Perjanjian Ganti Rugi
Setelah menunggu beberapa saat.
Akhirnya pria itu di pindahkan keruang perawatannya.
Dan sekarang Linno bisa menjenguknya.
Linno Sai Jeno
(mengetuk pintu sedikit pelan)
Linno Sai Jeno
(memutar handle pintu kamar dengan hati_hati dan perlahan)
Pintu kamar perawat telah terbuka..
Terlihat ranjang pasien itu kosong.
Linno melangkah lebih masuk kedalam.
Linno Sai Jeno
(menoleh kearah sumber suara yg berasal dari arah belakang)
Saat Linno menoleh dan berbalik badan, maka terlihatlah seorang pria tampan yg duduk di sebuah kursi roda, dengan perban yg membalut kepalanya.
Ada juga beberapa luka memar dan goresan di wajahnya, yg bahkan sama sekali tidak mengurangi ketampanannya sedikitpun.
Linno Sai Jeno
Selamat siang, Tuan. Saya..
Kai (Kaisar Uta Yhatasi)
Bantu saya..!
(potongnya dingin)
Linno Sai Jeno
Ah..baiklah.
Setelah itu Linno pun berjalan menghampiri untuk kemudian membantu mendorongkan kursi rodanya.
Linno Sai Jeno
*Bukankah dia baru saja menjalani operasi? Lalu, kenapa dia bisa ke kamar mandi sendiri?*
(tanyanya bingung dalam hati)
Bagaimana Linno tidak bingung ketika mendapati pasien yg baru saja menjalankan operasi setelah mengalami sebuah kecelakaan, tapi bisa turun dari ranjang dan pergi ke kamar mandi sendirian.
Kepala Linno terus di penuhi banyaknya pertanyaan yg begitu membingungkan.
Sampai ia tidak memperhatikan dengan sesuatu yg ada didepan.
Kai (Kaisar Uta Yhatasi)
AAKHH...!
Ia memekik keras ketika lututnya tanpa sengaja membentur sisi ranjang.
Linno Sai Jeno
Oh..maaf, Tuan. Saya tidak..
(paniknya terpotong)
Kai (Kaisar Uta Yhatasi)
Apa kau tidak punya mata, HAH..?!!
(sentaknya marah)
Linno Sai Jeno
Maaf, Tuaaaan. Saya tidak sengaja. Lagi pula saya juga sudah meminta maaf, bukan?
(sahutnya enteng saja)
Kai (Kaisar Uta Yhatasi)
Cih..! Ringan sekali kau mengucapkan maaf.
(cibirnya)
Linno Sai Jeno
Hhhh...
(menghela nafas beratnya)
Sejujurnya, Linno juga merasa sedikit kesal pada pria yg duduk di kursi roda dihadapannya itu.
Tapi mengingat, dialah yg menyebabkan semua itu. Akhirnya Linno hanya bisa mengalah dan lebih memilih untuk menahan emosinya.
Kai (Kaisar Uta Yhatasi)
Bantu aku..!!
(serunya galak)
Linno Sai Jeno
*Cih..! Bukankah tadi bisa ke kamar mandi sendiri.? Lalu kenapa sekarang jadi semuanya harus di bantu seperti ini? Dasar menyebalkan.*
(gerutunya dalam hati)
Untung saja, kursi roda pria itu membelakanginya. Kalau tidak, pasti pria itu akan melihat bibirnya yg terus bergerak mencibirnya.
Kai (Kaisar Uta Yhatasi)
HEY...! KAU TULI..?!!!
(sarkasnya kesa)
Linno Sai Jeno
Ah..iya. Maaf.
Karna terlalu banyak menggerutu dalam hati, ia sampai tidak mendengar dan memperhatikan ucapan pria galak yg ada di depannya.
Linno Sai Jeno
(berjalan memutari kursi roda)
Linno Sai Jeno
Kemarilah..!
(mengulurkan dan menyelipkan kedua tangannya di sela ketiak Kai)
Dan ajaibnya, Kai menurut begitu saja.
Linno Sai Jeno
(mengangkat Kai dari kursi rodanya)
Kai (Kaisar Uta Yhatasi)
Aaaw..! Apa kau tidak bisa pelan_pelan..? HAH..?!!
