"Om akan tunjukan siapa dia yang sebenarnya. Kita ikuti dia!" Doni berdiri dan memasangkan helm ke Amel.
"Tidak usah, Om. Aku percaya kalau Rangga tidak akan macam-macam. Dia kan mencintaiku, tidak mungkin Rangga mengkhianati ku," jawab Amel enggan mengikuti Rangga.
Doni tak menjawab, ia menarik Amel. "Naik!"
"Aku tidak mau, jangan maksa aku dong."
"Buruan naik! Kita akan ikuti dia sebelum kita ketinggalan jejak mumpung hujannya mulai reda," desak Doni sudah menaiki motor gedenya.
Amel memberenggut kesal, iapun mengikuti perintah Doni meski hatinya menolak untuk mengikuti Rangga karena takut apa yang Doni katakan akan nyata.
Doni sudah tahu kemana Rangga akan pergi, yaitu kerumah wanitanya yang kemarin malam. Doni memberhentikan motornya dari jauh supaya tidak mencurigakan dan tidak kelihatan oleh Rangga.
"Inikan rumahnya Syifa, ngapain Rangga ke sini?" gumam Amel masih terdengar di telinga Doni.
"Kamu perhatikan apa yang akan pacar kamu lakukan di belakangmu." Doni melipatkan tangannya di dada.
Mata Amel terbelalak melihat teman beserta pacarnya saling berpelukan mesra bahkan Syifa mencium pipi Rangga.
"Mereka? tidak mungkin mereka mengkhianati ku!" ucap Amel menolak percaya.
Dan seperti biasa, Rangga akan membawa keluar pacar gelapnya. Doni kembali menyalakan motornya dan kembali mengikuti kemana Rangga pergi.
Mereka sampai di sebuah Cafe, Amel semakin penasaran dengan Rangga. Dia mengajak Doni masuk mencari tempat duduk supaya bisa memantau kekasih dan temannya.
Terlihat sekali kalau Syifa begitu ganjen sampai terus menempel dekat Rangga.
"Jangan seperti ini, Fa. Kita sedang berada di tempat umum!" Rangga sedikit risih.
"Gak pa pa, sayang. Mereka juga banyak yang seperti kita, lagian aku tidak akan membiarkan mata para wanita menatap kagum wajahmu." Jawab Syifa merangkul mesra lengan Rangga dan menyenderkan kepalanya ke pundak Rangga.
"Ya tapi tidak seintim ini juga."
"Kamu jangan menolakku Rangga, atau aku akan bilang kepada Amel kalau kita pacaran di belakangnya bahkan kita sering melakukan making out," ancam Syifa.
"Jangan, jangan, aku tidak mau Amel memutuskanku." Rangga takut akan ancaman Syifa, dia takut orang yang ia cintai pergi meninggalkannya.
Dada Amel terasa sesak mendengar pembicaraan mereka, dia terkejut dan sakit hati atas pengkhianatan kekasihnya. Dia ingin mendengar lebih jauh pembicaraan keduanya sehingga ia tetap duduk tak jauh dari meja yang di duduki Rangga membelakanginya.
"Makanya kamu nurut sama aku," kata Syifa.
"Fa, aku tak pernah mencintaimu jadi jangan kamu buat rumit hubungan ini. Kamu tahukan kalau aku sudah memiliki kekasih dan aku ingin serius padanya."
"Aku tahu tapi aku juga mencintaimu, aku memberikan apa yang kamu mau sedangkan Amel tidak kan? aku bahkan membiarkan kamu melakukan making out karena ku mencintaimu."
"Ya, itu karena kamu sendiri yang menawarkannya."
Dada Amel semakin sesak, ia sudah tak tahan lagi kemudian berdiri pergi dari sana. Doni menatap ke kedua orang itu dan kemudian mengejar Amel.
Doni mencekal tangan Amel ketika sudah ada di parkiran motor. "Jangan pergi dulu, kita selesaikan masalahnya sekarang juga."
Doni membawa Amel ke dalam pelukannya. "Menangis lah supaya hatimu tenang. Aku ada di sini untukmu."
Seketika tangis Amel pecah, ia memeluk erat tubuh Doni menenggelamkan wajahnya di dada bidang bujang lapuk itu.
"Kenapa dia tega mengkhianatiku, Om? apa salahku? selama ini aku sudah percaya dan berharap kepadanya tapi dia malah tega berkhianat."
"Apa salah kalau aku tidak memberikan apa yang seharusnya ku jaga semisal ciuman di bibir?"
