Sebuah Insiden
Linno Sai Jeno
Oh.. Shitt..!
(umpatnya terkejut)
Linno yg tadi malam harus melayani Sora sampai beberapa kali ronde permainan, akhirnya harus terbangun kesiangan karna memang mereka menghabiskan tenaga mereka sampai pagi hampir menjelang.
Sora (Hanaka Sora Machi)
Ngghh...
(melenguh dan menggeli4t kecil)
Linno Sai Jeno
(menyingkap selimut dan bergegas turun dari ranjang)
Sora (Hanaka Sora Machi)
Baby..?
(panggilnya serak khas bangun tidur)
Pergerakan diranjang membuat Sora yg tadi masih lelap akhirnya terbangun.
Dengan mata yg masih berat, Sora pun mendudukkan dirinya sembari menahan selimut untuk menutupi di bagian dadanya.
Sora (Hanaka Sora Machi)
Ada apa, Beib..?
Linno Sai Jeno
Aku ada kuliah pagi.
(sahutnya yg kemudian menghilang di balik pintu kamar mandi)
Sora (Hanaka Sora Machi)
Dia kesiangan lagi..
(gumamnya seraya mengulvm senyum)
Tidak perlu menunggu lama, Linno pun telah keluar dari kamar mandi dengan tubuh dan rambutnya yg masih setengah basah.
Linno Sai Jeno
Apa kau bisa pulang sendiri? Aku sudah benar_benar terlambat sekarang.
(ujarnya sambil mengenakan pakaiannya dengan terburu_buru)
Sora (Hanaka Sora Machi)
Yah, tentu saja.
(jawabnya lugas sembari turun dari ranjang)
Sora (Hanaka Sora Machi)
(berjalan perlahan menghampiri Linno dalam keadaan yg masih tel4njang)
Sora (Hanaka Sora Machi)
(memeluk Linno dari belakang)
Linno Sai Jeno
(sibuk mengancingkan kemeja putihnya)
Sora (Hanaka Sora Machi)
Aku akan mentransfer uang untukmu.
(menempelkan pipinya di punggung Linno)
Linno Sai Jeno
Tidak perlu, Sayang. Uang darimu kemarin juga belum ku pakai.
(menyisir rambutnya sambil berkaca)
Linno terus melanjutkan aktivitasnya tanpa memperdulikan Sora yg terus bergelayut manja di punggungnya.
Walau sebenarnya ia sedikit risih karna Sora terus memeluk perutnya dan itu sangat mengganggu aktivitasnya, tapi tetap saja Linno membiarkannya.
Karna ia tidak ingin menyinggung perasaan Sora, jika ia terang_terangan menolak dan menepis pelukannya.
Sora (Hanaka Sora Machi)
Kau simpan saja. Siapa tau nanti kau membutuhkannya. Hmm?
Linno Sai Jeno
Baiklah, jika kau memaksa.
(sahutnya sembari melepaskan pelukan Sora dengan perlahan)
Linno Sai Jeno
Tapi itu bukan berarti aku menjajakan kepu4san padamu. Oke?
(imbuhnya sambil mengusak gemas rambut kepala Sora)
Sora (Hanaka Sora Machi)
Iya, aku tau.
(tersenyum senang)
Linno Sai Jeno
Baiklah, aku pergi dulu. Cepatlah mandi dan segera pulang.
(mengusap pipi Sora dengan ibu jarinya)
Linno Sai Jeno
Tidak baik wanita cantik sepertimu berada di hotel sendirian.
(tambahnya kemudian)
Sora (Hanaka Sora Machi)
Apa kau cemburu?
(mengalungkan kedua tangannya di leher Linno dengan manja)
Bahkan wanita itu sama sekali tidak merasa canggung tampil tel4njang di hadapan kekasihnya.
Linno Sai Jeno
Emm....
(pura_pura berfikir keras)
Sora (Hanaka Sora Machi)
Ck.. Kau selalu saja seperti itu.
