.

Selli menerimanya dan menghirup aroma paper bag itu.

"hmmm... Sweet... Pagi-pagi sudah dapat dessert." Selli tersenyum. Kemudian pamit berangkat kerja.

Paris kemudian mandi dan siap-siap untuk pergi ke panti asuhan.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menit menggunakan taksi, Paris akhirnya sampai ditempat tujuan. Dia menentang 2 plastik besar masing-masing ditangan kanan dan kirinya.

Anak-anak yang melihat kedatangan Paris pun menghampiri nya. Paris berhenti didepan pintu masuk Panti.

"kamu kak Paris kan?" tanya salah seorang anak ragu-ragu.

Paris tersenyum dan mengangguk tidak menyangka masih ada yang mengingat nya. Padahal sudah beberapa bulan dia tidak datang.

"apa yang kakak bawa?" anak lainnya menyahut sambil tangannya mencoba membuka plastik yang dipegang Paris.

"wah.. Roti."

Yang lainnya ikut mengintip ke arah plastik.

"itu bolu."

"apa ini manis, boleh aku minta?" tanya yang lainnya lagi.

"aku juga mau.." teriak yang lainnya hampir bersamaan.

"tentu. Semua nya boleh mengambilnya." Paris meletakkan plastik itu lalu membukanya.

"ambil secukupnya yaa.. Sisa kan untuk bunda dan kakak-kakak yang belum pulang sekolah." ujar Paris.

Semuanya bersorak lalu berebut mengambil ada yang 1, 2, bahkan 3. Tapi dibiarkan oleh Paris. Setelah itu mereka pergi setelah mendapatkan bolu.

Seorang laki-laki paruh baya yang bertugas mengawasi anak-anak yang bermain diluar menghampiri Paris.

" pak danu apa kabar" sapa Paris.

"baik. Mau bertemu bunda?" tanya pak Danu. Paris mengangguk.

"Langsung masuk saja ya.. Maaf bapak tidak bisa mengantar, saya tidak bisa meninggalkan anak-anak tanpa pengawasan." pak Danu melanjutkan.

"iya pak. Tidak apa-apa." Paris lalu masuk kedalam.

Ia melihat bunda bersama seorang wanita paruh baya berkulit putih dengan wajah blasteran yang sudah mulai berkeriput sedang duduk diruang tamu panti. Paris pun menyalami keduanya.

Melihat tamu belum disuguhkan minuman Paris pun minta izin bunda untuk membuatkan minuman.

Paris masuk kedalam dapur dan kembali ke ruang tamu dengan membawa minuman dan bolu yang dibawanya tadi. Paris juga ikut duduk disamping bunda. Mereka berbincang-bincang seperlunya. Dan dari situ, paris tau nama tamu wanita itu adalah Sarah. Beliau adalah donatur di panti ini.

"bolunya sangat enak. Manisnya pas dilidahku. Bagaimana caramu membuatnya? Boleh minta resep nya?" bu Sarah memuji.

Bunda tersenyum ikut bangga. Dia tahu masakan Paris tidak pernah mengecewakan.

Paris tersenyum.

"tentu. Aku sudah mencantumkan resep nya di blog ku. Anda bisa mengunjungi website ku untuk melihat resep nya."

"ohh yaa.. Kamu punya blog? Apa nama websitenya?" bu Sarah menyerahkan handphone nya kepada Paris.

Setelah menulis alamat website nya, Paris menyerahkan kembali handphone itu pada pemiliknya.

"wah banyak sekali resep yang kau tulis disini." bu Sarah terpana sambil menatap handphone nya.

"wow, ini lava cake yang besar."

"ohh itu aku membuatkannya untuk temanku saat ulang tahun. Jadi butuh yang besar saat pesta." Paris menjelaskan.

"mengagumkan. Sayangnya aku tidak bisa masak tapi mungkin aku akan meminta suamiku membuatkannya untukku. Dia sangat pandai dalam hal ini." bu Sarah tersenyum.

"tapi aku juga ingin merasakan masakan lainnya darimu. Walaupun resep nya sama, beda orang yang masak beda juga rasanya. Kapan-kapan bisakah kita bertemu kembali?"

Bu Sarah melanjutkan.

Paris tersenyum lalu menoleh kearah bunda. Bunda ikut tersenyum dan mengangguk.

"tentu. Jangan salahkan saya jika anda ketagihan dengan masakanku." ucap Paris percaya diri.

"aku sangat senang jika kau melakukannya."

Semuanya tersenyum.

Terpopuler

Comments

Ema Sofia

Ema Sofia

sarah pasti emaknya si theo

2021-08-04

0

mojang banten

mojang banten

lanjut

2021-05-20

0

Shin Gao

Shin Gao

klo buk sarah bkn ibu kandung paris, bearti nenek yg di dalam perut paris

2021-03-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!