Doni mengenyit heran. "Jadi dia meminta ciuman darimu dan kamu tidak memberikannya?"
Amel mengangguk sambil terisak masih dalam dekapan Doni.
"Kenapa?"
"Karena aku hanya ingin melakukannya saat sudah menikah dan aku ingin memberikannya kepada orang yang berarti dalam hidupku."
Doni menyunggingkan senyuman tipis di sudut bibirnya. "Berarti akulah orang pertama yang sudah mencium setiap wajahmu?" tanyanya usil.
Amel mendongak, seketika ia tersadar kalau Doni memang sudah mengambil kecupan pertamanya.
"Huuaaaaaa, Om jahat, Om sudah mengambil ciuman pertamaku. Dasar bujang lapuk mesum, kurang ajar, brengsekkk, aku tidak terima kamu perlakukanku seperti itu!" umpat Amel menangis meraung memukul-mukul dada Doni.
Doni membiarkan Amel memukulinya asalkan hatinya puas dan bisa melepaskan beban yang ia pikirkan. Sampai pukulannya mulai melemah dan malah memeluk Doni kembali.
"Hiks hiks hiks jahat, dia jahat, Om juga jahat, aku benci dia."
Doni memeluk erat tubuh mungil Amel yang hanya tinggi sebatas pundaknya. Dagu Doni ia tumpangan di kepala Amel sesekali mengecup pucuk kepala wanita yang ia taksir lebih dari satu tahun.
"Maafkan aku kalau aku lancang menciummu, aku hanya tergoda oleh manis manja mu dan terhipnotis oleh cantiknya wajahmu."
"Apaan sih," balas Amel menyembunyikan wajah merahnya malu di goda seperti itu.
"Rangga sudah keluar dan kita ikuti dia supaya kamu tahu lebih dalam apa yang akan mereka lakukan dan kamu putuskan hubungan mu sekarang juga!"
Amel mengurai pelukannya dan mengangguk, lalu Doni menghapus air mata Amel. Mereka kembali mengikuti Rangga sampai dimana Rangga membawa kekasih gelapnya ke sebuah tempat sepi.
Amel semakin sesak melihat kelakuan Rangga yang sedang berciuman. Dia memberanikan diri turun dari motor dan menghampiri keduanya.
Prok..prok..prok
Rangga dan Syifa terkejut ada orang dan mereka melepaskan tautannya kemudian menoleh. Matanya terbelalak semakin terkejut saja. "Amel..!"
Amel tersenyum tegar. "Selamat untuk pengkhianatan kalian, aku bersyukur tahu dari sekarang bahwa Rangga bukanlah pria yang baik padahal aku sudah bicara sama kedua orang tuaku mengenai kelanjutan hubungan kita."
"Mel, ini, aku, tidak seperti yang kamu lihat. Maaf aku, aku khilaf." Rangga ingin menggenggam tangan Amel tapi di tepis secara kasar.
Plak....
"Kamu jahat, Rangga. Aku percaya sepenuhnya sama kamu tapi kamu malah giniin aku. Kamu tega mengkhianatiku dengan temanku sendiri. Apa karena aku tidak bisa memberikan ciuman sampai kau tega menduakan aku?"
"Aku bukan dia yang mudah menyerahkan apa yang ku jaga. Ck, kau wanita murahan Syifa, kau ambil dia karena aku tidak sudi lagi dengannya." ucap Amel menatap sinis dan kecewa.
"Mel, aku hanya mencintaimu. Syifa yang selalu menggodaku dan dia yang selalu merayuku. Maafkan aku, Mel."
"Kita putus!" sentak Amel mendorong dada Rangga dan menampar Syifa sekerasnya sampai berbekas meluapkan kekesalan dan kemarahannya.
Amel berlari menaiki motor Doni dan Doni langsung menjalankan motornya.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Yani
Keputusan yang bagus Amel
2024-06-24
0
Memyr 67
𝗸𝗮𝘀𝗶𝗮𝗻 𝗮𝗺𝗲𝗹. 𝘁𝗶𝗮𝗽 𝘀𝘂𝗸𝗮 𝗺𝗮 𝗰𝗼𝘄𝗼𝗸, 𝗰𝗼𝘄𝗼𝗸𝗻𝘆𝗮 𝗱𝗶𝗿𝗲𝗯𝘂𝘁 𝗰𝗲𝘄𝗲𝗸 𝗹𝗮𝗶𝗻.
2023-09-22
0
Qaisaa Nazarudin
keren Amel,Cowok yg gak setia,di goda kek gitu aja udah berpaling,Bodoh..
2023-07-16
0