Bab 3

Selli keluar dari mobilnya dengan malas kemudian berjalan kedalam rumahnya dan menjatuhkan dirinya diatas sofa yang empuk.

"ah lelah nya...." ucap Selli.

Paris keluar kamar dan berjalan menuju dapur.

"kok sampe selarut ini pulangnya?"

"iya nih... Meeting dadakan sama client baru." jawab Selli.

Paris kembali dari dapur membawa milkshake ditangan nya. Dan ikut duduk di sofa. Selli yang melihatnya langsung meminum milkshake tersebut.

"ahhh segar nya.. Kamu memang pengertian." puji Selli.

"balik jam berapa tadi?"

"jam 4 sore... Seharian aku di panti.. Oh iya tadi ada yang datang untuk mengadopsi anak panti. Aku jadi teringat dengan Ayah dan ibu saat pertama kali bertemu." curhat Paris.

"oh ya? Mereka mengadopsi anak? Bukan bayi?" tanya Selli Heran.

"iya... Makanya itu.. Berasa nostalgia.. Tau sendiri, jarang banget ada orang yang mau mengadopsi anak yang sudah besar.. Ya meskipun anak itu baru berumur 5 tahun." jawab Paris

"bener juga ya... Syukur lah kalau begitu. Setidaknya dia tidak menghabiskan masa pertumbuhannya di panti. Semoga anak-anak yang lain juga bisa mendapat keluarga baru. Meskipun kemungkinan nya kecil sih" ucap Selli

"iya... Dan keluarga baru yang baik dan menyayangi mereka." ucap Paris.

"seperti kamu." Ucap Selli..

Paris tersenyum.

"jadi kangen ayah dan ibu..."

Bisa dikatakan, Paris lagi-lagi kehilangan keluarganya.. Kedua Orang tua angkatnya sudah meninggal dunia karena faktor umur sehingga sakit-sakitan. Dulu, orang tua angkatnya mengadopsi Paris saat sudah lanjut usia. Paris juga yang merawat mereka dengan sepenuh hati.

"bagaimana kalau besok kita ziarah kemakam Om Alfaris dan tante ina? Mumpung Hari minggu kan..." ajak Selli.

"boleh.. Kamu gak lembur lagi?" tanya Paris.

"ah.. Lembur terus malah kebanyakan duit. Nanti bingung ngabisinnya." jawab Selli.

"alah, kamu sih bingungnya kalau gak ada duit." sahut Paris.

"kan ada kamu." Selli kembali menyeruput Milkshake nya.

"apa, gak ada buat kamu." ucap Paris.

....

Keesokan harinya Paris dan Selli sudah berada di makam orang tua angkat Paris. Mereka mendoakan dan membersihkan makam nya.

Setelah menyelesaikan urusan mereka di makam, mereka pun pulang..

Sesampainya dirumah, Selli mengajak Paris pergi lagi untuk mengecek persiapan pesta ulang tahun perusahaan yang di adakan dialah satu hotel mewah. Pihak perusahaan tidak tanggung-tanggung dalam menyenangkan hati para karyawan nya.

"nanti setelah dari hotel ke butik yuk!" ajak Selli yang sedang menyetir.

"boleh.. Aku Juga mau cuci mata." jawab Paris antusias.

"nanti dompet nya juga ikut kecuci." ucap Selli.

"hahaha.. Bener juga sih... Moga aku gak khilaf kayak kamu." ucap Paris...

Paris dan Selli memasuki area Hotel, tempat yang akan diadakan nya acara. Mereka berjalan menuju ruang aula hotel tersebut.

"wahhh.. Tidak kusangka kita akan berpesta dihotel ini.." ucap Paris takjub.

"itu karena pihak perusahaan memiliki 40% saham di hotel ini." ucap Selli.

"oh ya... Pak Theo memang gak salah hotel dalam menghamburkan uangnya..." ucap Paris.

Saat mereka asik berbincang sepanjang perjalanan, tiba-tiba ada yang memanggil. Membuat mereka menghentikan langkahnya.

"Paris..." panggil Daniel dengan senyum sumringahnya menghampiri Paris dan Selli.

"kamu kesini juga.... Tau gitu aku jemput kamu.."

"cihhh... Sudah berani nih..." sindir Selli. Paris hanya tersenyum.

"ssuuttttt... Gak usah berisik!" Daniel menghiraukan Selli dan kembali menatap Paris.

"kamu ternyata lebih cantik saat melepas kaca mata mu. Aku jadi gak sabar menanti mu besok."

"idihhh.... Jangan terpancing rayuannya, Ris.. Buaya darat memang gitu kalau mencari mangsa.." hasut Selli.

"ih, kamu kok gitu sih sama temen sendiri..." ucap Daniel memelas..

"teman?" Selli mendelik.

"najis! Maaf gak kenal! Yuk Ris..."

Selli dan Paris pergi begitu saja meninggal kan Daniel.

"sampai jumpa besok, Paris..." teriak Daniel.

"dasar playboy cap kucing!" ucap Selli jengkel.

"udah ah... Ayok.... Jangan biarkan dia merusak suasana..." ucap Paris menenangkan.

Memasuki area aula, terlihat kesibukan ada disana. Selli dan Paris menanamkan mata mencari-cari bos nya.

"itu, pak Theo disana." ucap Paris sambil menunjuk kearah atasannya itu.

Terlihat pak Theo yang terlihat tampan

memakai baju santai tengah memantau para pekerja yang sedang mendekor.

"lah.... Keren juga pak Theo kalau pake kaos oblong gitu... Yuk ah..." ucap Selli lalu berjalan menghampiri pak Theo.

Theo yang menyadari kehadiran dua orang gadis, menyapa duluan.

"sudah sampe ternyata.."

"iya pak baru sampai" jawab Selli.

Theo melirik ke arah Paris yang merasa tidak kenal tapi merasa pernah lihat.

"ini...." Theo menatap Paris.

Merasa pak Theo tak mengenali Paris yang tak pakai kaca mata dan takut dikira bawa orang dari luar perusahaan, Selli pun menyahut.

"ini Paris, pak... Teman dekatku. Biasanya kalau dikantor yang pakai kaca mata itu lhoo..."

Paris tersenyum..

"Oh... Gadis kuncir kuda... Maaf tak mengenalimu, kau terlihat berbeda saat tak memakai kaca mata dan menggerai rambut mu." Theo tersenyum.

"iya gapapa, pak." jawab Paris.

"oh ya Selli, berkas untuk acara ini sudah dibawa kan?" tanya Theo.

"iya pak.. Ini" Selli menyerahkan beberapa map yang dibawa nya.

"sekarang, kamu survey bagian katering ya... Sisanya biar yang lain yang mengerjakannya.." Theo menyerahkan satu map nya kepada Selli.

"iya pak." jawab Selli.

"kamu nanti bantu Selli ya.." perintah Theo pada Paris.

"baik pak." jawab Paris.

Dua gadis itu pergi meninggalkan Theo yang masih menatap kepergian mereka.

.....

Selli dan Paris menemui Chef untuk mengkonfirmasi hidangan yang akan disediakan besok. Tak lupa mereka mencicipi sample makanan yang disediakan.

" Sel, aku ketoilet bentar ya..." ucap Paris.

"oke..." jawab Selli.

Sepeninggal Paris, Selli melanjutkan pekerjaannya seorang diri. Sampai seseorang menyapa nya.

"Tante? Tante ada disini? ." panggil laki-laki itu.

Selli menoleh dan berdecak.

"kenapa bocah tengik itu ada disini sih!" gerutu Selli.

.......

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***