Karna terlalu fokus untuk memindahkan Kai ke ranjang, Linno sampai lupa pada posisi tangannya yg telah tanpa sengaja menyenggol lengan Kai yg patah.
Linno Sai Jeno
Ck.. Dasar manja..!
(umpatnya lirih)
Kai (Kaisar Uta Yhatasi)
APA KAU BILANG..?!!
Tapi sayangnya umpatannya yg lirih itu masih terdengar oleh pria yg sedang di bantunya.
Linno Sai Jeno
Hhhh... Aku tidak bilang apa_apa.
(kilahnya malas sembari menghela nafasnya)
Walau rasanya ia sudah sangat kesal, tapi Linno tidak punya pilihan lain lagi.
Karna pada akhirnya, ia hanya bisa mengalah dan melakukan apapun yg pria itu katakan walau dalam hatinya ia sama sekali tak rela.
Linno Sai Jeno
Nah..Sudah..!
(ujarnya setelah mendudukkan dan menaikkan kedua kaki Kai di atas ranjang)
Ia juga telah memindahkan botol infus Kai di tiang infus yg ada disamping ranjang.
Dan setelah memastikan jika semuanya telah di lakukan dengan sesuai. Linno pun berbalik badan, hendak pergi dari sana.
Karna terlalu lama ada disana, bisa sangat berbahaya bagi jiwanya.
Linno takut, ia akan terkena tekanan batin, depresi, atau lebih parahnya lagi, ia bisa jadi gila nanti.
Kai (Kaisar Uta Yhatasi)
HEY...! APA KAU SENGAJA MEMBUATKU BEKU..?!!!
Langkah Linno kembali terhenti.
Linno Sai Jeno
(menolehkan kepala sambil nyengir kuda yg begitu terpaksa)
Linno Sai Jeno
Apakah masih ada yg perlu saya bantu, Tuan..?
Linno Sai Jeno
*Tuan muda gila dan arogant.*
(sambungnya dalam hati)
Kai (Kaisar Uta Yhatasi)
Selimuti aku..!
(serunya sambil menunjuk kaki dengan dagunya)
Linno Sai Jeno
*Oh astagaaaa.. Manusia macam apa sebenarnya dia.?*
(batin Linno yg mulai frustrasi)
Tapi lagi_lagi. Linno hanya bisa mengalah, walau dalam hati ingin sekali ia mencekik pria itu hingga mati karna saking kesalnya.
Linno Sai Jeno
(menarik selimut dan menyelimuti kaki Kai)
Linno Sai Jeno
Masih ada lagi, Tuan?
(tanyanya lagi dengan senyum yg di paksakan)
Kai (Kaisar Uta Yhatasi)
Bantalku tidak nyaman..!
(ujarnya datar dan menyebalkan)
Dan tanpa banyak bicara lagi, Linno pun langsung membenarkan posisi bantal Kai agar nyaman menyanggah kepalanya.
Linno Sai Jeno
*Huuufff.. Mimpi apa aku semalam? Sampai harus berurusan dengan pria yg begitu menyebalkan..!*
(batinnya terus menggerutu tanpa henti)
Kai (Kaisar Uta Yhatasi)
Kau boleh keluar sekarang.
(serunya datar dengan mata terpejam)
Linno Sai Jeno
Ah..baiklah..
Tak lama setelah Linno keluar, Kai meraih ponselnya yg ada di atas nakas.
Kemudian menekan salah satu nomor yg tertera di daftar panggilannya.
Tuutttt.. Tuuttt.. Tuutt...
Nada tersambung itu terdengar, dan dengan sabar Kai menunggu tanggapan dari seberang.
Kai (Kaisar Uta Yhatasi)
📱Bawa kemari semua berkas yg aku minta tadi.
Kai (Kaisar Uta Yhatasi)
(mematikan telfonnya sepihak)
Entah siapa yg baru saja di hubunginya.
Dan entah berkas apa yg baru saja di mintanya.
Tapi yg jelas, berkas_berkas itu begitu ia harapkan kedatangannya segera.
Kai (Kaisar Uta Yhatasi)
Masuk..!