(melepas kalungan tangannya dengan kesal)
Sejujurnya, Sora memang sedikit kesal.
Pasalnya selama hampir satu tahun berpacaran, Linno sama sekali tidak pernah menunjukkan rasa cemburu padanya.
Bahkan saat ia terlihat sedang berdua dengan pria lain, Linno tampak biasa_biasa saja. Seolah tidak terjadi apa_apa.
Padahal sebagai kekasih, ia ingin melihat Linno cemburu padanya untuk sesekali.
Bukankah cemburu tanda cinta..?
Lalu kenapa Linno tidak pernah menaruh rasa cemburu padanya?
Apakah Linno benar_benar mencintainya?
Yah, begitulah kira_kira yg selama ini Sora rasa.
Linno Sai Jeno
Oh, ayolah Sayaaang. Kau tidak perlu menungguku cemburu hanya untuk mengetahui rasa cintaku padamu.
(memeluk perut Sora dari belakang)
Linno Sai Jeno
Mmuach..
(mengecup bahu Sora yg terbuka)
Ia tau benar, apa yg wanita tiga tahun lebih dewasa darinya itu inginkan.
Dan sekarang ia sedang merajuk karna tidak mendapatkan apa ingin ia dengarkan.
Linno Sai Jeno
Aku bukannya tidak pernah cemburu. Aku pernah..!
(ujarnya dengan menempatkan dagunya di atas bahu Sora)
Sora (Hanaka Sora Machi)
Kau bohong.
(sahutnya masih merajuk)
Linno Sai Jeno
Sungguh..! Tapi rasa percayaku padaku, selalu menjadi obat untuk meredam rasa cemburuku itu.
Sora (Hanaka Sora Machi)
Benarkah?
Linno Sai Jeno
Yah, tentu saja..!
Mungkin Linno bukan buaya, tapi lebih dari itu. Ia adalah pawangnya buaya.
Linno tidak hanya pandai menaklukan hati banyak wanita. Tapi ia juga mampu mengendalikan perasaan wanitanya.
Terbukti, sekarang Sora sudah luluh pada mulut manisnya.
Katakanlah ia seorang pria brengsek, tapi bukankah membahagiakan hati wanita itu sebagian dari kebaikan yg harus selalu ia jaga.
Ah..padahal itu hanya dalihnya saja.
Linno Sai Jeno
Baiklah. Apakah aku bisa berangkat sekarang?
(tanyanya sebelum melepaskan pelukan)
Sora (Hanaka Sora Machi)
Ah..maaf. Aku lupa.😄
(tersipu malu sekaligus senang)
Linno Sai Jeno
(melepaskan pelukannya perlahan)
Sora (Hanaka Sora Machi)
(berbalik badan)
Sora (Hanaka Sora Machi)
Hati_hati di jalan.
(ujarnya sembari merapikan kerah kemeja yg Linno kenakan)
Sebenarnya dari segi apapun, Sora adalah wanita idaman.
Tidak hanya cantik menawan. Ia juga mapan dan begitu perhatian.
Tapi sayangnya, ia salah menjatuhkan pilihan.
Linno Sai Jeno
Mmmuach...
(mengecup bibir Sora sekilas)
Linno Sai Jeno
Bye..
(ujarnya seraya mengusap pipi Sora lembut)
Setelah itu, Linno pun berlalu. Meninggalkan Sora sendiri di hotel yg telah menjadi tempat pergulatannya malam tadi itu.
Sora (Hanaka Sora Machi)
Aku sangat mencintaimu, Baby..
(gumam Sora menatap bayangan punggung Linno yg telah berlalu pergi)
Sebenarnya Sora tau jika Linno belum mencintainya dengan sepenuh hati. Tapi ia tak peduli.
Bagi Sora, asalkan Linno tidak pergi meninggalkannya. Itu sudah lebih dari cukup baginya.
Ia akan terus memanjakan pacar brondongnya itu, agar pemuda itu tak bisa menjauh.
Sora (Hanaka Sora Machi)
(meraih ponselnya yg tergeletak di atas nakas)
Sora (Hanaka Sora Machi)
(mengetik sesuatu di layar ponsel pintarnya)
Satu pesan notifikasi masuk beberapa detik setelahnya.
Sora (Hanaka Sora Machi)
(tersenyum lebar menatap layar ponselnya)
Linno Sai Jeno
(meraih ponsel yg ia letakkan di atas dashboard mobil sport hitamnya)
Linno Sai Jeno
50 juta?
(gumamnya dengan mata berbinar)
Rupanya itu adalah pesan notifikasi, yg memberitahukan bahwa ada sejumlah uang yg masuk kedalam rekening pribadinya.
Dan siapa lagi yg telah mentransfernya, kalau bukan Sora.
Linno Sai Jeno
Hari yg indah, Linnoooo... YUHUUUUU....
(serunya bersemangat sembari menginjak pedal gas lebih dalam)
Linno Sai Jeno
Mari kita bersenang_senang.. Hhahahaha...
Tidak ada kebahagiaan yg lebih besar dari pada uang. Yah, begitulah Linno.
Pemuda tampan yg matre dan mata duitan. Tapi tetap saja, ia tidak ingin terlihat murahan hanya untuk mendapatkan uang.
Walaupun caranya salah tetapi ia selalu melakukannya dengan cara yg lebih elegant.
Linno Sai Jeno
Tidak percuma aku harus bangun kesiangan. Ck.. Kau memang beruntung, Linno..!
Sekarang ia tak lagi mencemaskan kelasnya yg mungkin akan terlambat pagi ini. Karna tumpukan uang yg ada di rekeningnya saat ini, itu jauh lebih menarik di bandingkan dengan apapun di dunia.
Bahkan kalaupun ia harus tertinggal satu mata pelajaran, rasanya ia akan rela_rela saja.
Lagi pula, tanpa belajarpun ia sudah cerdas dari sananya.
Linno Sai Jeno
AWAAAASSS...!!!
Mobil Linno menabrak seorang pengguna jalan sebelum akhirnya berakhir dengan menabrak pembatas jalan.
Linno Sai Jeno
Hah.. Hah.. Hah..
(ngos_ngosan)
Linno Sai Jeno
(perlahan mengangkat kepala yg sempat membentur stir mobilnya)
Terlihat ada sedikit luka robek di kening sebelah kanannya.
Linno Sai Jeno
Shitt...!
(umpatnya kesal)
Linno menatap kesal noda darah yg ada di ujung jarinya, setelah ia menyentuh luka yg terasa perih di kening kanannya
Kemudian ia teringat pada seseorang yg baru saja di tabraknya.
Linno Sai Jeno
(keluar dari mobilnya)
Linno Sai Jeno
Sial..!!!
(matanya terbelalak lebar)
Ia begitu terkejut ketika melihat seseorang terkapar di jalanan.
Linno Sai Jeno
(berlari menghampiri)
Linno Sai Jeno
(jantungnya berdebar penuh kekhawatiran)
Bagaimana tidak takut dan khawatir, jika ada seseorang yg terkapar penuh darah di hadapannya.
Apalagi, jelas_jelas dialah yg telah menabraknya.
Linno Sai Jeno
Tuan..? Tuan..? Bangun, Tuan..?
(menepuk_nepuk pipi korbannya)
Linno Sai Jeno
Ck..!
(decaknya frustrasi)
Dan tanpa banyak basa_basi lagi, Linno mendudukkan pria berlumur darah itu kemudian memapahnya dengan sedikit susah payah kearah mobilnya.
Dan setelah memasukkan si korban kedalam mobilnya, Linno bergegas membawa pria itu kerumah sakit terdekat.
Linno Sai Jeno
Ayolah, Linnooo.. Kau benar_benar tidak beruntung sekarang.