(serunya dingin)
Dan muncullah seseorang yg sedari tadi kehadirannya sudah begitu ia harapkan.
Jim/Asisten Pribadi Kai
Selamat siang, Tuan.
Kai (Kaisar Uta Yhatasi)
Hem..!
Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya berkas yg ia minta sampai juga di tangannya.
Kai (Kaisar Uta Yhatasi)
Apa kau sudah membuatnya sesuai dengan perintahku..?
Jim/Asisten Pribadi Kai
Iya, Tuan. Semua perintah anda, sudah saya tuliskan disana.
Kai (Kaisar Uta Yhatasi)
Bagus..!
(ujarnya dengan seringai licik di salah satu sudut bibirnya)
Jim/Asisten Pribadi Kai
Tapi maaf, Tuan. Apakah anda yakin ingin melakukan ini.?
(tanyanya sedikit takut_takut)
Kai (Kaisar Uta Yhatasi)
Yah, tentu saja. Aku harus memberi pelajaran pada pemuda itu atas segala kerugianku.
Entah pelajaran apa yg Kai maksudkan.
Tapi melihat bagaimana ia telah mempersiapkan segalanya, sepertinya Kai benar_benar serius dengan balas dendamnya.
Dan tindakan menyebalkannya tadi, itu adalah awal permulaan dari permainannya.
Lantas bagaimana ia begitu yakin jika Linno lah pelakunya..?
Tentu saja karna sebelum mobil itu menyambar tubuhnya, Kai sempat melihat wajah si pengendara hingga akhirnya ia tertabrak dan jatuh terkapar ditanah.
Kai memang sudah menyiapkan berkas_berkas untuk menjerat pelaku penabrakan itu, untuk ia masukan kedalam jerat lingkaran hukuman. Dan saat tadi saat ia melihat pemuda itu datang ke kamarnya, seketika otak cerdasnya berputar dengan banyaknya permainan untuk mengerjainya.
Awalnya ia juga sedikit terkejut ketika mendapati seseorang masuk kedalam kamarnya. Tapi saat orang itu menoleh kepadanya, sungguh pucuk di cinta ulampun tiba.
Dan sekarang, permainan yg sesungguhnya akan segera di mulai.
Linno Sai Jeno
Selamat malam, Tuan.
Kai (Kaisar Uta Yhatasi)
(senyum miring tercetak samar di sudut bibirnya)
Jim/Asisten Pribadi Kai
Silahkan duduk, Tuan.
Linno Sai Jeno
(menoleh ke sumber suara)
Linno sedikit terkejut saat mendapati ada orang lain sedang duduk di sofa yg ada disana.
Linno Sai Jeno
Terima kasih.
(ujarnya sembari mendekat, kemudian ikut mendudukkan dirinya di sofa)
Jim/Asisten Pribadi Kai
Silahkan dibaca, Tuan.
(mengulurkan sebuah map plastik berwarna biru muda)
Linno Sai Jeno
Apa ini?
(menerima uluran berkas dengan tatapan bingung)
Jim/Asisten Pribadi Kai
Itu surat perjanjian.
Linno Sai Jeno
Perjanjian?
(ulangnya dengan mata membola penuh tanya)
Jim/Asisten Pribadi Kai
Yah, perjanjian. Anda bisa membacanya sekarang.
Dan tanpa banyak bertanya lagi, Linno langsung membuka berkas dalam map biru muda itu.
Pada bait pertama, ekspresi Linno masih terlihat biasa_biasa saja.
Linno Sai Jeno
Hah..?!
(matanya membola terkejut luar biasa)
Sedangkan tak jauh darinya, ada seorang pria yg sedang menahan senyum kemenangan di atas ranjang perawatannya.
Linno Sai Jeno
Apa_apaan ini..?
(tanyanya tak terima)
Linno Sai Jeno
Kau tidak salah, Hah..?!!!
Linno Sai Jeno
70 Triliun..?!!!
Jim/Asisten Pribadi Kai
Iya, Tuan.
Jim/Asisten Pribadi Kai
Itu adalah kerugian yg Tuan Muda alami karna insiden kecelakaan ini.