(umpatnya kesal dan frustrasi sendiri)
Secepat mungkin Linno mengendarai mobilnya untuk membawa pria asing itu pergi dari sana. Dan untunglah, mesin mobilnya tidak mengalami kerusakan setelah menabrak pembatas jalan.
Hanya bagian depannya yg saja yg mengalami sedikit kerusakan, tapi yg terpenting adalah mobil itu masih bisa di hidupkan untuk menyelamatkan si korban dari ambang kematian.
Ia memang pemuda brengsek. Tapi untuk urusan kemanusiaan, Linno tetap sadar jika ia memang mempunyai kewajiban.
Dan setelah sampai di rumah sakit, pria asing itupun langsung mendapatkan penanganan dan perawatan yg tepat.
Linno Sai Jeno
(menunggu dengan cemas dan was_was)
Linno sedikit menyesali perbuatannya. Karna ternyata kebahagiaannya yg hanya beberapa saat saja, kini telah membuat orang lain celaka.
Bahkan uang 50 juta yg baru saja ia terima, mungkin tidak akan mampu menyelamatkannya jika korban kecelakaan itu sampai kehilangan nyawanya.
Pintu ruang operasi terbuka.
Linno Sai Jeno
(menoleh kearah pintu)
Dokter
Keluarga pasien..!
(serunya)
Linno Sai Jeno
Saya Dok..!
(menghampir Dokter)
Linno Sai Jeno
Bagaimana kondisinya, Dokter?
(tanyanya penuh dengan kecemasan yg begitu kentara)
Dokter
Ah..begini..
(menjeda ucapannya sejenak)
Dokter
Pasien mengalami patah tulang yg cukup parah di bagian lengan kanannya.
Dokter
Ada bagian tulang yg mengalami keretakan yg cukup serius disana, dan kami sudah melakukan prosedur pembedahan untuk mengatasi masalah tersebut. Tapi..
(kembali menjeda penuturannya)
Linno Sai Jeno
Tapi apa, Dok?
Dokter
Pasien akan mengalami kelumpuhan sementara dibagian tangan kanannya.
Dokter
Iya, Tuan. Tapi anda tenang saja, kelumpuhan itu hanya bersifat sementara. Dan walaupun membutuhkan waktu yg cukup lama, tapi kondisi tangannya akan kembali seperti semula jika ia mendapatkan terapi dan penanganan yg tepat.
Linno Sai Jeno
Lalu bagaimana dengan luka yg lainnya, Dokter?
(tanyanya cemas)
Linno masih begitu takut tentang kondisi pria asing itu, karna mengingat begitu banyaknya darah yg berlumuran di bagian kepalanya.
Bahkan ia yakin, jika darah pria itu juga ikut mengotori jok mobil mewahnya.
Dokter
Luka yg lainnya tidak begitu serius.
Dokter
Hanya terdapat beberapa luka robekan di bagian kepala, dan di beberapa bagian tubuh lainnya. Tapi anda tenang saja, karna semua itu tidak perlu di khawatirkan.
Dokter
Dan sebentar lagi, pasien sudah bisa kami pindahkan ke ruang perawatan.
Linno Sai Jeno
Fyuuuhh... Syukurlah..
(membuang nafasnya lega)
Dokter
Kalau begitu saya permisi dulu.
Linno Sai Jeno
Ah..iya. Terima kasih, Dokter.
(membungkuk sekilas)
Dan setelah itu dokter pun pergi meninggalkan Linno yg masih mematung disana.
Walau sudah mendapatkan penjelasan dari dokter. Tapi sejujurnya ia masih belum bisa benar_benar merasa tenang, sebelum ia melihat sendiri bagaimana keadaan orang yg saat ini masih berada didalam.
Ingin sekali ia masuk keruang operasi untuk melihat keadaannya. Tapi apa daya, kenyataannya ia hanya bisa menunggu di luar sampai orang itu di pindahkan keruang perawatan.
Comments