(jelasnya lugas tanpa basa_basi)
Kai (Kaisar Uta Yhatasi)
Aku kehilangan proyek besar karna kecerobohanmu.
(serobotnya sinis)
Kai (Kaisar Uta Yhatasi)
Itu bahkan tidak termasuk biaya rumah sakit selama aku menjalani perawatan disini.
(sambarnya lagi)
Linno Sai Jeno
Apakah tidak ada toleransi? Aku tidak sengaja melakukan itu. Kalaupun aku tau kau akan mengalami kerugian sebesar itu, mana mungkin aku menabrakmu.
(mencoba negosiasi)
Kai (Kaisar Uta Yhatasi)
Ooo..jadi kalau aku tidak mengalami kerugian sebesar itu, kau tidak akan menyesal karna telah menabrakku? Begitu..?!
Linno Sai Jeno
Heeeyy...bukan seperti itu maksudku..!
Kai (Kaisar Uta Yhatasi)
Ck.. Aku tidak perlu penjelasan dan pembelaan apapun darimu. Sekarang bayar saja semua kerugianku itu.
Linno Sai Jeno
Oh Ayolaaaah...itu terlalu besar bagiku. Bagaimana kalau 500 juta saja..?
Kai (Kaisar Uta Yhatasi)
Baiklah...!
Linno Sai Jeno
Woaaaa.. Benarkah?
(matanya seketika berbinar senang dan lega)
Kai (Kaisar Uta Yhatasi)
Jim.. Penjarakan dia..!
(serunya tegas)
Linno Sai Jeno
(terkejut dengan mata membola)
Jim/Asisten Pribadi Kai
Baik, Tuan.
(sahutnya seraya bangkit dari sofa)
Linno Sai Jeno
Hey..? Hey..? Kau tega sekali padaku.
(mulai panik)
Kai (Kaisar Uta Yhatasi)
Apa peduliku..! Bayar saja semua kerugianku itu, atau kau akan membusuk di penjara dengan tuduhan pelenyapan yg sengaja.
Linno Sai Jeno
YAKHHH..! APA KAU GILA..?!!
(bangkit dari sofa sambil berteriak tak terima)
Kai (Kaisar Uta Yhatasi)
Jim...
Jim/Asisten Pribadi Kai
Iya, Tuan..
Kedua orang itu benar_benar kompak dalam menyudutkan seseorang.
Linno Sai Jeno
Aisssshh... Baiklah..! Baiklah..!
(mengacak rambutnya frustrasi dan putus asa)
Sekarang Linno bagai makan buah simalakama.
Mundur, maka ia akan masuk penjara.
Maju, ia sendiri tidak mempunyai uang sebanyak itu untuk membayar kerugiannya.
Ia memang memiliki kekasih yg kaya raya, tapi ia tidak mungkin meminta uang sebanyak itu kepada kekasihnya.
70 Triliun bukanlah uang yg sedikit jumlahnya. Dan tidak mungkin ia meminta uang sebanyak itu kepada Sora.
Sedangkan uang yg ada di dalam rekening pribadinya, hanya 500juta. Dan itupun uang yg ia kumpulkan dari pemberian Sora serta mantan_mantan kekasihnya.
Linno Sai Jeno
*AAAAAARRRGHHHHH...*
(batinnya berteriak frustrasi)
Kai (Kaisar Uta Yhatasi)
*Kau akan masuk kedalam perangkapku setelah ini.*
(tertawa menang dalam hatinya)
Entah kenapa hati Kai begitu senang ketika melihat Linno yg frustrasi sendiri seperti ini.
Kai (Kaisar Uta Yhatasi)
Sepertinya, dia akan membuat hariku lebih menyenangkan lagi. Ck..ck..pemuda yg malang. Hahhahaha...
(ujarnya lagi masih dalam hati)
Kai tidak tau perasaan apa yg ia rasakan saat ini.
Tapi sejak melihat dan mengerjai Linno tadi. Ada perasaan aneh yg timbul didalam hati.
Ia merasa, seperti semangat hidupnya kini telah kembali lagi.
Comments
Zizi Sahputri
GAK GAK GAK JANGAN JADI GAY DONG KU MOHON JANGAN GAY LAH HIKS 😭😭😂😂
2022-08-06
3